Meskipun sama-sama merupakan cryptocurrency, Bitcoin berbeda dari Dogecoin. Pasalnya, Bitcoin adalah cryptocurrency pertama yang diterbitkan di dunia pada tahun 2009 dan terus menjadi market leader hingga kini. Di sisi lain, Dogecoin atau doge adalah meme coin yang terbit pertama kali pada tahun 2013 dan mulai merangkak naik akibat promosi dari Elon Musk.
Lantas, manakah yang lebih baik di antara keduanya? Bitcoin atau Dogecoin? Simak ulasannya berikut ini:
Apa itu Bitcoin?
Bitcoin atau BTC adalah mata uang kripto yang pertama kali diterbitkan. BTC diterbitkan pada tahun 2009 oleh seseorang dengan pseudonym Satoshi Nakamoto yang hingga kini masih misteri. Bitcoin ini menawarkan inovasi teknologi di bidang keuangan menggunakan teknologi blockchain.
Dengan menggunakan mata uang yang satu ini, seseorang dapat melakukan transaksi keuangan dengan tanpa pengawasan Bank Sentral, biaya yang lebih murah dan metode yang lebih efektif karena penerbitannya dilakukan secara terdesentralisasi. Akibat inovasinya yang menjanjikan ini, popularitas BTC naik dengan cepat dan mendorong adanya mata uang serupa untuk terbit. Salah satu diantaranya adalah Dogecoin.
Sebagai aset kripto dengan popularitas terbesar di dunia, kini Bitcoin dapat diperoleh tidak hanya dengan menambang, tetapi juga dengan cara lain, seperti membelinya di crypto exchange, mendapatkannya sebagai hadiah atau hasil penjualan game dan berbagai cara lainnya.
Apa itu Dogecoin?
Dogecoin adalah meme coin yang diterbitkan oleh Billy Markus dan Jackson Palmer pada tahun 2013. Aset ini awalnya diciptakan sebagai sarkasme dan ejekan terhadap spekulasi di pasar cryptocurrency pada waktu itu. Boleh dibilang bahwasanya Dogecoin adalah meme coin pertama di dunia.
Namun, seiring adanya promo dari Elon Musk dan adanya short squeeze di pasar saham Gamestop pada tahun 2021, harga DOGE naik hingga 800% dan menjadi meme coin dengan kapitalisasi pasar terbesar.
Seiring dengan peningkatan popularitas ini pulalah DOGE kini banyak diperdagangkan di crypto exchange dan banyak digunakan untuk pembelian dan perdagangan produk-produk crypto lainnya.
Perbedaan Bitcoin dan Dogecoin
1. Supply limit
Perbedaan pertama antara Bitcoin dan Dogecoin terletak pada jumlah koin yang bisa ditambang dan bisa beredar di pasaran. Dalam hal ini, maksimal jumlah supply BTC adalah sebesar 21 juta unit. Dari jumlah ini, sudah ada sekitar 19,12 juta unit bitcoin yang ada di pasaran.
Hal ini berarti jika jumlah BTC yang sudah ditambang mencapai 21 juta, maka trader tidak bisa menambang aset ini lagi dan hanya bisa membelinya di crypto exchange. Sementara DOGE tidak memiliki batas maksimum jumlah coin yang bisa ditambang dan beredar di pasaran.
Supply limit ini penting bagi trader dan investor aset kripto. Pasalnya, adanya supply limit akan berpengaruh terhadap harga aset. Sederhananya, semakin susah sebuah aset crypto diperoleh, maka semakin besar pula kemungkinan harga aset tersebut untuk naik.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa alasan pengembang Doge tidak membatasi jumlah unitnya adalah karena mereka memang ingin supaya harga aset tersebut tidak bisa naik terlalu banyak. Meskipun demikian, risikonya adalah trader kemungkinan juga tidak akan mendapatkan keuntungan banyak dari instrumen ini (khususnya untuk jangka panjang).
2. Proses dan keuntungan penambangan
Seiring dengan perbedaan Doge dan BTC pada jumlah supply limit-nya, pengembang kedua aset crypto ini juga menawarkan proses dan keuntungan penambangan yang berbeda. Menurut geekforgeek.org, berikut ini beberapa perbedaan proses dan keuntungan mining Bitcoin vs Dogecoin:
Bitcoin:
- Memerlukan waktu konfirmasi pembukaan blok baru hingga 10 menit.
- Miner yang bisa membuka blok baru akan mendapatkan keuntungan (reward) sebesar 6,25 BTC. Jumlah ini diperkirakan akan terus berkurang seiring dengan program Bitcoin Halving.
- BTC menggunakan algoritma SHA-256 yang notabene susah dipecahkan dan membutuhkan tenaga yang lebih kuat.
Dogecoin:
- Memerlukan waktu konfirmasi pembukaan blok baru hingga 11 menit.
- Miner yang bisa membuka blok baru akan mendapatkan keuntungan (reward) sebesar 10.000 Doge.
- Algoritma untuk mining Doge relatif lebih mudah dan membutuhkan hash rate yang lebih rendah dibandingkan dengan BTC.
3. Keamanan
Dogecoin dikembangkan oleh pengembang yang bersifat sukarela, sehingga teknologinya relatif jarang diperbaharui. Sebelum Dogecoin Core version 1.14.6 dirilis pada Agustus lalu, pembaharuan terakhir koin ini terjadi pada November 2021.
Akibatnya, tingkat keamanan DOGE cenderung lebih rendah dibandingkan dengan BTC. Menurut geekforgeek.org, transaksi dalam Bitcoin bersifat publik, sehingga trader akan kesulitan untuk membuat BTC palsu atau membelanjakan BTC yang buka miliknya.
4. Distribusi aset
Distribusi aset adalah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh trader dan investor. Pasalnya, semakin terpusat distribusi sebuah aset kepada satu atau beberapa orang, maka semakin besar pula kekuatan orang-orang tersebut untuk mempengaruhi pergerakan harga.
Dalam kasus ini, distribusi BTC lebih merata dibandingkan dengan DOGE. Sebab, hingga Juni 2022, 97 alamat (trader atau investor) Bitcoin hanya menguasai 14.15% dari seluruh jumlah BTC yang beredar di pasaran.
Di sisi lain,Per September 2022 ada 9 trader yang memiliki DOGE lebih dari 1%. Bahkan ada 1 pengguna yang memiliki 21,96% jumlah DOGE yang beredar di pasaran (Coincarp). Ini artinya, apapun yang dilakukan oleh 1 orang tersebut akan mempengaruhi harga DOGE di pasaran.
Lebih Baik Bitcoin atau Dogecoin?
Terdapat beberapa faktor yang harus Anda perhatikan saat memutuskan untuk pilih Dogecoin atau Bitcoin. Beberapa faktor tersebut adalah:
- Harga. Sejauh ini Bitcoin masih merupakan aset crypto termahal di dunia.
- Potensi keuntungan jangka pendek dan jangka panjang. Menurut hemat penulis, dengan supply yang tidak terbatas, potensi jangka panjang DOGE cenderung lebih tidak pasti dibandingkan dengan BTC. Tapi dengan adanya batasan supply dan Bitcoin Halving, ada kemungkinan jika harga BTC akan naik di masa depan.
- Tingkat keamanan.
- Penggunaan. Secara teoritis, apabila sebuah aset crypto banyak digunakan dalam transaksi sehari-hari, maka semakin mapan pula kondisi ekonomi aset tersebut.
- Kualitas pengembang.
- Proyek yang dikerjakan.
- Distribusi aset. Seperti yang tertulis di atas, semakin terpusat kepemilikan sebuah aset, maka semakin kuat pula pengaruh pemilik aset tersebut terhadap pergerakan harga.
Dari pembatasan di atas setidaknya dapat disimpulkan bahwa risiko investasi dan trading pada Dogecoin relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Bitcoin. Hal ini karena tingkat keamanan, penggunaan, supply dan distribusi Dogecoin lebih riskan terhadap ketidakpastian dibandingkan dengan BTC.