Lompat ke konten
Daftar Isi

High Risk High Return dalam Investasi

high risk low risk

Perbandingan antara risiko dan potensi keuntungan merupakan hal yang menjadi pertimbangan penting bagi investor. Dalam investasi, Anda tentu ingin mendapat keuntungan setinggi-tingginya dengan risiko serendah mungkin. Namun, banyak aset yang terklasifikasi dalam kategori high risk high return. Apa maksudnya? Simak penjelasan lengkapnya di artikel ini.

Pengertian High Risk High Return

High risk high return adalah jenis investasi yang memiliki risiko besar namun memiliki potensi keuntungan besar. Dalam strategi ini, keuntungan yang tinggi dikejar dengan mengambil risiko yang tinggi pula.

Prinsip utamanya, high risk high return merupakan pedang bermata dua bagi investor.

Dalam dunia investasi, ada berbagai instrumen yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Karena berkaitan erat dengan tujuan jangka panjang, Anda harus memilih instrumen investasi yang tepat. Hal ini karena setiap instrumen memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tentu saja Anda disarankan memilih instrumen dengan risiko rendah jika masih awam dalam dunia ini.

Perbedaan antara satu instrumen dengan instrumen lain adalah tingkat risiko investasi yang akan dihadapi. Teorinya, investasi dengan risiko yang rendah (low risk) memiliki tingkat pengembalian yang rendah juga (low return). Di sisi lain, investasi dengan risiko tinggi juga mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi atau kerap disebut dengan istilah high risk high return.

Ciri-ciri investasi high risk high return adalah memiliki volatilitas yang tinggi, bukan aset yang sudah mapan, serta banyak dibeli oleh spekulator.

Prinsip ini bisa Anda gunakan sebagai acuan untuk merencanakan keuangan yang lebih baik, khususnya melalui investasi. Selain mengharapkan keuntungan jangka panjang, seorang investor juga harus memahami bahwa setiap instrumen mempunyai risiko yang mengarah pada kerugian.

Risiko memang tidak bisa dihindari dalam dunia bisnis. Akan tetapi, risiko tersebut masih bisa diminimalkan dengan melakukan strategi yang tepat. Oleh karena itu, investor yang menanamkan modal tidak hanya sekadar mempersiapkan modal saja, namun juga menentukan langkah dan strategi apabila terjadi risiko di masa mendatang.

Hubungan Antara High Risk dan High Return

Istilah high risk dan high return sering kali disebut bersamaan, menunjukkan adanya paradoks dalam teori tersebut. Dalam konteks bisnis, peran utama sebagai pendorong investasi tentu menghadirkan tantangan berupa fluktuasi dalam perjalanan perkembangannya. Variabilitas ini muncul karena berbagai faktor seperti dinamika pertumbuhan ekonomi, mekanisme pasar, inflasi, dan sebagainya.

Oleh karena itu, setiap investor yang berencana melakukan investasi harus mempertimbangkan secara cermat mengenai tingkat risiko dan potensi pengembalian yang dapat diperoleh di masa depan. Jika terjadi perubahan atau kejadian tak terduga pada aset investasi, mereka harus memiliki pengetahuan dan kesiapan untuk merespons dan mengambil langkah antisipasi yang tepat.

Pada prinsipnya, risiko dan pengembalian adalah dua hal penting yang akan dihadapi oleh siapa pun yang memutuskan memilih melakukan investasi. Kedua hal tersebut adalah sebuah representasi antara kondisi dan juga bagaimana cara untuk mengatasinya. Meskipun terlihat bertentangan, hubungan antara risiko dan pengembalian ini tetap bersifat searah atau linear.

Artinya, semakin tinggi tingkat risiko dalam sebuah instrumen, maka akan semakin tinggi juga tingkat pengembalian yang bisa diterima, baik itu untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Inilah yang disebut dengan high risk high return. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah risiko maka semakin rendah pula potensi return yang bisa didapatkan.

Jenis-Jenis Instrumen Investasi High Risk High Return

Berikut beberapa jenis investasi yang menawarkan pengembalian tinggi namun juga berisiko tinggi:

1. Saham

Saham adalah instrument high risk high return paling populer bagi investor. Bisa dikatakan saham adalah instrumen investasi dengan tingkat risiko sangat tinggi. Namun, di sisi lain tingkat pengembaliannya juga tinggi. Tak heran jika banyak orang kaya atau pengusaha sukses memilih investasi ini untuk meningkatkan kekayaannya.

Banyak yang bermain saham dengan tujuan mendapatkan keuntungan dalam jumlah besar, terutama dalam saham gorengan. Investasi di saham tidak boleh sembarangan mengingat risikonya cukup tinggi. Anda perlu memahami banyak hal seperti tren pasar, membaca kemungkinan di masa mendatang, dan skill lainnya. Sebelum memulainya, pelajari dengan baik pengertian dan cara kerja saham.

Contoh grafik saham gorengan
Hindari saham gorengan karena berisiko ringgi kecuali Anda benar-benar tahu apa yang Anda lakukan. Sumber: Kontan.

Namun, di balik itu, investasi saham memiliki beberapa kelebihan. Pertama, Anda berpotensi untuk mendapatkan capital gain. Artinya, semakin berkembang sebuah perusahaan, maka harga saham akan mengalami kenaikan. Saat menjualnya, selisih dari harga jual dan harga beli di awal inilah yang disebut capital gain.

Selain itu, dengan berinvestasi di saham Anda juga bisa mendapatkan dividen. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan kepada semua pemegang saham sesuai dari banyaknya saham yang dimiliki. Saat mendapat dividen, secara tidak langsung Anda telah diakui sebagai pemilik perusahaan dan mempunyai hak ikut serta dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang dapat diperdagangkan di pasar modal. Surat ini dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan tertentu. Prinsip keuntungan yang didapatkan dari investasi ini mirip dengan deposito, yakni dari bunga dan bisa dicairkan dalam jangkau waktu tertentu. Jenis investasi ini sebenarnya mempunyai tingkat risiko yang sedang.

Beberapa keunggulan dari obligasi dibandingkan dengan saham tentu saja dari tingkat keamanannya. Hal ini karena transaksinya sudah dijamin oleh UU No. 24 tahun 2002. Selanjutnya, Anda juga akan mendapatkan keuntungan berupa kupon atau bunga. Semakin lama jangka waktunya, semakin tinggi juga nilai kupon yang didapatkan.

Jenis obligasi yang berjenis high risk high return disebut dengan “junk bond” atau obligasi sampah. Berbeda dengan obligasi pemerintah yang memiliki risiko rendah, “junk bond” memiliki risiko tinggi namun menawarkan potensi untung besar.

3. Cryptocurrency

Cryptocurrency adalah instrumen high risk high return yang paling kontroversial dan mengundang perdebatan. Tidak aneh jika investor cryptocurrency memiliki return yang tidak masuk akal, contohnya hingga 100% dalam setahun. Namun tentu saja semuanya itu dibarengi dengan risiko yang sangat tinggi juga, banyak yang rugi hingga 90%.

Bahkan, Bitcoin yang cenderung terbilang aman masih memiliki potensi kerugian yang besar setiap tahunnya. Apalagi altcoin yang sering sekali tidak jelas konsep serta kegunaannya.

Pergerakan harga koin MATIC.
Contoh investasi high risk high return: koin MATIC di kriptokurensi. Sumber: Coinmarketcap.

Jika Anda ingin spekulasi mengejar keuntungan tinggi, maka kripto bisa menjadi instrumen yang tepat. Namun, selalu gunakan strategi diversifikasi yang baik dan jangan terlalu banyak berinvestasi di aset ini.

Strategi Melakukan Investasi High Risk dan High Return

Apakah karena memiliki tingkat risiko tinggi, sebuah instrumen investasi harus dijauhi? Jawabannya adalah tidak. Justru Anda harus berusaha meningkatkan ilmu dan pengetahuan pada instrumen ini supaya bisa mendapatkan return besar dan meminimalkan risiko yang akan terjadi. Berikut adalah strategi yang bisa digunakan.

1. Memulai dari jumlah kecil

Jika masih sebagai pemula dalam berinvestasi, mulailah dalam jumlah kecil terlebih dahulu walaupun sebenarnya sudah memiliki modal besar. Hal ini karena semakin besar jumlah uang yang diinvestasikan akan semakin besar juga risikonya. Mulailah dari angka kecil seperti sepuluh atau lima belas juta terlebih dahulu. Jika sudah memahami pola dan tren, Anda bisa menaikkan perlahan jumlah tersebut.

2. Mempelajari perusahaan atau industrinya

Sebelum memilih industri atau perusahaan, cobalah untuk memahami terlebih dahulu perusahaan tersebut. Amati kinerja perusahaan dan juga portofolio mereka dan perhatikan apakah mereka sedang naik atau turun.

3. Memperhatikan kondisi ekonomi

Memperhatikan perkembangan kondisi ekonomi sangat penting. Hal ini karena faktor makroekonomi sangat mempengaruhi kelangsungan perusahaan atau industri yang ditanami modal. Biasakan untuk membaca berita seputar ekonomi dan politik setiap hari.

Jika kondisi ekonomi sedang buruk, tempatkan dana Anda di investasi aman sembari menunggu saat yang tepat untuk memasukkan modal.

Jadi pada intinya high risk high return dalam investasi adalah sesuatu yang tidak perlu ditakutkan namun juga tidak bisa disepelekan. Pengetahuan dan keterampilan berinvestasi sangat diperlukan di sini agar bisa benar-benar terhindar dari risiko yang tidak perlu dan mendapatkan return maksimal.

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto memiliki motto "Investasi tidak harus membosankan". Sebagai penggiat dunia pasar saham, Pratomo memiliki misi meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *