Lompat ke konten
Daftar Isi

Safety Stock: Pengertian, Rumus, Cara Menghitung, Contoh

safety stock

Idul fitri tinggal satu bulan lagi. Biasanya, pada momen ini jumlah pesanan baju-baju muslim dan kue meningkat tajam. Jika Anda adalah pelaku di bidang perusahaan ini, maka saatnya Anda mempersiapkan safety stock. Apa itu safety stock? Simak selengkapnya berikut ini:

Pengertian Safety Stock

Safety stock adalah sejumlah persediaan barang yang disiapkan oleh sebuah perusahaan dalam menghadapi jumlah permintaan yang tidak pasti. Tujuannya adalah supaya ketika permintaan tinggi, perusahaan tersebut tidak kehabisan stok barang. 

Manajemen persediaan cadangan ini perlu dilakukan dengan baik terlepas dari perusahaan Anda merupakan perusahaan dagang atau manufaktur, mengingat permintaan yang tidak pasti, kapasitas gudang yang terbatas dan tipe-tipe barang tertentu yang mudah basi. Dalam konteks kue lebaran misalnya, ketika jumlah cadangan barang dagangan Anda kurang, maka Anda akan kehilangan banyak potensi pendapatan, namun ketika berlebih, kue tersebut justru basi dan tidak laku.

Manfaat Safety Stock Dalam Bisnis

1. Memaksimalkan pendapatan

Seperti yang telah disinggung di atas, jika produksi kue lebaran Anda kurang, maka Anda akan kehilangan potensi pendapatan yang besar. Dengan demikian, adanya stok barang cadangan dalam bisnis akan membantu Anda untuk memaksimalkan pendapatan dan keuntungan. 

2. Sebagai proteksi ketika ada lonjakan permintaan

Terkadang, perusahaan tidak bisa memperkirakan dengan tepat kapan kira-kira permintaan barang mereka akan melonjak. Oleh sebab itu, adanya stok cadangan ini berfungsi untuk jaga-jaga jika tetiba ada lonjakan permintaan. 

3. Sebagai proteksi atas keterlambatan pengiriman supply

Produksi produk sebuah perusahaan bisa mengalami keterlambatan jika ada keterlambatan di pengiriman bahan baku atau pengiriman barang jadi dari supplier. Keterlambatan ini bisa terjadi karena ada masalah di supplier-nya atau ada masalah saat pengiriman barang, seperti masalah cuaca atau ban meletus. 

Adanya safety stock akan membantu Anda untuk berjaga-jaga jika ada hal yang seperti ini menimpa perusahaan Anda. Sebab pada dasarnya, keterlambatan pengiriman barang dari supplier ke gudang akibat masalah alam, kecelakaan, itu bisa saja terjadi dan merupakan hal yang wajar dalam supply chain. 

4. Sebagai proteksi dari fluktuasi harga bahan baku

Masalah pada supply tidak hanya bisa terjadi pada sektor distribusi, tetapi juga harga. Adanya safety stock yang cukup untuk dijual dapat membantu perusahaan Anda untuk mengatasi perubahan harga bahan baku dari supplier. 

Misalnya, harga bahan baku dari supplier mengalami inflasi dari 300 menjadi 500 per biji. Dengan adanya persediaan cadangan di gudang, Anda bisa menjual barang-barang yang dibeli dengan harga 300 terlebih dahulu sebelum akhirnya melakukan penyesuaian harga. 

Rumus  Menghitung Safety Stock

Terdapat beberapa cara atau rumus untuk menghitung safety stock, yaitu:

1. Rumus dasar

Safety stock = (maximum daily sales x maximum lead time) – (average daily sales x average lead time)

  • Maximum daily sales: Jumlah maksimal produk yang bisa terjual dalam satu harinya.
  • Maximum lead time: Waktu paling lama yang dibutuhkan supplier untuk mengirim barang. 
  • Average daily sales: Rata-rata jumlah produk yang bisa terjual dalam satu hari. 
  • Average lead time: Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh supplier untuk mengirim bahan baku. 

Contoh :

Perusahaan A rata-rata bisa menjual produk sebanyak 300 unit dalam satu hari dengan maksimal penjualan 350 unit. Hal ini salah satunya karena supplier perusahaan A sangat cepat dalam mengirim barang. Supplier tersebut rata-rata hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk mengirimkan barang dan paling lama 3 hari. Maka, jumlah stok cadangan yang harus disiapkan oleh perusahaan tersebut adalah:

Safety stock = (350 x 3) – (300 x 2) =1.050-600=450.

2. Persediaan Cadangan Tetap

Jika bisnis Anda relatif kecil dan tidak membutuhkan waktu bagi supplier untuk mengirimkan bahan baku atau barang, Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini untuk menentukan jumlah cadangan persediaan Anda. 

Safety stock = jumlah hari x rata-rata penjualan harian

Contoh:

Toko kue A ingin menjual kue nastar untuk lebaran nanti selama 20 hari, 10 hari sebelum lebaran dan 10 hari setelah lebaran. Menurut pengalaman tahun lalu, satu hari toko A bisa menjual sebanyak 30 toples kue nastar. Maka, untuk tahun ini jumlah persediaan cadangan yang disiapkan adalah sebanyak:

Safety stock = 20 x 30 = 600 toples. 

3. Rumus Heizer Render

Jika mitra supplier Anda benar-benar tidak bisa diperkirakan waktu pengirimannya, maka Anda bisa menghitung safety stock menggunakan rumus yang satu ini. Rumusnya adalah:

Safety stock = skor Z x standar deviasi dalam lead time (σLT)

Skor Z adalah persentase kepuasan servis yang ingin Anda dapatkan dari mitra supplier terkait. Misalnya, Anda menuliskan skor Z sebanyak 95%, maka dari 100 kali pengiriman barang, Anda memperbolehkan supplier terkait untuk telat atau bekerja kurang memuaskan sebanyak 5 kali. 

Adapun mengenai standar deviasi lead time adalah selisih antara rata-rata lead time dengan lead time yang dilakukan oleh mitra supplier tersebut setiap kali pengiriman. Misalnya, sebuah supplier 5 kali mengirimkan barang dengan waktu pengiriman sebagai berikut: 5, 7,3,4,6. 

Maka rata-rata lead time adalah 5 dan standar deviasi nya adalah sebesar 1,58. Maka dari itu, untuk menghitung safety stock menggunakan rumus ini, Anda harus tahu terlebih dahulu data lama pengiriman yang dilakukan oleh supplier tersebut setiap harinya.

4. Perhitungan berbasis waktu

Dengan menggunakan metode ini, Anda mempertimbangkan perkiraan jumlah permintaan dalam periode kedepan dan mempertimbangkan jumlah permintaan sebenarnya pada periode yang telah lewat. Tantangan menggunakan metode ini adalah risiko jumlah stok yang berlebihan yang bisa saja terjadi akibat salah membuat perkiraan pasar. 

5. Menggunakan metode economic order quantity

Metode economic order of quantity adalah metode untuk menghitung berapa kali pembelian yang harus dilakukan oleh perusahaan supaya perusahaan tersebut dapat memenuhi permintaan konsumennya. Rumusnya adalah:

EOQ unit = akar kuadrat dari: [2SD] / H

S = Biaya pemesanan termasuk biaya pengiriman, administrasi pengiriman dan lain sebagainya. 

D = Jumlah barang yang dipesan. 

H = Biaya penyimpanan barang dagang per tahun. 

Perbedaan Safety Stock dan Buffer Stock

Safety stock dan buffer stock adalah dua istilah yang seringkali digunakan secara bergantian. Secara makna, kedua frasa ini bermakna sama yaitu cadangan barang dagang yang disiapkan untuk berjaga-jaga jika ada perubahan tajam pada permintaan. 

Namun menurut beberapa sumber, perbedaan keduanya terletak pada fokusnya, Safety stock berfokus pada cadangan persediaan yang bisa tersedia seiring dengan perbedaan waktu pengantaran dari supplier, sementara buffer stock fokus pada persediaan barang dagang yang siap dijual ketika ada perubahan tajam pada permintaan. 

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *