Lompat ke konten
Daftar Isi

Contoh Analisis Fundamental Saham dan Cara Melakukannya

Contoh Analisis Fundamental Saham

Analisis fundamental saham adalah sebuah metode untuk menganalisis sebuah saham berdasarkan kondisi-kondisi dasar perusahaan penerbit saham tersebut. Kondisi-kondisi dasar ini meliputi kinerja bisnis dan keuangan perusahaan, kondisi ekonomi makro dan industri dan lain sebagainya. 

Analisis fundamental adalah hal yang penting bagi investor jangka panjang, sebab analisis ini dapat membantu investor untuk memilih saham-saham berkualitas terbaik dalam jangka panjang dan menghindarkan mereka dari saham-saham gorengan atau berkualitas buruk. 

Komponen Utama Analisis Fundamental

Terdapat beberapa komponen atau bahan yang bisa Anda gunakan untuk melakukan analisis fundamental. Beberapa komponen tersebut adalah:

1. Laporan keuangan

Laporan keuangan adalah salah satu bahan utama analisis fundamental sebuah saham. Di dalam laporan ini, Anda akan memperoleh berbagai data keuangan yang dibutuhkan untuk analisis ini, seperti pendapatan, laba, utang, jumlah aset hingga perkiraan perolehan laba per saham dasar (earning per share). 

Di Indonesia, laporan keuangan sebuah perusahaan publik wajib diterbitkan per tiga bulan sekali. Laporan ini dapat Anda peroleh di website masing-masing perusahaan maupun website Bursa Efek Indonesia. Supaya analisis yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan, pastikan Anda menganalisis lebih dari 1 periode laporan keuangan. 

2. Laporan tahunan

Bahan yang kedua adalah laporan tahunan perusahaan (annual report). Berbeda dengan laporan keuangan, laporan tahunan diterbitkan setiap satu tahun sekali. Dalam laporan ini, Anda akan memperoleh ringkasan kinerja keuangan perusahaan selama beberapa tahun terakhir dan berbagai informasi yang tidak bisa Anda peroleh dari laporan keuangan, seperti nama-nama dan kapabilitas top management perusahaan, kebijakan bisnis perusahaan dalam satu tahun terakhir dan kedepannya dan lain sebagainya. 

3. Berbagai indikator keuangan

Indikator keuangan adalah berbagai matriks yang digunakan untuk menghitung dan menganalisis kinerja dan kesehatan keuangan sebuah perusahaan selama beberapa periode tertentu. Dengan menggunakan indikator ini, data-data mentah yang Anda peroleh dari laporan keuangan bisa diolah menjadi satu atau dua angka yang bisa dibandingkan dari tahun ke tahun maupun dibandingkan dengan perusahaan lain. 

Contoh indikator keuangan yang populer seperti return on equity (ROE), return on investment (ROI), debt to equity ratio (DER) dan price to earning ratio (PER)

4. Data-data industri

Tidak hanya data keuangan dan bisnis sebuah perusahaan, seorang investor juga penting untuk mendapatkan data-data industri tempat perusahaan tersebut beroperasi. Tujuannya adalah supaya investor tersebut dapat memilih perusahaan terbaik di antara perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama.

Selain laporan keuangan perusahaan-perusahaan lain dalam industri, investor juga bisa memperoleh data-data lain, seperti indeks industri terkait (misalnya IDXEnergy untuk perusahaan-perusahaan sektor energi) dan IHSG untuk mengukur kinerja saham-saham di BEI secara keseluruhan. 

5e. Berita-berita bisnis, ekonomi nasional dan internasional

Kinerja bisnis sebuah perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi internal perusahaan, tetapi juga oleh kondisi eksternal. Kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis perusahaan tersebut umumnya tercakup dalam berita-berita bisnis dan ekonomi baik nasional maupun internasional. 

Misalnya, akibat perang di Rusia dan Ukraina, harga batubara di dunia naik. Maka dari itu, tidak heran jika potensi pendapatan perusahaan tambang batubara di Indonesia juga naik mengingat bahwasanya negeri ini merupakan salah satu eksportir batubara terbesar  di dunia.

Informasi-informasi ini saat ini bisa Anda dapatkan dengan mudah di internet. Namun apabila Anda ingin informasi yang lebih eksklusif, Anda bisa berlangganan aplikasi-aplikasi berita saham, seperti Yahoo Finance atau CNBC. 

Cara Melakukan Analisis Fundamental Saham

Terdapat dua pendekatan dalam analisis fundamental sebuah saham, yaitu:

1. Top down approach

Dalam pendekatan ini, Anda memilih saham dengan cara menganalisis kondisi ekonomi makro terlebih dahulu untuk menentukan sektor saham yang sesuai, lalu analisis data industri dan data keuangan perusahaan untuk memilih saham terbaik. Metode ini cocok untuk Anda yang masih belum memiliki gambaran untuk berinvestasi di sektor apa. 

MIsalnya, ada berita bahwa pemerintah Indonesia dan pebisnis internasional mendukung pengembangan kendaraan listrik (electronic vehicle). Salah satu komponen dari EV adalah baterai yang terbuat dari nikel. Dari sini, Anda bisa melihat bahwa perusahaan sektor pertambangan yang memiliki tambang nikel memiliki prospek bagus. Tinggal Anda memilih mana perusahaan tambang nikel di Indonesia yang memiliki kondisi bisnis dan keuangan terbaik menggunakan analisis industri dan keuangan perusahaan. 

2. Bottom up approach

Bottom up approach adalah pendekatan analisis fundamental yang dilakukan dengan cara memilih perusahaan berdasarkan kondisi keuangannya terlebih dahulu baru kondisi industri dan perekonomian makro. Supaya lebih mudah dalam melakukan analisis ini, Anda bisa menggunakan fitur screening yang ada di aplikasi investasi yang Anda gunakan. 

Misalnya, Anda ingin berinvestasi di saham perbankan. Dengan fitur screening, Anda bisa menyeleksi saham bank mana yang memiliki hasil indikator keuangan terbaik dan berapa harganya. Dalam pendekatan ini, analisis industri dan ekonomi dibutuhkan untuk menganalisis kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham tersebut. 

Contoh Analisis Fundamental Saham

Misalnya, Anda ingin membeli saham perusahaan tambang nikel di Indonesia karena adanya berita kebijakan pemerintah mengenai kendaraan listrik. Apabila dilihat dari kapitalisasi pasarnya, saham A, B dan C adalah 3 perusahaan market leader. Karena dana Anda terbatas, Anda hanya bisa memilih satu saham saja. Lalu, Anda melakukan analisis fundamental saham sederhana sebagai berikut:

LabaRata-rata
Saham2017201820192020202120222017-2022
A2700281028502900294029702861.7
B2871290029102950296029802928.5
C2650273028002830288029302803.3
Pertumbuhan labaRata-rata
Saham2017201820192020202120222017-2022
A04.07%1.42%1.75%1.38%1.02%0.016
B01.01%0.34%1.37%0.34%0.68%0.006
C03.02%2.56%1.07%1.77%1.74%0.017
Debt to equity ratio (DER)Rata-rata
Saham2017201820192020202120222017-2022
A1.51.41.51.71.71.51.55
B1.71.31.61.21.81.71.55
C1.81.21.41.81.51.81.58
Price to equity ratioRata-rata
Saham2017201820192020202120222017-2022
A11.411.711.211.611.511.611.5
B1212.512.311.711.511.912.0
C10.51010.310.412.311.510.8
Contoh Analisis Fundamental Saham

Dari analisis sederhana di atas dapat disimpulkan bahwa sebaiknya Anda memilih saham C, sebab pertumbuhan laba yang lebih besar dalam 5 tahun terakhir dan memiliki price to earning ratio (rasio perbandingan antara harga saham dan EPS) yang paling rendah. Meskipun demikian, terlihat juga bahwasanya saham C cenderung memiliki rasio utang yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan A atau B, sehingga Anda tetap perlu berhati-hati.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *