Lompat ke konten
Daftar Isi

7 Investasi Alternatif Selain Saham, Emas, dan Reksadana

Investasi alternatif selain saham, emas dan reksadana

Semakin banyak generasi muda yang menyadari pentingnya investasi di masa depan, dan investasi semakin digemari sebagai pilihan. Selain saham, emas, dan reksa dana yang menjadi pilihan utama, ada juga investasi-investasi alternatif yang tak kalah menarik.

Berikut adalah tujuh 7 investasi alternatif yang layak Anda coba.

1. ORI (Obligasi Ritel Indonesia)

Obligasi Ritel Indonesia (ORI) adalah jenis obligasi yang dirilis oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Keuangan dan didesain khusus untuk investor ritel. Artinya, Anda tidak perlu merogoh kocek mahal untuk membeli ORI. Aset obligasi pemerintah ini bisa menjadi pilihan untuk penanaman modal untuk jangka waktu panjang.

Biaya investasi minimum untuk ORI berbeda beda tergantung dengan series ORI tersebut. Namun, umumnya biaya investasi ORI paling murah adalah 1 juta rupiah. Tingkat suku bunga dan periode jatuh tempo yang ditawarkan oleh ORI juga berbeda sesuai seriusnya. 

Untuk ORI 2020 misalnya, suku bunga yang ditawarkan adalah 4,95% dengan tenor 3 tahun (Oktober 2021- Oktober 2024). Kupon obligasi jenis ini akan dibayarkan setiap bulannya kepada investor (kemenkeu.go.id). 

Dana yang terkumpul dari ORI ini nantinya akan digunakan oleh Pemerintah Indonesia untuk membiayai berbagai program pemerintah seperti, pembangunan infrastruktur, pembiayaan pengobatan untuk pandemi covid119 dan lain sebagainya. 

Jika Anda tertarik untuk berinvestasi di ORI, Anda tinggal pergi ke Bank yang terdaftar sebagai Mitra Distribusi (MIDIS) ORI lalu melakukan registrasi. ORI tidak dirilis setiap waktu. Jadi, Anda perlu melihat apakah ada ORI yang sedang ditawarkan di laman resmi Kementerian Keuangan. Jika ada, Anda tinggal melakukan registrasi dan pemesanan melalui MIDIS tersebut di atas. 

2. Sukuk Ritel

Selain ORI, Pemerintah Republik Indonesia juga merilis Sukuk Ritel.

Sukuk Ritel adalah bagian dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang dirilis khusus untuk  investor ritel. Sama seperti ORI, biasanya biaya investasi minimum sukuk ritel juga 1 juta rupiah. 

Jangka waktu dan bagi hasil sukuk ritel juga berbeda beda tergantung series yang dirilis. Namun, umumnya tenor sukuk ritel adalah 3 tahun. Bulan September lalu, Pemerintah Indonesia merilis sukuk ritel SR015 yang berjangka waktu 3 tahun dan memiliki nisbah hasil 5,1%. 

Sama seperti ORI, dana yang terkumpul dari sukuk ritel juga akan dipakai untuk pembiayaan proyek-proyek pemerintah. Hanya saja, bedanya dengan ORI adalah, jika ORI tidak memiliki underlying assets yang harus mendasari penerbitan sedangkan sukuk ritel harus memiliki underlying assets. 

Oleh sebab itu, proyek-proyek yang akan didanai menggunakan uang hasil sukuk juga akan ditampilkan di laman KEMENKEU.Jika Anda tertarik membeli instrumen investasi alternatif ini, langkah-langkah yang harus Anda lakukan sama seperti ketika Anda ingin membeli ORI. 

3. Efek Beragun Aset (EBA)

Efek Beragun Aset atau EBA adalah portofolio efek yang terdiri dari aset keuangan seperti tagihan kredit, kumpulan piutang, surat kredit KPR dan KPA dan lain-lain (KSEI). Dalam bahasa Inggris, EBA disebut sebagai Asset-backed securities.

Cara kerja EBA adalah berikut ini, bank memberi kredit kepada nasabah dengan bukti surat tagihan kredit. Surat tagihan kredit tersebut kemudian dikumpulkan dan diseleksi berdasarkan tingkat risiko masing-masing nasabah. 

Setelah diseleksi, kumpulan surat tersebut kemudian dijual kepada perusahaan efek. Berdasarkan surat-surat tersebut, perusahaan efek lantas menerbitkan berbagai kategori risiko EBA yang dapat dibeli oleh investor baik investor institusi ataupun investor ritel. 

Biaya minimum transaksi EBA, tenor EBA dan tingkat suku bunga EBA berbeda beda tergantung dengan jenis EBA yang Anda pilih. Namun, untuk investor ritel, beberapa perusahaan efek menerbitkan EBA yang bisa dibeli hanya dengan 100 ribu rupiah saja. 

Untuk membeli instrumen investasi ini, Anda harus memiliki rekening di perusahaan efek. Pilih perusahaan efek yang menawarkan EBA dan buat rekening investasi di perusahaan tersebut. 

4. Reksadana Endowment Fund

Reksadana endowment fund merupakan jenis reksadana yang unik dan berbeda dari yang lain. Dana yang terkumpul dari jenis reksadana ini digunakan untuk mendukung kegiatan nirlaba seperti pendidikan, bantuan bencana alam, dan pelestarian lingkungan.

Selain itu, reksadana endowment fund juga dikelola oleh manajer investasi dan memberikan keuntungan bagi investor, meskipun sebagian keuntungan disumbangkan untuk kegiatan nirlaba.

Namun, perbedaan utama dari reksadana endowment fund dengan reksadana lainnya adalah bahwa tidak semua perusahaan efek menyediakan jenis investasi ini.

Misalnya, BAHANA TCW merupakan salah satu perusahaan efek yang menyediakan reksadana endowment fund, dengan 5 reksadana masing-masing dimiliki oleh IPB, UI, ITB, Yayasan Kehati, dan Masyarakat Ekonomi Syariah.

Oleh karena itu, jika Anda tertarik untuk berinvestasi di reksadana endowment fund, pastikan untuk mencari perusahaan efek yang menyediakan jenis investasi ini dan memahami konsep nirlaba yang menjadi fokus dari jenis investasi ini.

5. Exchange Traded Fund (ETF)

Exchange Traded Fund (ETF) merupakan jenis reksadana khusus yang diperdagangkan di Bursa Efek. Berbeda dengan reksadana pada umumnya, Anda tidak dapat membeli ETF hanya dengan 1 unit, tetapi harus membeli minimal 100.000 unit.

Perbedaan lain dari ETF dengan jenis reksadana lainnya adalah pergerakan harga yang sepenuhnya mengikuti indeks-indeks tertentu. Selain itu, ETF hanya dapat dibeli melalui dealer partisipan dan tidak melalui agen investasi.

Salah satu keuntungan membeli ETF sebagai investasi alternatif adalah Anda secara tidak langsung membeli saham-saham unggulan, dan pergerakan harganya mirip dengan saham. Namun, biaya pembelian ETF terutama pada pasar primer biasanya lebih mahal daripada membeli reksadana.

6. Investasi Deposito

Salah satu jenis investasi alternatif yang mudah dilakukan adalah investasi deposito. Anda dapat melakukan investasi jenis ini dengan membuka rekening deposito di bank kesayangan Anda. 

Melakukan investasi deposito sangat baik untuk pemula karena prosesnya yang sangat sederhana. Anda bisa langsung membuka melalui customer service bank atau melalui internet banking yang Anda miliki. Tapi, Anda perlu ingat bahwa seringkali jumlah minimum setoran deposito yang dibuka melalui bank dan internet banking akan berbeda. 

Berbeda dengan investasi lainnya, fluktuasi nilai keuntungan investasi deposito tidak dapat dipantau secara langsung. Anda hanya perlu menunggu agar keuntungan deposito yang Anda miliki masuk ke dalam rekening. 

Keuntungan yang Anda dapatkan berasal dari suku bunga deposito. Umumnya, suku bunga deposito lebih tinggi daripada suku bunga tabungan sehingga nasabah bisa tertarik berinvestasi pada instrumen ini. 

7. Investasi Cryptocurrency

Saat ini, banyak generasi muda Indonesia yang tertarik untuk berinvestasi pada instrumen ini. Maklum, nilai keuntungan yang ditawarkan juga seringkali tidak main-main. Investasi di mata uang kripto menawarkan keuntungan tinggi sekaligus risiko yang tinggi pula. 

Hal ini disebabkan, penerbitan mata uang kripto hanya berdasar dan bergantung pada algoritma komputer saja dan tidak didasari pada aset nyata. Terlebih lagi hingga saat ini, jual beli menggunakan mata uang kripto masih belum disahkan oleh BAPPEBTI. 

Nah, itu tadi instrumen 7 investasi alternatif di luar saham, reksadana dan emas yang bisa Anda pilih. Selamat mencoba

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *