Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Impact Investing?

Impact Investing

Dalam perkembangannya, investasi tidak melulu hanya mengenai keuntungan dan bisnis, tetapi juga dituntut untuk mampu mengakomodasi dari nilai-nilai moral dari investor. Hal ini salah satunya dibuktikan dengan semakin berkembangnya investasi syariah dalam beberapa dekade terakhir dan impact investing.

Pengertian Impact Investing

Impact investing adalah strategi atau pendekatan investasi yang tidak hanya untuk mengejar keuntungan moneter semata, tetapi juga melihat dampak perusahaan atau bisnis terkait terhadap kondisi lingkungan dan sosial kemasyarakatan. 

Dengan kata lain, investor yang memiliki nilai impact investing tidak hanya mengukur kinerja perusahaan berdasarkan keuangan dan manajemennya saja, tetapi juga mengukur dampak bisnis perusahaan tersebut ke masyarakat dan lingkungan. Misalnya, dengan melihat aspek community social responsibility (CSR) yang dikembangkan oleh perusahaan, atau memilih saham perusahaan yang masuk ke dalam indeks SRI-Kehati dan lain sebagainya. 

Meskipun pada dasarnya, kegiatan ini sudah ada pada level investor individu sejak puluhan tahun lalu, namun istilah impact investing sendiri baru muncul pada tahun 2007, ketika sebagian investor institusi mulai berkomitmen untuk mengembangkan hal ini. 

Contoh Impact Investing

Impact investing atau investasi berdampak dapat dilakukan dalam berbagai skala mulai dari investor individual hingga institusi dan dapat disalurkan dalam berbagai bentuk dan instrumen. 

Namun umumnya, jenis investasi ini disalurkan untuk program dasar kehidupan, seperti kesehatan, pendidikan, pertanian atau energi terbarukan. Selain itu, tidak jarang dana investasi ini juga disalurkan ke luar negeri entah itu ke negara miskin atau negara berkembang. 

Jika Anda ingin berinvestasi menggunakan konsep ini, berikut ini beberapa instrumen investasi impact investing yang bisa diakses oleh investor individu dan dapat Anda coba:

1. Saham-saham tertentu

Investasi pada saham tidak melulu berarti Anda mencari keuntungan saja. Sebab, saat ini setiap perusahaan seolah diwajibkan untuk memiliki community social responsibility (CSR). Community social responsibility (CSR) adalah aktivitas perusahaan yang ditujukan untuk kegiatan filantropi, sehingga kegiatan perusahaan tersebut dapat memberikan dampak ke masyarakat dan lingkungan. Laporan mengenai alokasi dan pelaksanaan CSR ini biasanya dapat Anda temukan di laporan tahunan (annual report) perusahaan. 

Lebih lanjut lagi, Anda juga bisa memilih saham-saham tertentu yang masuk indeks berbasis lingkungan, dan keagamaan, seperti Indeks ESG Leaders, Indeks SRI-Kehati atau indeks-indeks saham syariah. Pasalnya, menurut laman Investopedia, investasi berdampak ini termasuk mengakomodasi nilai-nilai keagamaan. 

2. Sukuk Negara

Sukuk atau surat penyertaan modal negara juga bisa dimasukkan ke dalam impact investing, sebab umumnya dana yang terkumpul dalam instrumen ini akan digunakan pemerintah untuk proyek-proyek kemasyarakatan, seperti membangun kampus, jalan, masjid dan lain sebagainya. Bahkan ada produk sukuk yang dananya digunakan untuk membantu korban bencana alam. 

Berbeda dengan obligasi konvensional, umumnya alokasi dana sukuk negara dipublikasikan secara terbuka. Pasalnya, model investasi pada instrumen ini menuntut emiten (dalam hal ini negara) untuk memiliki underlying asset (aset yang mendasari) yang perlu diketahui oleh investor. 

3. Reksa dana endowment fund

Reksa dana endowment fund adalah jenis reksa dana yang sebagian keuntungannya dialokasikan untuk kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan kemasyarakatan disini bisa bermacam-macam, mulai dari pelestarian lingkungan, pemberian beasiswa kepada masyarakat kurang mampu, dan lain sebagainya. 

Berbeda dengan reksa dana biasa, reksa dana yang satu ini diterbitkan atas hasil kerja sama manajer investasi dengan lembaga tertentu, seperti kampus atau lembaga swadaya masyarakat (LSM). 

4. P2P Lending

Dalam banyak kasus, UMKM, petani gurem dan banyak pihak lainnya kesulitan mendapatkan pinjaman bank karena tidak bisa memenuhi syarat pengajuan pinjaman lembaga keuangan tersebut. Di sinilah P2P lending menjadi penyedia solusi. 

Meskipun memiliki fungsi intermediary sama seperti bank, namun syarat pinjaman di P2P lending umumnya lebih mudah, sehingga siapapun bisa mengajukan pinjaman. Sebagai gantinya, bunga pinjaman di lembaga yang satu ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan bank. 

Lembaga ini adalah tempat yang cocok untuk Anda yang ingin berinvestasi sambil mengembangkan usaha mikro kecil menengah atau membantu petani dan peternak. Hanya saja, kekurangannya adalah risiko investasi pada lembaga ini juga lebih tinggi. Tidak hanya karena persyaratan peminjaman yang mudah, tetapi juga ada masalah fundamental, seperti rendahnya literasi keuangan si peminjam atau bisnis peminjam yang sangat tergantung alam. 

Selain pada instrumen-instrumen di atas, Anda juga bisa berdonasi atau berinvestasi melalui lembaga-lembaga donatur, seperti Soros Economic Development Fund, Gates Foundation atau perusahaan venture capital (VC), mengingat bahwasanya VC adalah perusahaan investasi yang menjadi sumber pendanaan untuk startup. Melalui lembaga-lembaga seperti ini, nanti uang Anda akan dialokasikan langsung ke perusahaan, LSM atau masyarakat yang membutuhkan.

Perbedaan Impact Investing, ESG, dan SRI

Terdapat kemiripan konsep antara impact investing, environmental, social, and governance (ESG) dan socially responsible investing (SRI). Secara konseptual, ESG investing adalah praktik investasi yang menggunakan faktor dampak lingkungan, sosial dan manajemen sebagai salah satu pertimbangan dalam memilih perusahaan.

Socially responsible investing (SRI) di sisi lain adalah praktek investasi yang sedikit lebih ketat dibandingkan ESG. Dalam praktek investasi ini, investor tidak hanya mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial belaka, melainkan juga nilai-nilai lain seperti keagamaan, kepercayaan politik dan nilai-nilai sosial lainnya. 

Impact investing di sisi lain, mencakup keduanya. Tidak hanya berfokus pada lingkungan dan nilai-nilai sosial, konsep investasi ini menekankan bagaimana bisnis sebuah perusahaan dapat berdampak baik bagi masyarakat dan tidak hanya menguntungkan. 

Tantangan Impact Investing

Anda tertarik untuk berinvestasi dengan gaya ini? Maka salah satu tantangan yang harus Anda hadapi adalah adanya kemungkinan pergeseran filosofi dan fokus investasi, khususnya pada investasi jangka panjang. Hal ini karena trend dampak sosial di masyarakat juga berbeda antar lokasi dan antar waktu. 

Misalnya, pada tahun 1960-an banyak dari investasi ini yang dialokasikan untuk penguatan daya dukung sosial kelompok minoritas dan women empowerment. Namun dalam beberapa dekade terakhir, fokus investasi berdampak berubah pada pengembangan bisnis yang lebih ramah lingkungan dan lain sebagainya.

Tantangan lain dari investasi model ini, khususnya jika Anda ingin berinvestasi melalui lembaga-lembaga donatur seperti di atas. Berbeda dengan P2P Lending, sukuk atau saham, mekanisme, alokasi dan bagi hasil pada investasi melalui lembaga ini bisa jadi tidak se-jelas sebagaimana jika Anda beli saham atau sukuk. 

Tidak menutup kemungkinan juga mekanisme antara satu lembaga dengan lembaga lain juga berbeda. Oleh sebab itu, pastikan Anda menghubungi pihak lembaga tersebut terlebih dahulu untuk mempertanyakan hal-hal tersebut sebelum mulai berinvestasi. Karena walau bagaimanapun, investasi berbeda dengan filantropi.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *