Lompat ke konten
Daftar Isi

Cara Menghitung Trading Volume Activity (TVA)

Trading value activity

Dalam perdagangan saham maupun surat berharga apapun, volume perdagangan (trading volume) merupakan salah satu indikator yang penting. Tinggi rendahnya volume perdagangan suatu aset pada periode waktu tertentu dapat mengindikasikan apakah trend pergerakan harga aset tersebut akan berlanjut atau tidak. 

Salah satu cara mengetahui volume trading sebuah saham adalah dengan menggunakan rumus trading value activity (TVA). Berikut ini pembahasannya:

Pengertian Trading Volume Activity (TVA)

Trading volume activity (TVA) adalah rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah volume perdagangan suatu saham pada periode tertentu dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar di pasaran pada periode tersebut. 

Sutrisno, dalam bukunya yang terbit pada tahun 2000 mengidentifikasi Trading Volume Activity sebagai keseluruhan nilai transaksi perdagangan saham baik penjualan maupun pembelian yang dilakukan oleh investor dalam satuan rupiah. 

Manfaat Menghitung Trading Value Activity

1. Mengukur likuiditas

Likuiditas adalah ukuran untuk kemudahan instrumen investasi tersebut untuk diperjualbelikan. Artinya, kalau Anda ingin membeli saham tersebut akan mudah dapat, sebaliknya kalau Anda perlu uang tunai, aset tersebut mudah dijual Semakin likuid sebuah instrumen investasi, maka semakin menarik pula instrumen investasi tersebut. 

Sederhananya, apabila rata-rata trading volume activity (TVA) sebuah saham cukup tinggi, maka artinya Anda dapat dengan lebih mudah mendapatkanya dan menjualnya. Hal ini tentu berbeda dengan saham bernilai TVA yang rendah, seberapa murah pun Anda menjualnya, aset tersebut tidak banyak pembeli yang akan tertarik. 

2. Mengetahui indikasi pergerakan trend harga

Kalau volume perdagangan suatu aset sedang tinggi, maka itu artinya ada potensi trend yang sedang berlangsung akan terus berlanjut. Sebaiknya, jika volume perdagangan sebuah aset mulai turun, maka itu artinya trend harga yang sedang berlangsung berpotensi membalik (reversal). 

Misalnya, trend harga suatu saham sedang bullish dengan volume perdagangan yang tinggi, Maka hal ini berarti trend bullish akan berlangsung selama beberapa waktu lagi. Sebaliknya, apabila dalam suatu titik volume trading saham tersebut sudah mulai menipis, maka trend bullish tersebut berpotensi untuk membalik (bearish reversal). 

3. Mengetahui sensitivitas harga terhadap event tertentu

Perubahan harga saham juga bisa disebabkan oleh adanya event tertentu. Nah, jika Anda ingin mengetahui bagaimana dampak event tersebut terhadap harga saham itu kedepannya, maka Anda bisa menghitung pengaruh event terhadap nilai trading volume activity saham tersebut. 

Misalnya, Anda ingin mengetahui potensi perubahan harga saham A yang bergerak di bidang FMCG ketika lebaran. Maka, Anda bisa mengambil data harga dan data perubahan volume trading surat berharga tersebut pada lebaran 10 tahun kebelakang. 

Katakanlah rata-rata perubahan volume trading saham A setelah lebaran adalah meningkat +10% dan harganya meningkat +8%. Maka, dapat disimpulkan jika pada lebaran tahun depan, harga saham perusahaan ini paling tidak juga akan aik 8%, sementara volume perdagangannya akan naik 10%. Dengan demikian, sebelum lebaran tiba, Anda sudah siap-siap untuk membeli saham ini. 

4. Memilih saham yang sesuai

Investor dan trader umumnya memilih saham dengan likuiditas yang mencukupi. Sebab, saham dengan likuiditas yang rendah alias memiliki nilai volume trading harian yang rendah akan lebih susah untuk dijual saat dibutuhkan. 

Di sisi lain, likuiditas sama halnya dengan keuntungan trading bagi trader. Day trader bisa jadi memilih saham yang memiliki volume trading harian yang cukup tinggi, sementara swing trader akan memilih efek dengan likuiditas harian yang tidak setinggi day trader namun cukup menarik untuk dimiliki hanya dalam waktu beberapa minggu saja.

Rumus dan Cara Menghitung Trading Volume Activity (TVA)

Rumus untuk menghitung trading volume activity cukup sederhana, yaitu:

Total Volume Activity = Jumlah Saham A yang Diperdagangkan pada hari t: Jumlah Saham A Beredar di pasaran.

Misalnya, jumlah saham A yang diperdagangkan pada hari Senin tanggal 15 April 2024 adalah 500.000 lembar, sementara jumlah saham perusahaan A yang beredar di pasaran ada sebanyak 1 miliar lembar. Maka, nilai TVA instrumen investasi tersebut adalah 0,0005. Ini artinya, hanya 0,0005 atau 0,05% dari total saham A yang diperdagangkan pada hari itu. 

Lalu bagaimana jika jumlah hari yang dianalisis ada banyak (tidak hanya satu hari saja)? Maka, rumusnya adalah:

Total Volume Activity = Jumlah Saham A yang Diperdagangkan pada periode tertentu: Jumlah Saham A Beredar di pasaran.

Misalnya, pada periode 15-19 April 2024, jumlah volume trading saham A adalah:

TanggalJumlah volume perdagangan
15 April 2024500.000
16 April 2024870.000
17 April 2024440.000
18 April 2024987.000
19 April 2024370.000
Total3.167.000
Trading value activity

Jika jumlah saham yang beredar tetap, yaitu 1 milyar lembar, maka nilai TVA saham A adalah sebesar 0,003167. Ini artinyam hanya sekitar 0,31% saham A yang diperdagangkan dalam 1 minggu. Agar mengetahui nilai ini bagus atau jelek, Anda harus membandingkan nilai TVA saham ini dengan TVA perusahaan lain yang bergerak di industri yang sama dan atau di seluruh bursa. 

Bagaimana Cara Mencari Data Volume Trading?

Data volume trading harian setiap saham dapat ditemukan di aplikasi trading yang Anda gunakan. Biasanya, Anda cukup mengetikkan nama perusahaan yang Anda inginkan di kolom pencarian, lalu klik menu historical data saham tersebut. Di bagian kanan tabel akan ada data mengenai volume trading saham tersebut dalam hari tertentu. 

Untuk menghitung total volume activity (TVA), Anda lantas bisa mengunduh data trading tersebut sesuai dengan periode waktu yang Anda inginkan. Lalu jumlahkan dan bagi dengan jumlah saham terkait yang beredar di pasaran. Untuk jumlah saham yang beredar di pasaran ini, datanya bisa Anda peroleh di bagian profil masing-masing emiten.

Perbedaan Trading Volume Activity dengan Average daily Trading Volume (ADTV)

Sama-sama menggunakan data volume perdagangan dan bermanfaat untuk menghitung likuiditas saham, trading volume activity (TVA) berbeda dengan average daily trading volume (ADTV). Perbedaannya terletak pada rumus untuk menghitungnya dan cara menginterpretasikannya. 

TVA dihitung dengan cara menjumlah volume saham yang diperdagangkan dalam satu periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar. Hasilnya dapat diinterpretasikan sebagai “saham A hanya diperdagangkan sejumlah x atau x% pada periode y”. Sementara average daily trading volume dihitung dengan cara menjumlah volume saham yang diperdagangkan dalam satu periode tertentu dengan jumlah hari pada periode tersebut. Hasilnya dapat diinterpretasikan sebagai “rata-rata jumlah saham A yang diperdagangkan dalam periode waktu tertentu”.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *