Lompat ke konten
Daftar Isi

Scalping vs Day Trading, Mana yang Lebih Baik?

Scalping vs Day Trading

Anda tertarik untuk menjadi trader jangka pendek? Jika iya, maka salah satu yang perlu Anda pertimbangkan adalah memilih gaya trading. Ada banyak gaya trading yang bisa dipilih oleh trader, mulai dari yang jangka sangat pendek, seperti scalper, hingga jangka cukup panjang, seperti swing trader. 

Diantara sekian banyak gaya trading tersebut, dalam tulisan ini penulis akan membahas 2 gaya trading yang seringkali dianggap sama padahal berbeda, yaitu scalping dan day trading. Mana gaya terbaik untuk Anda? Tentukan setelah membaca artikel berikut ini:

Perbedaan Scalping vs Day Trading

Scalping dan day trading adalah gaya trading berisiko tinggi yang mengandalkan analisis teknis baik untuk transaksi di saham, forex maupun instrumen lainnya. Keduanya juga merupakan gaya dengan potensi risiko tinggi. Namun demikian, dua gaya trading ini berbeda. Berikut ini perbedaannya:

1. Jangka waktu

Perbedaan utama antara scalping dan day trading adalah jangka waktu transaksinya. Seorang scalper hanya akan memegang suatu instrumen keuangan dalam waktu beberapa menit atau beberapa jam saja. Misalnya, trader A membeli saham A pada jam 10.30 dan menjualnya pada pukul 10.35 di hari yang sama. 

Hal ini berbeda dengan day trader. Day trader akan membeli dan menjual suatu instrumen investasi pada hari yang sama atau beberapa hari saja. Misalnya, trader B membeli saham B pada pukul 9.00 dan menjualnya menjelang tutup bursa pukul 14.45. Bisa juga dia membeli saham B pukul 14.00 dan menjual saham tersebut keesokan harinya. 

2. Frekuensi transaksi

Frekuensi transaksi seorang day trader jauh di bawah scalper. Untuk memaksimalkan keuntungan, seorang scalper bisa membuka puluhan atau bahkan ratusan posisi transaksi sekaligus dalam satu hari. Hal ini berbeda dengan day trader yang hanya membuka satu atau dua posisi saja dalam satu hari.. 

3. Target keuntungan

Umumnya, nominal keuntungan yang ditargetkan oleh scalper dalam setiap transaksi cukup kecil, namun mereka memaksimalkannya dengan cara membeli banyak instrumen sekaligus dan melakukan banyak transaksi dalam satu hari. Misalnya, harga saham A dalam 5 menit diperkirakan akan naik Rp100 rupiah. Maka supaya bisa mendapatkan keuntungan besar, scalper A membeli 300 lot (30.000 lembar) saham A sekaligus. Jadi keuntungan yang didapatkannya bisa menjadi Rp3.000.000 dalam 5 menit alih-alih hanya Rp300.000 saja. 

Di sisi lain, day trader menargetkan keuntungan dari perubahan harga yang lebih besar. Misalnya, dalam 1 hari, saham A diperkirakan bisa naik hingga Rp900 rupiah. Maka untuk memaksimalkan keuntungan, trader B  membeli 100 lot saham tersebut (10.000 lembar), maka dalam 1 hari dia akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp9.000.000.

4. Pilihan instrumen

Baik scalping maupun day trading dapat diterapkan dalam transaksi instrumen keuangan jenis apapun. Hanya saja untuk memaksimalkan keuntungan, tentunya keduanya tidak bisa memilih saham secara sembarangan. 

Di satu sisi, keuntungan scalping tentu akan lebih besar jika scalper memilih saham gorengan dengan likuiditas yang mencukupi. Hal ini karena perubahan harga saham gorengan cenderung lebih tinggi dibandingkan saham biasa. Namun scalper juga harus lebih hati-hati, sebab tidak semua saham gorengan memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung proses penjualan instrumen tersebut saat waktunya take profit. 

Di sisi lain, saham yang dipilih oleh day trader cenderung lebih bebas namun memiliki likuiditas memadai. Hal ini karena day trader akan memegang saham tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama. 

5. Potensi risiko

Secara garis besar, gaya trading scalping cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan trading. Hal ini karena beberapa hal, yaitu:

  1. Jenis instrumen investasi yang dipilih.
  2. Jangka waktu trading sangat pendek, sehingga membutuhkan fokus yang tajam.
  3. Modal memadai karena untuk memaksimalkan keuntungan, scalper akan melakukan sejumlah besar transaksi sekaligus. 
  4. Scalping berisiko tinggi karena membutuhkan aplikasi trading yang bisa sat set dalam mengeksekusi transaksi. Hal ini karena, perubahan harga sekecil apapun akan berpengaruh terhadap keuntungan scalping. 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, meskipun kedua gaya trading ini berisiko tinggi, namun risiko trading dengan teknik scalping cenderung lebih besar. Dengan demikian, teknik ini lebih cocok untuk trader dengan profil risiko tinggi dan kemampuan yang memadai. 

Pertimbangan saat Melakukan Scalping dan Day Trading

Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan saat memilih gaya trading antara scalping dan day trading:

1. Ketersediaan waktu

Meskipun transaksinya hanya berlangsung sebentar saja, namun pada dasarnya scalping membutuhkan waktu yang cukup banyak. Waktu ini termasuk analisis potensi pergerakan harga instrumen terkait. Ditambah dengan perlunya fokus yang tinggi, scalping adalah gaya trading yang cocok untuk Anda yang menjadikan trading sebagai sumber pendapatan utama dan atau memiliki manajemen waktu yang baik

Namun apabila trading adalah pekerjaan sampingan Anda, maka day trading adalah gaya yang lebih cocok. Anda bisa membeli saham sebelum berangkat bekerja dan menjualnya saat atau setelah pulang kerja. Meskipun demikian, jangan lupa untuk tetap melakukan analisis. 

2. Ketersediaan aplikasi yang memadai

Scalping membutuhkan aplikasi trading terbaik yang memiliki fitur robot trading. Karena perubahan harga sedikitpun dapat mempengaruhi keuntungan trading. Jika aplikasi atau jaringan internet yang Anda gunakan cukup lambat dan tidak update, tentunya kurang cocok untuk scalping. 

3. Pengetahuan dan skill trading

Baik scalping maupun day trading sama-sama membutuhkan pengetahuan dan skill yang memadai. Hanya saja karena jangka waktunya sangat pendek dan jenis instrumen yang dipilih adalah instrumen berisiko tinggi, scalping cenderung membutuhkan pengetahuan dan skill yang lebih memadai. 

Sebaliknya, jika Anda adalah investor yang ingin berpindah haluan menjadi trader, tentu akan lebih baik jika menggunakan gaya trading yang lebih santai terlebih dahulu, seperti day trading atau swing trading. Dengan demikian, pikiran Anda tidak akan terganggu ketika ada perubahan harga dalam jangka waktu yang sangat pendek

Kesimpulan

Apakah scalping atau day trading gaya trading yang cocok untuk Anda? Semuanya tergantung dengan waktu, alat, pengetahuan serta toleransi risiko yang Anda miliki. Namun demikian, ada juga trader berpengalaman yang melakukan day trading dan scalping sekaligus untuk diversifikasi. Tentunya hal ini terjadi apabila modal, pengetahuan dan pengalaman telah mencukupi.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *