Saat ini banyak fasilitas pembayaran yang dikeluarkan oleh perbankan. Salah satunya adalah kartu kredit. Berbeda dengan pinjaman UMKM dan sejenisnya, kartu kredit diberikan oleh bank kepada nasabah tertentu yang dinilai layak memilikinya. Di satu sisi, nasabah bisa menggunakan kartu itu untuk membayar apapun yang dia inginkan.
Umumnya, kartu kredit digunakan untuk membayar barang-barang konsumtif entah itu baju, sepatu, makanan dan lain-lain. Namun kini, banyak perusahaan broker trading dan investasi yang menyediakan kartu kredit sebagai opsi setor deposito atau pencairan dana investasi.
Cara Memanfaatkan Kartu Kredit Untuk Investasi
Investasi menggunakan dana dari kartu kredit memang bukan hal yang ilegal. Akan tetapi karena pada dasarnya uang dari kartu kredit sama halnya dengan uang pinjaman, maka perlu kehati hatian yang lebih sebelum menggunakan dana dari sumber ini untuk investasi.
Berikut ini 5 cara memanfaatkan kartu kredit untuk investasi.
1. Pilih instrumen yang memiliki potensi keuntungan lebih besar daripada bunga kartu kredit
Saat berinvestasi, tentu yang Anda harapkan adalah mendapatkan return atau keuntungan yang tinggi sedangkan saat meminjam dana dari kartu kredit, pastinya Anda cari kredit dengan biaya bunga terendah.
Ini karena Anda secara tidak langsung menganggap bahwa return investasi adalah profit sementara bunga pinjaman adalah biaya. Tentu tidak akan menyenangkan rasanya jika return investasi Anda sama dengan tingkat suku bunga pinjaman. Karena itu artinya jumlah profit yang diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan.
Oleh sebab itu pastikan ketika Anda memutuskan berinvestasi menggunakan kartu kredit, Anda tahu bahwa potensi keuntungan investasi yang Anda lakukan lebih tinggi daripada suku bunga kartu tersebut.
2. Hitung dengan cermat potensi keuntungan dan biaya
Komponen biaya kartu kredit tentu berbeda dengan kartu ATM. Misalnya, suku bunga kartu kredit cenderung lebih tinggi 1% dibandingkan bunga kredit lainnya atau jika Anda menarik dana kartu kredit menggunakan mesin ATM, Anda akan dikenakan dana tambahan.
Belum lagi ada biaya administrasi yang harus Anda bayarkan saat Anda mencairkan keuntungan investasi atau membayar deposito investasi menggunakan kartu kredit.
Umumnya masing-masing perusahaan broker menentukan kebijakan yang berbeda mengenai biaya-biaya administrasi seperti ini. Tentu biaya tersembunyi seperti ini harus dipertimbangkan lebih lanjut agar keuntungan investasi Anda benar-benar sudah keuntungan bersih.
3. Gunakan kartu kredit untuk berinvestasi pada instrumen yang benar-benar Anda ketahui saja
Salah satu jurus investasi sukses ala Warren Buffett adalah berinvestasi pada industri yang sudah benar-benar dipahami luar dalam. Logikanya adalah apabila investasi menggunakan uang dingin saja harus diarahkan ke perusahaan yang telah kita analisis secara mendalam, apalagi jika berinvestasi menggunakan uang panas seperti dana pinjaman?
Hal ini karena apabila mengalami kerugian, investor yang menggunakan dana dingin seperti dana tabungan untuk berinvestasi masih aman karena dia hanya rugi dan tidak perlu mengembalikan dana pinjaman. Lain halnya dengan investasi menggunakan kartu kredit. Jika gagal, Anda masih tetap harus membayar utang kredit beserta bunganya.
4. Bayar tagihan kartu kredit tepat waktu dan lebih dari batas minimum
Anda dapat menggunakan kartu kredit untuk membayar keperluan apapun, termasuk untuk investasi. Namun, pastikan Anda tidak pernah telat bayar tagihan kartu kredit Anda.
Seorang ahli investasi menyebutkan bahwa keuntungan investasi (terutama investasi jangka panjang) itu tidak pasti, sementara biaya bunga pinjaman adalah hal yang pasti. Oleh sebab itu, bayar tagihan kartu kredit Anda tepat waktu dan lebih dari batas minimum supaya hutang Anda tidak menumpuk.
Ingat juga bahwasanya besaran bunga tagihan kredit bulanan bisa jadi lebih besar daripada return investasi bulanan yang Anda peroleh. Jadi, semakin cepat Anda melunasi tagihan kartu kredit beserta bunganya, maka semakin aman investasi Anda.
5. Pahami risiko menggunakan kartu kredit untuk investasi
Banyak ahli keuangan menyebutkan bahwa menggunakan utang dalam bentuk apapun untuk berinvestasi di pasar modal dan pasar uang bukanlah tindakan yang bijak. Sebab, biaya tagihan dana pinjaman adalah hal yang pasti harus dibayar sementara investasi belum tentu akan menguntungkan.
Kalaupun menguntungkan, biasanya keuntungan investasi baru benar-benar tampak setelah sekian tahun sementara tagihan pinjaman terutama kredit akan muncul setiap bulan. Maka dari itu, sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan kartu kredit sebagai investasi, pelajari terlebih dahulu apa saja risikonya.
Risiko Memakai Kartu Kredit Untuk Investasi
Meskipun memiliki potensi keuntungan yang tinggi, bukan berarti menggunakan kartu kredit untuk investasi bebas dari risiko.
1. Risiko Gagal Bayar
Investasi dalam bentuk apapun itu, entah itu investasi di pasar modal maupun investasi dengan membuka bisnis baru pasti menghadapi risiko kegagalan. Setidaknya, jika Anda membuka bisnis atau membeli saham menggunakan uang tabungan Anda sendiri, ketika gagal Anda tidak memiliki kewajiban untuk membayar hutang.
Lain ceritanya jika Anda memakai dana pinjaman untuk berinvestasi. Saat gagal, Anda masih harus menanggung utang baik itu kepada bank maupun kepada saudara Anda.
Skenario terburuknya adalah, jika Anda gagal bayar utang kartu kredit ini bisa jadi aset Anda akan disita oleh bank dan skor kredit Anda akan memburuk.
2. Skor Kredit Buruk
Perlu diingat bahwasanya Bank Indonesia dan OJK memiliki riwayat pengajuan pinjaman perbankan setiap Warga Negara Indonesia. Semakin rajin seorang warga membayar dan melunasi kredit, maka semakin baik pula skor kredit warga tersebut. Akibatnya, jika dia mengajukan kredit lagi, prosesnya akan lebih mudah.
Begitupun sebaliknya. Jika riwayat kredit seorang warga buruk, maka semakin susah pula proses penerimaan kredit yang diajukan warga tersebut setelahnya. Bahkan jika warga itu mengajukan kredit untuk hal-hal krusial seperti rumah dan lain-lain.
Maka dari itu, ketika menggunakan fasilitas kartu kredit untuk keperluan apapun pastikan Anda bisa membayarnya secepatnya. Dengan demikian, ketika Anda mengajukan pinjaman lain setelahnya, proses penerimaan kredit Anda bisa lebih cepat.
3. Risiko Kerugian Yang Lebih Besar
Anggap saja Anda meminjam uang sebesar 5 juta rupiah dengan tingkat bunga bulanan 5% untuk berinvestasi. Ketika pada bulan pertama investasi tersebut gagal, jumlah yang harus Anda bayarkan ke bank bukan lagi 5 juta rupiah tetapi 5.250.000 rupiah.
Jumlah ini pastinya akan bertambah jika durasi pinjaman Anda lebih dari 1 bulan atau Anda telat bayar tagihan kartu kredit. Jadi, kerugian berinvestasi menggunakan kredit apapun akan tetap lebih tinggi dibanding berinvestasi menggunakan dana tabungan pribadi.
Sebagai ganti kartu kredit, Anda bisa memilih instrumen yang cocok dengan kondisi keuangan Anda atau coba mempelajari sistem leveraging yang ditawarkan oleh perusahaan sekuritas ketika Anda melakukan trading. Sistem leverage ini memungkinkan Anda untuk membeli lebih banyak saham tanpa harus memiliki deposito yang mencukupi. Akan tetapi, sekali lagi semakin besar keuntungan, maka semakin besar pula risiko (high risk high return). Berinvestasi menggunakan kartu kredit tidak hanya berpotensi mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi, tetapi juga bisa mendatangkan kerugian yang lebih tinggi pula.