Lompat ke konten
Daftar Isi

Deposito vs Reksa Dana: Perbandingan Serta Cara Memilihnya

Deposito vs Reksa Dana

Deposito dan reksa dana merupakan dua instrumen investasi yang sering direkomendasikan untuk investor pemula. Namun, pada dasarnya dua instrumen tersebut adalah produk yang berbeda. Dalam instrumen yang kedua, Anda bisa memilih untuk berinvestasi pada pasar uang atau pasar modal, sementara investasi deposito hanya masuk kategori pasar uang saja. 

Selain itu, uang Anda juga akan sepenuhnya dikelola oleh bank dan Anda tinggal terima jadi. Pihak bank akan menyalurkan uang deposito tersebut kepada debitur yang terpilih. Di luar perbedaan tersebut, ada faktor-faktor lain yang harus Anda jadikan pertimbangan saat memilih deposito atau reksa dana. Berikut ini diantaranya:

Perbandingan Deposito vs Reksa Dana

1. Minimal Setoran Awal

Perbandingan pertama adalah minimal setoran awal. Setoran awal minimum untuk deposito adalah sebesar Rp1.000.000-Rp.10.000.000, tergantung dengan bank dan metode transaksi yang Anda gunakan. Selain itu, umumnya deposito juga tidak bisa di top up, sehingga kurang cocok untuk tabungan berkala. 

Di sisi lain, Anda bisa membeli reksa dana dengan berbagai harga mulai dari Rp10.000 per unit penyertaan sampai Rp1.000.000 per unit. Dengan perkembangan teknologi seperti saat ini, investasi pada instrumen ini juga bisa di top up dengan mudah menggunakan aplikasi dompet digital dan mobile banking, sehingga cocok untuk tabungan berkala dan dollar cost averaging.

2. Fleksibilitas

Konsep dari tabungan deposito adalah nasabah menyimpan sejumlah uang di bank dan dia tidak bisa menarik kembali uang tersebut sampai jangka waktu yang ditentukan. Biasanya, jangka waktu ini mencapai 1 bulan, 3 bulan hingga 1 tahun. Baru nasabah-nasabah khusus, seperti perusahaan atau lembaga pemerintahan yang bisa mengakses deposito dengan jangka waktu 1 minggu. 

Apabila nasabah mencairkan dana tersebut di luar waktu yang telah ditentukan, dia akan dikenai penalti. Menurut pengalaman penulis, biaya penalti tersebut sekitar Rp150.000. Namun sisi positifnya, pencairan deposito terbilang cepat. Untuk offline, Anda hanya perlu menunggu di customer service kurang lebih 30 menit sampai 1 jam, sedangkan untuk online, deposito bisa dicairkan seketika melalui internet banking atau mobile banking.

Sebaliknya, reksa dana bisa dicairkan kapan saja dan dimana saja asal aplikasi dan koneksi internet ada. Proses pencairannya juga terbilang tidak lama. Untuk RDPU, biasanya memakan waktu 2 hari kerja, sedangkan RDO dan RDS membutuhkan waktu 2 hari-7 hari kerja. Kelebihan ini membuat instrumen ini relatif lebih cocok untuk dana darurat dibandingkan dengan deposito. 

3. Keuntungan

Perbandingan deposito vs reksa dana yang selanjutnya adalah dari segi keuntungan. Deposito menawarkan keuntungan yang lebih rendah dibandingkan reksa dana. Jadi, kalau return reksa dana 6% dalam setahun, maka pada saat yang bersamaan suku bunga deposito akan berkisar 4%-5%. Akan tetapi, suku bunga deposito tersebut bersifat tetap. Artinya, terlepas bank sedang rugi atau tidak, keuntungan yang akan Anda dapatkan tetap 4%-5%. 

Lain halnya dengan reksa dana. Return reksa dana bisa lebih tinggi dibandingkan deposito dan pemilik instrumen ini juga berpeluang untuk mendapat jatah dividen dan kupon dari emiten. Hanya saja, tingkat return instrumen ini bervariasi tergantung dengan kondisi pasar dan kinerja emiten. 

4. Pajak dan biaya lainnya

Saat mencairkan deposito tepat waktu, biasanya nasabah tidak akan dikenai biaya transaksi. Hanya saja, keuntungan deposito terkena pajak sebesar 20% dan untuk setor deposito offline nasabah umumnya akan dikenai biaya materai (6.000 atau 10.000). 

Di sisi lain, reksa dana hanya memiliki beberapa faktor biaya dan keuntungannya tidak dikenakan pajak. Faktor biaya tersebut adalah biaya transaksi, biaya jasa bank kustodian dan biaya transfer antar bank (jika bank kustodian dan bank yang Anda gunakan berbeda). 

Saat ini, banyak aplikasi jual beli instrumen ini yang menerapkan gratis biaya administrasi. Adapun biaya jasa bank kustodian biasanya sekitar Rp3.500. Begitu pula dengan biaya transaksi antar bank. Untuk menghemat biaya ini, pastikan bank kustodian dan bank biasa Anda adalah perusahaan yang sama ya. 

5. Risiko

Salah satu risiko investasi reksa dana yang tidak dapat dinafikan adalah risiko default. Meskipun dikelola oleh Manajer Investasi, tapi masih ada kemungkinan emiten mengalami gagal bayar. Ini artinya, ada kemungkinan uang investasi Anda tidak kembali. 

Deposito dan produk simpanan perbankan lainnya di sisi lain, kini sudah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Meskipun mekanisme klaimnya masih harus disosialisasikan lebih lanjut, namun apabila bank mengalami kebangkrutan, nasabah dengan nilai deposito dan tabungan kurang dari 2 miliar bisa mengajukan klaim ke lembaga ini. 

Cara Memilih Antara Investasi Deposito vs Reksa Dana 

1. Tentukan tujuan investasi Anda

Saat memilih instrumen investasi, pastikan Anda tahu terlebih dahulu untuk apa uang investasi tersebut nantinya, supaya tidak rugi. Misalnya, untuk dana darurat tentu reksa dana khususnya reksa dana pasar uang lebih cocok, karena bisa dicairkan kapanpun dan dimanapun meskipun membutuhkan waktu kurang lebih 2 hari kerja. 

Di sisi lain, deposito cenderung lebih cocok untuk Anda yang ingin berinvestasi jangka panjang dengan adem ayem tanpa harus mikir penurunan harga saham dan IHSG. Pencairan dananya juga relatif mudah dan tidak perlu menunggu hingga 2 hari. 

2. Tentukan preferensi investasi

Cara yang kedua adalah dengan menentukan preferensi investasi. Jika Anda lebih suka instrumen investasi yang tanpa mikir, pendapatan tetap meskipun kecil dan aman, maka deposito adalah instrumen investasi yang cocok untuk Anda. Akan tetapi, apabila Anda sedikit suka tantangan, tanpa biaya penalti besar dan ingin memperoleh pendapatan investasi yang lebih besar, maka reksa dana adalah instrumen yang pas. 

3. Sesuaikan dengan modal

Seperti yang tertulis di atas, umumnya setoran awal minimum produk investasi di bank besar adalah sebesar Rp1.000.000-Rp10.000.000. Tentu tidak semua investor memiliki uang sebanyak ini, khususnya investor pemula. Sebagai solusinya, Anda bisa saja berinvestasi di reksa dana terlebih dahulu untuk mengumpulkan uang. Baru, setelah jumlahnya mencapai jumlah setoran minimum, Anda bisa memasukkannya ke dalam deposito bank.

Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan ini, maka tidak heran apabila sebagian investor berinvestasi di reksa dana dan deposito sekaligus sebagai bentuk diversifikasi. Selain itu, tidak jarang investor yang memulai karir investasi dengan deposito terlebih dahulu sebelum mulai masuk reksa dana.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *