Lompat ke konten
Daftar Isi

Cara Membaca Portofolio Saham, Mudah Untuk Pemula

Cara membaca portofolio saham

Portofolio adalah gabungan dua atau lebih instrumen investasi yang ditujukan untuk memenuhi hal yang sama. Untuk meminimalisir risiko, biasanya strategi portofolio investasi terdiri dari saham yang memiliki risiko dan return yang berbeda sehingga ketika salah satu saham mengalami penurunan performa, saham lain dapat menutupi penurunan tersebut. 

Karena diversifikasi portofolio ini krusial untuk menentukan keuntungan dan risiko investasi saham, maka seorang investor wajib bisa membaca dan mengerti portofolio investasi miliknya sendiri. Berikut ini cara membaca portofolio saham yang mudah untuk pemula:

1. Masuk Ke Aplikasi Trading Yang Anda Gunakan

Langkah pertama adalah masuk ke platform jual beli saham yang Anda gunakan lalu klik menu portofolio. Ingat bahwasanya username, password dan kode OTP yang Anda pakai untuk membuka aplikasi tidak boleh diberikan kepada siapapun termasuk kepada orang yang mengaku dari pihak penyedia aplikasi itu sendiri. 

2. Perhatikan Tulisan Cash di Bagian Kiri Atas

Pada tahap ini, setiap aplikasi trading bisa memiliki layout yang berbeda. Namun, secara umum ketika Anda membuka menu portofolio, submenu yang pertama kali Anda lihat adalah submenu cash. 

Beberapa aplikasi menggunakan tulisan cash on hand dan beberapa lainnya menuliskan cash T+0. Ini artinya sama yaitu, jumlah uang cash yang saat ini tersedia di rekening dana nasabah (RDN) milik Anda dan siap untuk Anda pakai investasi. 

Beberapa aplikasi juga memiliki menu cash T+1 atau T+2 yang artinya jumlah cash yang akan Anda miliki dalam 2 hari kedepan. Nilai yang tertera dalam kolom ini akan berubah jika transaksi penjualan dan pembelian saham yang Anda lakukan di bursa selesai. 

Jumlah cash ini akan bertambah apabila Anda menambah deposit modal ke RDN atau menjual saham yang Anda miliki. Sebaliknya, jumlahnya akan berkurang jika Anda melakukan penarikan atau pembelian saham baru. 

3. Remain Trade Limit

Remain trade limit adalah jumlah pembelian saham yang bisa Anda lakukan jika Anda memanfaatkan fasilitas leverage atau pinjaman yang disediakan oleh pihak perusahaan sekuritas. Masing-masing perusahaan sekuritas memiliki kebijakan sendiri mengenai tingkat leverage yang bisa dimanfaatkan oleh investor ini. 

Menu ini terletak tepat di bawah menu cash dan akan kosong jika Anda memutuskan untuk berinvestasi menggunakan dana milik Anda sendiri. Perlu diingat bahwasanya untuk menggunakan fasilitas leverage ini, Anda juga perlu membayar bunga sehingga jika Anda memutuskan untuk menggunakan fasilitas ini, pastikan menggunakannya dengan hati-hati. 

Di bawah menu ini ada menu penalty charges yang berisi akumulasi dana RTL yang terlambat dibayar. Di bawah penalty charges terdapat kolom yang berisi data investasi Anda. Di mulai dengan kode perusahaan, Anda bisa menggeser menu tersebut ke kanan untuk mengetahui data setiap investasi yang Anda lakukan. 

4. Average Price dan Last Price

Di samping kanan kode perusahaan, umumnya terdapat kolom yang berisi average price dan last price. Average price dan last price ini bisa dijadikan satu kolom atau dua kolom tergantung dengan aplikasi yang Anda pakai. 

Average price adalah kolom yang berisi rata-rata harga saham yang Anda miliki. Misalnya, pada tanggal 1 Januari Anda membeli saham 1 lot seharga 2000 rupiah per lembar. Kemudian pada tanggal 1 Februari Anda membeli saham yang sama berjumlah 1 lot lagi dengan harga 1000 rupiah per lembar. Maka, kolom average price ini akan berisi angka 1500 yang diperoleh dari 2000+1000 dibagi 2. 

Disisi lain, last price merupakan perkembangan terkini dari harga saham terkait. 

5. Lot atau Share

Kolom selanjutnya adalah kolom lot atau share yang jelas pada kolom ini tertera jumlah saham yang Anda miliki. Jika tertulis lot, maka jumlah saham Anda di kolom tersebut harus dibaca dengan satuan lot namun jika tertulis share, maka jumlah saham tersebut dibaca dengan satuan lembar. 

Misalnya, di kolom tersebut tertulis 1 lot, maka itu artinya Anda punya 100 lembar saham. Akan tetapi, jika tertulis share, maka artinya Anda hanya mempunyai 1 lembar saham di perusahaan terkait. 

6. Market Value

Apabila Anda bergerak ke kanan lagi, maka Anda akan menemukan kolom market value. Kolom market value ini berisi nilai pasar dari saham yang Anda miliki dalam satuan rupiah. Nilai ini diperoleh dari hasil kali last price dengan lot atau share, 

Contohnya, di kolom last price tertulis bahwa rata-rata harga saham yang Anda miliki adalah 1.500 sementara di kolom lot tertulis Anda mempunyai 3 lot (300 lembar) saham. Maka nilai yang tertera di bagian market value adalah 450.000 (1.500 kali 300). 

7. G/L

Kolom G/L dan G/L% adalah kolom yang berisi potensi pertumbuhan aset (gain) dan kerugian aset (loss). G/L adalah potensi untung rugi yang tertulis dalam bentuk mata uang sementara G/L% adalah potensi untung rugi yang tertulis dalam bentuk persen. Di beberapa aplikasi, kolom ini akan ditulis dengan earning saja atau earning dan lost

Investasi di sebuah saham terbilang merugi jika nilai average price lebih tinggi dari pada last price begitupun sebaliknya. 

8. Haircut Value

Di samping kanan kolom G/L ada kolom haircut value. Kolom ini berisi nilai-nilai yang menjadi acuan dalam menghitung jumlah remain trade limit. Semakin besar nilai haircut value, maka semakin kecil nilai RTL yang bisa Anda pakai begitupun sebaliknya. Perhitungannya adalah:

RTL = (1-haircut value) market value

Jadi, jika nilai haircut value untuk suatu saham adalah 0,3 dan nilai market value saham tersebut adalah 4.000.000, maka nilai RTL yang bisa Anda manfaatkan adalah:

RTL = (1-0,3) x 4.000.000= 0,7 x 4.000.000 = 2.800.000

Perlu diketahui bahwasanya besar kecilnya haircut value tidak akan mempengaruhi potensi keuntungan atau kerugian yang bisa Anda peroleh. 

Umumnya selain kolom-kolom di atas, aplikasi trading juga akan memberikan info mengenai arus keluar masuk uang cash (cash flow) Anda di menu portofolio ini. Selain itu, beberapa aplikasi juga menyertakan data portofolio investasi Anda dalam bentuk chart sehingga bisa Anda analisis sendiri. 

Nah, itu tadi cara membaca portofolio saham. Sekali lagi, Anda perlu ingat bahwa nama kolom dan desain kolom bisa jadi berbeda antara satu aplikasi trading dengan aplikasi trading lainnya. 

Oleh sebab itu sebelum Anda resmi menggunakan salah satu aplikasi trading, pastikan Anda telah mengetahui user interface atau tampilan fisik menu-menu di aplikasi tersebut. Tujuannya adalah supaya Anda bisa membaca isi menu dengan mudah dan nyaman. Selamat mencoba. 

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *