Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Elastisitas Penawaran? Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya

elastisitas penawaran

Dalam hukum permintaan dan penawaran disebutkan bahwa semakin tinggi harga jual sebuah barang, semakin tinggi pula supply-nya. Hal ini karena tinggi rendahnya harga sebuah barang mengindikasikan potensi omset yang bisa diperoleh produsen dari menjual barang tersebut. 

Namun demikian, tidak semua barang berlaku demikian. Bitcoin misalnya,terlepas dari berapapun naiknya harga bitcoin, jumlah BTC yang bisa ditambang (mining) tetap hanya 21 juta unit. Hal ini karena selain harga, ada banyak faktor lain yang mempengaruhi jumlah barang yang diproduksi. Dampak perubahan harga terhadap jumlah barang yang diproduksi ini digambarkan dalam sebuah matriks yang bernama elastisitas penawaran. 

Pengertian Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran adalah matriks yang mengukur respon jumlah barang yang diproduksi oleh sebuah perusahaan terhadap perubahan harga barang tersebut. Secara teoritis, harusnya seiring dengan peningkatan harga, jumlah barang yang diproduksi juga meningkat. Hanya saja, tidak semua barang yang dijual di dunia ini berlaku demikian. 

Hal ini karena banyak faktor produksi yang digunakan untuk membuat barang dan jasa tersebut yang membutuhkan waktu untuk menyesuaikan harga pasar. Ada juga barang yang memang sejak awal diproduksi dalam jumlah terbatas, seperti bitcoin pada contoh di atas. 

Rumus Elastisitas Penawaran

Rumus untuk menghitung elastisitas penawaran cukup sederhana, yaitu:

Ep = (ΔQ : ΔP) x (P : Q)

Keterangan :

ΔQ: perubahan jumlah barang atau Q2-Q1. 

ΔP: perubahan harga barang atau P2-P1.

P: harga awal.

Q: jumlah awal.

Contoh Menghitung Elastisitas Penawaran

Contohnya, sebuah perusahaan produsen pensil lukis memproduksi 4.000 paket pensil per hari dengan harga Rp15.000 per pensil. Karena minat melukis di kalangan anak-anak meningkat, harga paket pensil lukis tersebut di pasaran naik menjadi 20.000. Menanggapi momentum ini, perusahaan tersebut lantas menaikkan produksi hingga 5.000 paket per hari. Maka, berapakah elastisitas penawaran paket pensil lukis tersebut?

Ep = (ΔQ : ΔP) x (P : Q)

Ep = ((20.000-15.000) : (5.000-4.000)) x (15.000:4.000)

= (5.000: 1.000) x 3,75 =5 x 3,75 =18,75

Ini artinya, produksi pensil lukis tersebut relatif elastik. 

Jenis-Jenis Elastisitas Penawaran

Sama seperti halnya elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terbagi ke dalam 5 jenis, yaitu:

  1. Inelastis sempurna : Pada jenis ini, tingkat elastisitas penawaran sebuah barang mendekati 0. Artinya, terlepas dari berapapun harga barang tersebut berubah, jumlah supply-nya tidak akan bertambah. Misalnya, supply Bitcoin di atas, atau supply barang langka yang dijual di pelelangan. Meskipun harga barang yang dilelang tersebut terus naik, namun jumlah barangnya akan tetap. 
  2. Inelastis : Pada jenis ini, tingkat elastisitas penawaran sebuah barang bernilai antara 0-1. Ini artinya, perubahan harga jual sebuah barang hanya berdampak sedikit pada perubahan jumlah barang yang diminta. Contohnya adalah supply tenaga kerja di bidang data science. Meskipun saat ini gaji karyawan di bidang ini cukup menggiurkan dan terus naik, namun jumlah penawarannya akan relatif tetap, sebab untuk menguasai bidang ini dibutuhkan pelatihan intensif berbulan-bulan. 
  3. Elastis uniter: Pada jenis ini, perubahan harga jual sebanyak 1 unit akan diikuti dengan penambahan jumlah produk yang ditawarkan akan meningkat sebanyak 1 unit juga. 
  4. Elastis : Pada jenis ini, perubahan harga jual sebanyak 1 unit akan diikuti dengan penambahan jumlah produk yang dijual lebih dari 1 unit. Produk yang memiliki tingkat elastisitas yang lebih dari 1 seperti ini, umumnya mudah diproduksi. Misalnya, mainan lato-lato. Seiring dengan peningkatan popularitas lato-lato di Indonesia, harganya akan naik, begitu pula dengan jumlah lato-lato yang ditawarkan. Sebab, lato-lato relatif mudah dibuat karena bahannya sudah ada. 
  5. Elastis sempurna : Jenis elastisitas yang terakhir adalah elastis sempurna. Pada jenis ini, jumlah barang yang ditawarkan relatif tidak terbatas terlepas dari berapapun harga yang ditawarkan. Tidak ada contoh di dunia nyata mengenai elastisitas ini. Hal ini karena umumnya ketika barang yang diproduksi banyak karena peningkatan popularitas selalu diikuti dengan peningkatan harga. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran

Seperti yang telah disinggung di atas, bahwasanya ada banyak faktor yang bisa berpengaruh terhadap jumlah barang yang ditawarkan atau diproduksi perusahaan atau individu selain harga. Beberapa diantaranya adalah:

1. Lama proses produksi

Harga sebuah barang dan jasa dapat berubah-ubah sewaktu-waktu, sementara proses produksi barang dan jasa tidak bisa berubah dengan cepat. Misalnya, gaji tenaga kerja di bidang programming (coding, dalam hal tenaga kerja, gaji adalah ukuran harga). Gaji seorang programmer bisa saja naik tinggi karena saat ini banyak perusahaan berlomba-lomba untuk membuat aplikasi. Namun karena programming adalah bidang teknik yang membutuhkan pelatihan intensif, maka jumlah supply programmer tidak bisa berubah secepat perubahan gajinya. 

2. Ketersediaan kapasitas cadangan 

Ketika perusahaan memiliki cadangan barang dagang (safety stock) yang dapat dengan cepat memenuhi permintaan dari konsumen ketika harga barang dagang tersebut naik. Sebaliknya, jika perusahaan tidak memiliki kapasitas cadangan tersebut, maka mau tidak mau proses penyediaan produk tambahan akan terhambat. 

Misalnya, produksi minyak. Jumlah cadangan minyak dunia terbatas, sehingga perusahaan minyak tidak bisa serta merta menambah jumlah supply minyak begitu harga komoditas primer tersebut meningkat. 

3. Aspek strategis pada proses produksi

Tidak jarang, jumlah supply pada produk-produk tertentu memang sengaja dibatasi untuk menjaga harga produk tersebut supaya tidak jatuh karena terlalu banyak supply. Biasanya, produk yang mengalami pembatasan seperti ini adalah produk-produk strategis atau berkaitan dengan kebutuhan orang banyak. 

Misalnya, beberapa kali supply minyak diproduksi oleh negara-negara pengekspor minyak demi menjaga harga komoditas tersebut supaya tidak turun tajam. Aspek strategis seperti ini tentunya akan membatasi keluwesan penambahan jumlah produksi ketika harga naik. 

4. Hambatan masuk industri

Semakin banyak perusahaan yang beroperasi di sebuah industri, maka semakin elastis pula penawaran barang di industri tersebut. Hal ini karena perusahaan bisa memenuhi permintaan barang yang tidak bisa dipenuhi oleh perusahaan lain. 

Sebaliknya, jika sebuah industri memiliki hambatan yang tinggi untuk dimasuki oleh perusahaan baru, maka penawaran produk pada industri tersebut relatif tidak elastis. Hal ini hanya segelintir perusahaan saja yang bisa bergerak di industri tersebut. Biasanya, industri dengan hambatan masuk yang tinggi ini termasuk industri teknologi, karena membutuhkan modal dan kemampuan teknis yang tinggi. 

5. Waktu

Sama halnya dengan elastisitas permintaan, perubahan jumlah barang yang diproduksi akibat perubahan harga juga cenderung terjadi dalam jangka menengah hingga panjang. Hal ini karena perusahaan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan faktor produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi barang tersebut.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *