Lompat ke konten
Daftar Isi

Daftar Saham Ciputra Group di Indonesia

ciputra group

Bisnis properti di Indonesia boleh dibilang tidak pernah mati. Selain karena jumlah penduduk negeri ini ada banyak, industri properti juga merupakan industri yang luas. Tidak hanya perumahan dan apartemen, bisnis ini juga mencakup pembangunan perkantoran, pusat perbelanjaan, hingga pusat industri.

Salah satu “pemain besar” dalam industri ini adalah Ciputra Group. Perusahaan yang didirikan oleh mendiang Dr. (H.C.) Ir. Ciputra pada tahun 1981 ini tercatat memiliki 76 proyek dengan luas lahan lebih dari 7000 hektar di 33 kota di Indonesia maupun negara Asia lainnya. 76 proyek tersebut terdiri dari hunian, mall, superblok, gedung perkantoran, hotel dan fasilitas kesehatan. 

Maka dari itu, tidak heran jika grup ini memiliki beberapa perusahaan sekaligus yang listing di Bursa Efek Indonesia. Berikut ini daftar saham Ciputra Group yang patut untuk dibeli:

1. PT Ciputra Development Tbk (CTRA)

Didirikan pada tahun 1981, saham CTRA mulai dijual di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. Lebih dari 40 tahun perjalanannya, perusahaan ini telah membangun berbagai jenis properti. Salah satunya adalah sebuah superblok yang bernama Ciputra World Jakarta di Jakarta Selatan. 

Superblok adalah suatu area yang luas yang dibangun dengan fasilitas lengkap, termasuk hunian, mall, gedung perkantoran dan fasilitas publik lainnya.  Ciputra World Jakarta memiliki mall seluas 130.000 m2, Raffles Residence Jakarta, The Residence Apartments, dan Ascott Serviced Apartments, hotel dan berbagai gedung perkantoran. 

2. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) 

PT Metropolitan Land Tbk adalah bagian dari Ciputra Group yang bergerak di bidang pembangunan perumahan, bangunan tinggi (seperti apartemen atau gedung perkantoran), dan pusat perbelanjaan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1994 dan mulai aktif sejak tahun itu juga. 

Perusahaan ini membangun dan mengelola properti dengan nama Metland, Metropolitan dan Horison. Contohnya adalah perumahan Metland Menteng dan Metland Bekasi, Grand Metropolitan Mall dan Hotel Horison Bekasi. Untuk memperlancar proses bisnisnya, perusahaan ini secara resmi menjadi perusahaan publik pada 20 Juni 2011. 

3. PT Metrodata Electronics TBK (MTDL)

Tidak hanya bisnis properti, keluarga Ciputra juga memiliki lini bisnis teknologi dengan mendirikan PT Metrodata Electronics TBK (MTDL) pada tahun 1983. 7 tahun setelah didirikan, perusahaan teknologi terkemuka ini menjadi salah satu anggota Ciputra Group pertama yang listing di Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia). 

MTDL menyediakan berbagai teknologi yang dibutuhkan untuk bisnis, mulai dari handphone, CCTV, hingga data center mikro semua ada. Beberapa unit bisnis perusahaan ini juga menyediakan software untuk solusi bisnis, seperti SAP, Oracle NetSuites hingga Amazon Web Services (AWS). Maka dari itu, tidak heran jika MTDL merupakan salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar menengah terbesar di Indonesia. 

4. PT Jaya Real Property Tbk (JRPT)

Ir. Ciputra tidak hanya mendirikan perusahaan keluarga dengan nama Ciputra saja. Magnate properti Indonesia ini juga bekerja sama dengan pemerintah Jakarta untuk mendirikan perusahaan kolaborasi dengan nama PT Pembangunan Jaya. Seperti yang kita ketahui bahwasanya kolaborasi ini dibutuhkan kala itu, mengingat bahwasanya Pemerintah Indonesia mengamanatkan pembangunan Kota Jakarta untuk menjadi kota metropolitan.

Hingga saat ini, anak dan cucu Ir. Ciputra masih memiliki posisi di Jaya Group. PT Pembangunan Jaya kemudian memiliki banyak anak usaha. Salah satunya adalah PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) ini. 

Sebagai perusahaan properti, JRPT memiliki segmen operasi yang luas mulai dari pembangunan hunian, superblok, hingga pembangunan jalan tol dan pengelolaan serta distribusi air (bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Tangerang). 

5. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) 

Anak perusahaan lain yang dihasilkan dari kerja sama Ir. Ciputra dengan Pemerintah Daerah Jakarta adalah PT Pembangunan Jaya Ancol. Saat ini, Pemerintah Daerah Jakarta memiliki 72% saham perusahaan ini, sementara PT Pembangunan Jaya memiliki 18,01% dan 9% sisanya dimiliki oleh masyarakat luas. 

Sesuai dengan namanya, PT Pembangunan Jaya Ancol adalah perusahaan yang mengelola Pantai Ancol, Dufan serta semua fasilitas dan properti yang ada di dalamnya. Didirikan pada tahun 1992, perusahaan ini resmi beroperasi pada tahun 1996 dan melantai di bursa pada tahun 2004. 

6. PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON)

Selain Ancol, anak usaha PT Pembangunan Jaya lain yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia adalah PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Perusahaan dengan kode saham JKON ini bergerak di bidang konstruksi mulai dari pemborong bahan-bahan bangunan hingga pemasangan instalasi di rumah maupun jenis bangunan lainnya. 

Didirikan pada tahun 1982, JKON baru mulai IPO pada tahun 2007. Hingga saat ini, PT Pembangunan Jaya memiliki 60,89% saham perusahaan ini. Sementara 35,19% dimiliki publik, sisanya dimiliki oleh jajaran komisaris dan direktur perusahaan ini.

7. Bumi Serpong Damai (BSDE)

Nama BSD city tentu sudah tidak asing ditelinga masyarakat Indonesia. Salah satu kota mandiri ini secara teknis merupakan bagian dari Sinarmas Group, namun pada saat pembangunannya, kota mandiri ini adalah proyek kolaborasi antara Sinar Mas Group, Salim Group, Pembangunan Group dan Metropolitan Group, sehingga bisa dikatakan kalau Ir. Ciputra merupakan salah satu pendiri kota mandiri ini. 

Didirikan di atas lahan karet yang sudah tidak produktif pada tahun 1988, total lahan BSD City adalah kurang lebih sebesar 6.000 hektar. Di dalamnya termasuk area hunian, gedung perkantoran, pusat hiburan dan pusat perbelanjaan besar. 

Pada tahun 1998 atau tepat 10 tahun setelah pengembangan, Sinar Mas Group mengambil alih mayoritas saham perusahaan ini. Listing di BEI pada tahun 2008, struktur kepemilikan saham BSDE ini kini menjadi PT Paraga Artamida (bagian dari Sinarmas Land) sebanyak 34,65%, publik sebesar 31,5%, PT Ekacentra Usahamaju (anak dari paraga artamida) 25% dan sisanya milik perusahaan lain, termasuk PT Pembangunan Jaya. 

Selain membangun perusahaan keluarga dan perusahaan hasil kolaborasi dengan pemerintah dan perusahaan lainnya, Ir. Ciputra juga mendirikan salah satu universitas swasta terkemuka, Universitas Ciputra pada tahun 2006. Dalam membangun kerajaan bisnisnya, Ir. Ciputra tidak selalu mendapatkan kesuksesan. Pada krisis 1997-1998 misalnya, lini usaha perbankan grup ini, Bank Ciputra terpaksa dilikuidasi, begitu pula bisnis asuransinya.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *