Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Contract for Differences (CFD) dalam Trading?

Contract for Differences (CFD)

Saat Anda trading menggunakan jasa aplikasi trading luar negeri, seperti AvaTrade atau Tradingview, Anda pasti menyadari adanya instrumen trading yang bernama CFD. Sebab, banyak aplikasi trading luar negeri yang menyediakan instrumen ini. 

Di Indonesia sendiri, hanya ada beberapa perusahaan yang menyediakan CFD sebagai instrumen trading, seperti Pluang, Global Kapital Investama, Mentari Mulia Berjangka, DC Futures dan lain sebagainya. Lantas, apa yang dimaksud dengan CFD dan apa bedanya dengan instrumen trading lain? Simak ulasan lengkapnya berikut ini:

Pengertian CFD

Contract for differences (CFD) adalah instrumen derivatif berupa kontrak yang mengharuskan trader untuk memperkirakan apakah harga aset yang menjadi landasan (underlying asset) instrumen tersebut akan naik atau turun selama kontrak berlangsung.

Apabila perkiraan tersebut benar, broker akan memberikan sejumlah uang sebagai bentuk keuntungan. Sebaliknya, kalau perkiraan trader tersebut salah, maka dia harus membayarkan sejumlah uang kepada broker CFD sebagai bentuk kerugian. 

Seperti yang disebutkan di atas, CFD adalah instrumen derivatif atau instrumen keuangan yang nilainya berdasarkan pergerakan harga instrumen keuangan lain, seperti saham, obligasi, forex dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, ada banyak jenis CFD mulai dari CFD saham, CFD obligasi dan lain-lain. Hal ini juga berarti kalau dengan membeli CFD sebuah aset, bukan berarti Anda memiliki underlying asset tersebut. 

CFD umumnya diperdagangkan secara online melalui aplikasi atau website. Sebab, pergerakan harga instrumen ini cenderung cepat. Karena kecepatan transaksi dan tipe aset yang merupakan instrumen derivatif inilah yang membuat CFD menjadi instrumen dengan risiko tinggi dan umumnya diperdagangkan oleh trader-trader kawakan. 

Peraturan mengenai perdagangan instrumen derivatif di Indonesia secara umum diatur dalam Peraturan Bappebti No. 109/Bappebti/PER/01/2014 mengenai Kontrak Derivatif dalam Sistem Perdagangan Alternatif. Maka dari itu, jumlah broker yang menyediakan instrumen CFD Indonesia juga terbatas. 

Regulasi trading CFD bervariasi antar negara. Di Amerika Serikat misalnya, instrumen ini dilarang diperdagangkan oleh trader retail yang berasal dari negara tersebut, namun trader dari warga negara asing (bukan orang AS) bisa melakukannya. 

Di negara-negara lain, seperti Australia, Inggris, Rusia dan Afrika Selatan, perdagangan CFD dilegalkan meskipun ada restriksi tertentu. Sementara itu, di Indonesia tidak ada peraturan yang secara tegas mengatur trading pada instrumen ini.

Cara Kerja CFD

Sama seperti saham dan instrumen keuangan lainnya, CFD juga diperdagangkan menggunakan ask dan bid price. Misalnya harga CFD saham ABC dijual dengan harga 100$ per lembar. Memperkirakan kalau harga saham tersebut akan naik, trader lantas membeli CFD-nya sebanyak 1.000 lembar atau total 100.000$. 

Sedikit berbeda dengan trading instrumen lainnya, tingkat leverage pada trading CFD relatif lebih besar. Dalam trading instrumen ini, trader bisa jadi hanya perlu setor uang 5% dari total CFD yang dibelanjakan. Jadi, trader dalam kasus di atas bisa hanya menyetorkan modal sebagai margin sebesar 5.000$.

Trader tersebut memperkirakan kalau harga CFD saham ABC dalam 1 minggu akan naik hingga 5%. Jika perkiraan tersebut benar dan harga CFD saham ABC dijual mencapai 105$ per lembar atau total 105.000$, maka dia akan mendapatkan untung sebesar 5.000$. Namun, apabila katakanlah harga CFD saham tersebut justru turun 1% pada saat kontrak berakhir, maka trader tersebut harus menderita kerugian senilai 1$ per lembar atau 1.000$. 

Biaya dalam Trading CFD

Terdapat 3 jenis biaya yang harus dibayar oleh trader CFD. 3 jenis biaya tersebut adalah biaya spread, komisi dan biaya financing. Spread adalah biaya yang diterapkan oleh broker berdasarkan selisih antara harga pembelian instrumen dan penjualan instrumen. Biasanya, semakin ramai pasar sebuah aset dan semakin besar nilai transaksi seorang trader, semakin kecil pula nilai spread yang harus dibayarkan. 

Biaya komisi seringkali merupakan biaya perawatan akun jika trader tidak aktif trading. Namun dalam berbagai kasus, biaya komisi juga akan diterapkan meskipun trader aktif trading. Biasanya, instrumen yang memiliki komponen biaya komisi adalah saham, sementara trading forex atau komoditas tidak memiliki biaya ini. 

Adapun biaya financing adalah biaya yang harus dibayarkan oleh trader apabila dia memegang instrumen investasi lebih dari 1 hari. Trader biasanya dikenakan bunga dengan rasio tertentu setiap hari ketika dia memegang suatu aset. 

Kelebihan Trading CFD

1. Leverage yang tinggi

Seperti yang telah disebutkan di atas, umumnya trading CFD memiliki tingkat leverage yang lebih tinggi dibandingkan instrumen lainnya. Ini artinya, trader hanya perlu menyetorkan uang dalam jumlah sedikit untuk memperdagangkan instrumen ini, sementara sisanya ditanggung broker. 

Tingkat leverage yang tinggi mengindikasikan adanya potensi keuntungan tinggi pula yang bisa diperoleh trader. Namun di sisi lain, apabila trader merugi, jumlah kerugiannya juga bisa lebih tinggi. Pada contoh di atas misalnya, dengan margin 5%, investor bisa mendapatkan keuntungan hingga 100% modal atau kehilangan 20% modal atau bahkan 100% modal juga. 

2. Akses terhadap instrumen investasi luar negeri

CFD umumnya disediakan oleh broker berbasis di luar negeri, sehingga underlying asset yang dijadikan dasar juga instrumen investasi dari luar negeri. Pluang misalnya, meskipun berbasis di Indonesia, perusahaan ini menyediakan CFD berbasis saham-saham di Amerika Serikat. 

3. Shorting lebih mudah

Shorting atau short selling adalah transaksi trading dimana trader membeli aset yang diperkirakan harganya akan menurun. Pada instrumen investasi lainnya, short seller harus meminjam sejumlah aset kepada broker dalam waktu tertentu untuk dijual kembali. Keuntungan transaksi ini terletak ketika trader bisa mengembalikan aset yang dipinjam dari broker dengan harga yang lebih rendah karena nilainya menurun. 

Dalam transaksi CFD, shorting seperti ini tidak berlaku. Pasalnya, trader tidak perlu meminjam aset kepada broker untuk membuka posisi. Sehingga dia bisa trading kapanpun dan dimanapun.

Kekurangan dan Risiko Trading CFD

1. Trader harus membayar spread

Terlepas dari untung atau tidak, trader CFD tetap harus membayar spread. Adanya spread membuat trader harus memperkirakan waktu yang tepat untuk menjual sebuah CFD, supaya jumlah keuntungan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan jumlah spread yang harus dibayarkan. 

2. Regulasi

CFD adalah salah satu instrumen trading yang memiliki regulasi lemah di banyak negara. Umumnya broker penyedia instrumen ini dipilih hanya berdasarkan rekam jejak dan reputasinya saja dibanding dengan regulasi yang mereka patuhi. Oleh sebab itu, sebelum trading pada instrumen ini pastikan Anda memilih broker dan aplikasi dan platform trading forex terbaik.

3. Risiko

Fakta bahwa pergerakan pasar CFD sangat cepat, tidak adanya underlying asset yang bisa dimiliki, serta minimnya regulasi membuat CFD adalah instrumen trading dengan risiko tinggi. Trading pada instrumen ini tidak dianjurkan untuk pemula.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *