Lompat ke konten
Daftar Isi

Investasi Deposito: Pengertian, Keuntungan, Risiko

mengenal deposito

Salah satu instrumen investasi yang cocok untuk pemula adalah investasi deposito perbankan. Hanya dengan 5-10 juta rupiah, Anda sudah bisa mulai berinvestasi dalam instrumen ini. Namun, sebelum Anda mulai berinvestasi,  pelajari apa itu investasi deposito dan apa risiko dan keuntungannya berikut ini. 

Pengertian Investasi Deposito

Investasi deposito adalah investasi yang menggunakan deposito perbankan sebagai instrumennya. Deposito merupakan salah satu jenis simpanan yang ditawarkan oleh bank kepada nasabah. 

Berbeda dengan tabungan biasa, deposito memiliki batas minimum dan tidak bisa dicairkan sewaktu waktu. Biasanya terdapat 4 jangka waktu atau tenor deposito yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Dalam klausul kontrak investasi deposito, nasabah bisa memilih apakah investasi deposito tersebut akan diperpanjang secara otomatis atau diperpanjang secara manual. 

Nasabah tidak dapat menarik dana deposito sebelum tanggal jatuh tempo. Apabila nasabah menarik dana tersebut sebelum jatuh tempo, pihak bank umumnya akan menjatuhkan biaya penalti. Besaran biaya penalti deposito ini berbeda beda di setiap bank. 

Perbedaan selanjutnya adalah tingkat bunga deposito juga lebih tinggi daripada tingkat bunga tabungan biasa. Menurut OJK, rata-rata tingkat bunga deposito berkisar antara 7,6% sampai 8,6% tergantung dengan kebijakan masing-masing bank dan tenor yang diambil oleh nasabah. 

Investasi pada deposito cocok untuk investor pemula sebab dalam investasi ini nasabah atau investor tidak perlu pusing menentukan perusahaan mana yang akan jadi tujuan investasi mereka. Nasabah tinggal duduk dan menerima imbal balik investasi setiap bulannya. 

Keuntungan Deposito

  1. Warkat deposito dapat dijadikan agunan.
  2. Tingkat suku bunga deposito lebih tinggi daripada tingkat suku bunga tabungan biasa. 
  3. Menyimpan dana dalam bentuk deposito dijamin oleh LPS. Artinya, Anda berhak mengajukan klaim sejumlah tertentu sesuai dengan perundang undangan yang berlaku jika pihak bank tidak dapat mengembalikan dana deposito Anda beserta bunganya. 
  4. Dapat dijadikan instrumen yang membantu Anda untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. 

Risiko Deposito

  1. Apabila dibandingkan dengan instrumen investasi lain, tingkat suku bunga deposito relatif lebih rendah. 
  2. Pajak bunga deposito sekitar 20%
  3. Nasabah tidak bisa sewaktu waktu menarik dana atau ketika nasabah terpaksa menarik dana deposito, nasabah tersebut akan dikenakan biaya penalty. 
  4. Penurunan tingkat keuntungan apabila nilai suku bunga acuan (BI7DRR) menurun.
  5. Penurunan nilai tukar apabila Anda berinvestasi deposito dalam bentuk valas. 
  6. Risiko default atau risiko gagal bayar. Meskipun kemungkinannya kecil, tetapi tidak menutup kemungkinan pihak bank gagal membayar investasi deposito Anda. 

Deposito Vs Reksadana dan Saham

Deposito memiliki perbedaan yang cukup mendasar dengan reksadana dan saham. Berikut ini perbedaan ketiga instrumen investasi tersebut:

Jenis Pasar

Investasi di deposito secara keseluruhan masuk ke dalam kategori investasi di pasar uang sementara saham masuk kategori investasi pasar modal. Di sisi lain, reksadana bisa masuk ke pasar modal (reksadana saham dan obligasi) atau pasar uang. 

Pengelolaan Dana

Dalam deposito, Anda tidak bisa menentukan perusahaan mana yang akan menjadi tujuan investasi Anda sedangkan, pada instrumen saham, Anda bisa memilih emiten secara langsung. Jika Anda tertarik berinvestasi di reksadana, Anda bisa melihat perusahaan mana yang menjadi emiten dana investasi Anda melalui prospektus masing-masing produk yang ditawarkan oleh manajer investasi. 

Saat ini, untuk berinvestasi reksadana Anda hanya perlu uang mulai dari 10.000 rupiah saja. Tentu jumlah ini jauh lebih kecil daripada modal awal deposito yang bisa sampai jutaan sehingga cocok untuk investor miskin

Adapun modal awal yang harus Anda keluarkan untuk membeli saham tergantung dengan harga per lembar saham tersebut. Jika harga per lembar saham hanya 100 rupiah, maka Anda bisa membeli saham tersebut hanya dengan 10.000 rupiah (100 kali 100 lembar saham). 

Likuiditas

Investasi deposito tidak dapat dicairkan sewaktu waktu. Tapi untuk mencairkan dana ini, Anda hanya perlu waktu kurang dari satu hari. Apalagi jika Anda menggunakan internet banking

Lain halnya dengan reksadana dan saham yang membutuhkan waktu 2 sampai 7 hari kerja. Ini disebabkan untuk mencairkan instrumen investasi ini transaksi Anda perlu diverifikasi oleh manajer investasi dan bank kustodian. 

Risiko

Baik deposito, reksadana ataupun saham sama-sama menghadapi risiko default jika emiten gagal bayar. Hanya saja, reksadana dan saham tidak dijamin oleh lembaga penjamin simpanan (LPS) dan  ketiganya menghadapi risiko penurunan keuntungan dengan sebab yang berbeda. 

Keuntungan deposito akan menurun jika tingkat suku bunga acuan (BI7DRR) menurun sementara keuntungan saham akan turun jika harga saham tersebut menurun (capital loss). Keuntungan reksadana akan turun jika nilai aktiva bersih (NAB) yang dikelola oleh manajer investasi menurun. 

Tips Investasi Deposito

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, ikuti tips-tips berikut ini sebelum kamu memutuskan untuk berinvestasi di deposito:

1. Pilih Bank Terbaik

Secara teoritis, semakin besar ukuran sebuah bank maka semakin baik pula bank tersebut. Sebab hal ini berarti bank memiliki dana cadangan dan aset yang cukup untuk mengembalikan semua dana nasabah apabila sewaktu waktu terjadi krisis. 

Anda dapat memilih bank terbaik berdasarkan berbagai faktor seperti, tingkat kapitalisasi pasar, rekam jejak bank tersebut dan lain-lain. Tujuannya adalah agar Anda terhindar dari risiko default atau risiko gagal bayar.

Tidak hanya di institusi keuangan konvensional, sekarang mayoritas bank digital sudah menawarkan fitur deposito bagi nasabahnya.

2. Tentukan Tujuan dan Tenor Deposito

Sebagaimana yang telah tertulis di atas, dana investasi jenis ini tidak dapat dicairkan sewaktu waktu atau Anda harus membayar penalty. Oleh sebab itu, tentukan tujuan investasi Anda dan sesuaikan tenor deposito Anda terlebih dahulu sebelum Anda secara resmi berinvestasi. 

Misalnya Anda membutuhkan dana untuk membayar sekolah anak tiga bulan ke depan. Maka, Anda bisa memilih investasi dengan tenor 3 bulan. Anda bisa memilih deposito 1 bulan terlebih dahulu jika Anda masih ingin coba-coba berinvestasi pada instrumen ini. 

3. Pertimbangkan Bunga dan Struktur Biaya Deposito

Sebagai seorang investor tentu Anda ingin setiap investasi Anda menguntungkan. Maka dari itu Anda harus memperhatikan tingkat bunga dan biaya deposito yang ditawarkan oleh masing-masing bank. 

Setiap bank memiliki kebijakan tingkat suku bunga dan biaya deposito yang berbeda. Anda dapat melakukan riset kecil-kecilan untuk menentukan mana bank yang menawarkan produk dengan tingkat bunga tertinggi dengan biaya yang relatif rendah. 

Saat ini untuk berinvestasi di deposito terbilang cukup mudah. Anda tinggal membuka rekening ke bagian customer service bank terdekat atau tinggal memilih menu deposito di internet banking Anda.  

Akan tetapi, Anda perlu ingat seringkali beberapa bank memberlakukan jumlah setoran minimum yang berbeda antara deposito yang dibuka melalui internet banking dan customer service. Jadi, pastikan Anda mengetahui kebijakan tabungan deposito bank yang Anda pilih ya. 

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *