Lompat ke konten
Daftar Isi

10 Dampak Negatif Dari Gaya Hidup Boros

Dampak Negatif Gaya Hidup Boros

Perencanaan keuangan harus dilakukan sebaik mungkin agar tidak terjebak dalam gaya hidup boros atau konsumtif. Sebab, gaya hidup boros dapat menimbulkan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya susah menabung, tak punya dana darurat, hingga masalah kesehatan mental.

Banyak orang terutama kaum milenial yang tinggal di kota besar terjebak tren serta gaya hidup yang menyebabkan mereka jadi konsumtif tanpa sadar akan dampak buruk yang dapat ditimbulkan di kemudian hari. Supaya tidak sampai terjebak, ketahuilah dampak negatif dari gaya hidup boros berikut ini!

1. Susah Menabung

Dampak negatif gaya hidup boros yang pertama adalah membuat seseorang jadi susah menabung, apalagi menginvestasikan uangnya. Terbiasa memboroskan uang membuat seseorang lebih sering membeli barang keinginan dibandingkan kebutuhannya, sehingga di akhir bulan seringkali kehabisan uang.

Kebiasaan susah menabung ini terutama terjadi pada generasi milenial yang bekerja di kota-kota besar (bukan termasuk generasi sandwich). Di kota besar memiliki fasilitas lebih lengkap, bahkan hampir semua barang tersedia. Hal ini mengakibatkan mereka sangat mudah berbelanja sesuatu yang memang diinginkannya. 

Susah menabung bukanlah kebiasaan baik, apalagi jika bukan merupakan generasi sandwich yang memang mengalokasikan uangnya untuk kebutuhan keluarga. Susah menabung menyebabkan hidup menjadi lebih susah karena tak memiliki tabungan yang dapat dijadikan cadangan dana di masa depan.

2. Banyak Hutang serta Tagihan Menumpuk

Tidak semua perilaku konsumtif disebabkan oleh hutang, namun sebagian orang yang sulit menabung memiliki hutang serta tagihan menumpuk. Hal ini karena mereka yang mempunyai kebiasaan konsumtif, seringkali berusaha mengikuti tren atau gaya hidup. Akibatnya, jadi terbiasa untuk tidak tertinggal tren.

Gaya hidup konsumtif menyebabkan seseorang rela memperoleh uang dengan segala cara, salah satunya berhutang, kredit, pinjaman, atau sejenisnya. Kebiasaan berhutang membuat hidup tidak tenang, apalagi jika digunakan untuk memenuhi gaya hidup dan bukan kebutuhan pokok sehari-hari. Contohnya rela berbelanja barang branded walaupun sebenarnya tidak terlalu membutuhkannya, namun rela kredit demi mengikuti tren.

Perlu diketahui, dampak negatif berhutang serta punya tagihan menumpuk adalah susah menghentikan kebiasaan tersebut. Jika tak mampu melunasinya, dapat memunculkan kredit skor buruk di SLIK OJK.

3. Susah Mencapai Financial Freedom

Berkaitan dengan susah menabung, dampak negatif dari gaya hidup boros lainnya adalah kesusahan mencapai financial freedom atau kebebasan keuangan. Menabung saja susah, apalagi menginvestasikan sebagian uang agar berkembang, kan? 

Financial freedom merupakan kondisi di mana seseorang punya simpanan uang dalam jumlah cukup untuk kebutuhan sehari-hari maupun gaya hidup, tak ada hutang atau pinjaman, serta memiliki investasi yang dapat digunakan untuk jangka panjang. Siapapun pasti menginginkan financial freedom di masa depan dari hasil jerih payahnya. Namun jika terbiasa punya gaya hidup konsumtif, kebebasan keuangan tersebut pasti akan susah diraih karena tak punya cukup tabungan untuk bekal masa depan.

Tidak harus bekerja dengan penghasilan miliaran rupiah per bulannya untuk mencapai kebebasan finansial. Tetapi, mulailah kebiasaan menabung sedari muda jika ingin mencapai hal tersebut.

4. Merasa Stres dan Terancam

Orang yang terbiasa dengan gaya hidup konsumtif, biasanya memiliki masalah pada kesehatan mentalnya. Selain merasa selalu kekurangan, juga seringkali merasa stres dan terancam hidupnya.

Kebiasaan boros menyebabkan seseorang merasa stres karena merasa uangnya selalu habis, padahal baru saja mendapatkannya. Apalagi jika akhir bulan tiba, manusia dengan gaya hidup konsumtif kebanyakan susah menabung yang membuatnya merasa stres dan terancam karena tak punya banyak uang di akhir bulan. 

Kondisi stres berkelanjutan menyebabkan kesehatan mental terganggu. Hal ini berakibat pada emosi yang sering meledak-ledak, susah bersyukur, sampai akhirnya malah terbawa ke kebiasaan berhutang.

5. Tak Mempunyai Dana Darurat

Dampak negatif gaya hidup boros lainnya adalah tidak mempunyai dana darurat. Fungsi dana darurat, yaitu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuatu yang sifatnya mendesak. Contohnya mengalami sakit, kecelakaan, atau kekurangan biaya untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

Menjalani kehidupan yang konsumtif memang menyenangkan sesaat, namun membuat sengsara di kemudian hari ketika ada sesuatu mendadak yang perlu dipenuhi. Jadi dapat dikatakan bahwa tidak mempunyai dana darurat dapat membuat hidup tidak tenang, apalagi jika ada hal mendadak yang membutuhkan biaya tambahan.

Daripada mengalokasikan uang untuk membeli sesuatu hal tidak terlalu penting, sebaiknya alokasikan sebagian pendapatan ke dana darurat. Tidak perlu terlalu besar, Anda dapat menyisihkan setidaknya 5-10 persen pendapatan setiap bulannya sebagai dana darurat, kemudian tidak mengutak-atiknya sampai uangnya dibutuhkan. 

6. Kesulitan dalam Mengatur Keuangan

Permasalahan finansial yang seringkali dihadapi terutama oleh anak muda dan pasangan baru menikah, yaitu kesulitan dalam mengatur keuangannya. Tak jarang beberapa dari mereka cenderung mengeluarkan uang lebih banyak untuk membayar gaya hidup daripada kebutuhan pokok sehari-hari demi tren dan pengaruh lingkungan sosial.

Kesulitan mengatur keuangan dampaknya bukan hanya sulit menabung, tetapi juga permasalahan dalam perekonomian keluarga. Oleh karena itu, penting sekali mengatur keuangan berdasarkan skala prioritas agar finansial tidak kacau.

Apabila merasa bingung mengatur gaji bulanan supaya tidak terbiasa boros, Anda dapat menggunakan perbandingan untuk menentukan skala prioritas kebutuhan. Misalnya 50% untuk kebutuhan pokok, 20% menabung, 20% untuk keinginan dan gaya hidup, lalu 10% dana darurat.

7. Kebutuhan Primer Susah Dipenuhi

Banyak orang yang terjebak dalam kebiasaan konsumtif susah menghentikan kebiasaan tersebut, sehingga berakibat kebutuhan primer susah dipenuhi. Mengapa demikian? Hal ini karena tanpa disadari, mereka lebih banyak mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak terlalu diperlukan, yakni membayar demi mengikuti gaya hidup.

Macam kebutuhan primer, antara lain sandang, pangan, papan. Jika susah dipenuhi, di kemudian hari pasti membuat kehidupan jadi terancam.

Tidak semua tren harus diikuti dan tidak semua barang keinginan pun harus dibeli. Memang tidak ada salahnya membeli barang-barang yang diinginkan, namun sebaiknya utamakan memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu. Jika ada barang yang diinginkan, sebaiknya menyisihkan sebagian uang.

8. Serakah dan Sering Merasa Kekurangan

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa orang-orang dengan kebiasaan boros cenderung serakah dan sering merasa hidupnya serba kekurangan. Biasanya, rasa kekurangan tersebut muncul tanpa sadar disebabkan oleh kebiasaannya sendiri, yaitu memboroskan uang.

Orang dengan kebiasaan konsumtif seringkali membeli sesuatu tanpa mempertimbangkan nilai gunanya di masa depan. Atau mungkin, asal membelanjakan uang untuk sesuatu yang sedang tren atau menjadi gaya hidup di kalangan tertentu, padahal mereka sebenarnya tidak membutuhkan barang tersebut.

Inilah mengapa orang yang hidupnya boros sering merasa kekurangan, sebab kebanyakan mereka serakah atau merasa ingin memiliki hampir segala sesuatunya. Hingga pada akhirnya mencoba segala cara demi mendapatkan uang.

Mencari uang tambahan memang sah-sah saja. Asalkan bukan sengaja dijadikan pijakan untuk menenggelamkan diri ke kehidupan yang tak sesuai kemampuan finansial sehingga berakibat pemborosan uang.

9. Terbiasa Membeli Barang yang Tidak Diperlukan

Dampak buruk lainnya dari gaya hidup boros adalah terbiasa membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan. Kebiasaan seperti dianggap buruk karena cenderung tidak mempertimbangkan kegunaan barang tersebut.

Membeli barang tidak perlu dampaknya bukan hanya buruk bagi diri sendiri, tetapi juga menyebabkan penyesalan di masa depan. Tidak semua barang yang sedang tren harus dibeli, apalagi jika belum tahu kegunaannya serta urgensinya.

Sebenarnya boleh saja membeli sesuatu yang diinginkan. Akan tetapi pastikan pula mempertimbangkan kegunaan atau fungsinya agar tidak merasa menyesal ketika sudah membelinya. 

Menghentikan kebiasaan belanja barang tak perlu memang susah-susah gampang. Cobalah sebelum berbelanja, cari tahu apa urgensinya membeli barang tersebut dan untuk apa kegunaannya.

10. Menyebabkan Permasalahan dalam Keluarga

Tak dipungkiri lagi bahwa dampak negatif gaya hidup boros yang sering terjadi, yaitu menyebabkan permasalahan dalam keluarga. Setiap keluarga pasti memiliki pendapatan masing-masing, tetapi pendapatan bukanlah faktor mutlak yang menentukan kekurangan atau tidaknya pemenuhan kebutuhan. 

Keluarga yang tak mampu mengatur finansialnya dengan baik, nantinya dapat timbul berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Selain masalah keharmonisan, kekacauan keuangan di keluarga juga dapat berdampak pada kesehatan anggota keluarga itu sendiri, bahkan sering merasa kekurangan ketika memenuhi kebutuhan hidup harian.

Misalnya ada sebuah keluarga berpenghasilan 7 juta per bulan yang lebih mengutamakan membeli fashion branded terbaru dibandingkan membeli barang pokok untuk anaknya yang baru lahir, yaitu susu dan popok. Akhirnya lambat laun, anaknya yang masih bayi itu mengalami masalah kesehatan karena kurang gizi.

Tidak mudah menghilangkan kebiasaan konsumtif di suatu keluarga. Hal seperti ini sebaiknya dikomunikasikan bersama untuk mengatasi permasalahan keuangan keluarga agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pokok tanpa kekurangan.

Meskipun jarang disadari secara langsung, kebiasaan konsumtif atau gaya hidup boros dapat membawa dampak negatif untuk jangka panjang. Penting sekali mencegah kebiasaan tersebut agar dampak buruk seperti di atas tidak terjadi.

Cara mengatasi kebiasaan boros dapat dimulai dengan membuat skala prioritas dalam pemenuhan kebutuhan, yakni prioritaskan untuk kebutuhan pokok, menabung, serta dana darurat. Selain itu, sebaiknya tidak perlu terlalu mengikuti tren atau gaya hidup di lingkungan sosial demi gengsi semata. Mulailah membelanjakan uang untuk sesuatu yang memang diperlukan dan sifatnya urgent.

Zahrah Firyal Salma

Zahrah Firyal Salma

Zahrah Firyal Salma adalah seorang yang memiliki minat pada informasi edukasi tentang finansial, maupun memberikan informasi penting lainnya seputar produk keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *