Belakangan ini sedang happening para investor berpaling ke jenis investasi yang relatif baru yaitu exchange traded funds (ETF). ETF termasuk jenis reksa dana namun dapat diperjualbelikan dalam bursa efek. Bagaimana prospek investasinya di Indonesia? Mari kita bahas di artikel ini.
Apa itu ETF?
ETF (exchange traded fund) adalah kontrak investasi kolektif yang tercatat dan diperjualbelikan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Reksa dana ETF bisa diperjualbelikan selayaknya saham dalam jam bursa namun bentuknya berupa reksa dana yang terdiri dari portofolio saham.
Contoh produk ETF di Indonesia di antaranya adalah ETF LQ45 dan IDX30. Dengan memilikinya, investor telah memiliki semua saham yang masuk di indeks itu dan bisa diperjualbelikan sebagaimana saham.
Dengan begitu, kelebihan reksa dana berjenis exchange traded fund tersebut antara lain dapat ditransaksikan di jam bursa, bisa menikmati dividen, saham yang didiversifikasi, pengelolaan yang profesional, efisiensi pajak sampai fee yang cukup rendah.
Mekanisme ETF adalah hanya dengan satu klik, investor sudah dapat memperoleh berbagai jenis saham sekaligus. Jika investor pemula masih bingung menentukan mana saja saham yang bagus untuk dikoleksi, dengan membeli reksa dana ETF maka mereka sudah bisa memiliki banyak emiten dalam satu portofolio.
Faktor yang membedakan ETF dengan reksa dana biasa adalah dari aspek likuiditas, keleluasaan, serta keterbukaan portofolio. ETF selalu seiring dengan likuiditas market, sedangkan reksa dana biasa sesuai dengan likuiditas yang dilakukan manajer investasi.
Untuk masalah fleksibilitas, exchange traded fund bisa diperjualbelikan sepanjang jam perdagangan bursa di mana settlement atau penyelesaian transaksi adalah T+2 atau hari transaksi plus dua hari. Sedangkan, reksa dana saham reguler, aturan cut off transaksi adalah jam 13.00 dengan settlement sampai T+7. Inilah yang membedakannya dengan index fund, yang tidak bisa ditransaksikan sewaktu-waktu.
Tatkala market sedang bergejolak maka ETF cukup menguntungkan bila dibanding reksa dana reguler. Itu lantaran trading dapat dijalankan real time di waktu perdagangan bursa. Misalnya pada pembukaan pasar di pagi hari, indeks dibuka turun, investor memutuskan untuk membeli reksa dana ETF. Investor bertransaksi dengan mentransfer uang kepada manajer investasi. Saat sore hari market ternyata berbalik arah, indeks naik dan investor memperoleh NAV saat market tutup.
Untuk aspek transparansi portofolio, pada ETF semua portofolio diterbitkan setiap hari di mana indikator nilai aktiva bersih (NAB) bersifat real time. Sedangkan, reksa dana saham biasa cuma menyuguhkan 10 portofolio saham tertinggi serta dipublikasikan per bulan, lalu NAB juga tersedia di akhir hari.
Di samping itu untuk satuan perdagangan ETF bisa dijalankan baik pada pasar primer maupun sekunder. Untuk pasar primer paling sedikit unit kreasinya adalah 100.000 unit penyertaan, sedangkan pasar sekunder sebanyak 100 unit penyertaan yang sebanding dengan 1 lot. Sedangkan satuan perdagangan reksa dana saham biasa sesuai nilai rupiah paling sedikit Rp100.000.
Alasan Berinvestasi di ETF
ETF menarik dalam sejumlah hal sehingga membuatnya sebagai pilihan investasi yang profitable. Berikut beberapa keunggulan dari berinvestasi di ETF:
Efisiensi pajak
Exchange traded fund menggunakan skema berorientasi ekuitas, sehingga dibebankan pajak sebagaimana skema investasi terkait ekuitas lainnya.
Menjanjikan likuiditas
Selain memberikan diversifikasi yang luas pada portofolio reksa dana, ETF pun likuid. Sebab ETF merupakan dana terbuka yang memberikan hak istimewa bagi investor menarik kepemilikan sesuai kebutuhan. Tidak seperti reksa dana yang terkadang memakan waktu beberapa hari untuk pencairan, ETF bisa dijual sewaktu-waktu
Pengelolaan dana pasif
Artinya investor tak mesti mencermati setiap jenis investasi yang terkandung dalam ETF. Portofolio ETF itu menyerupai indeks benchmark yang memiliki kesalahan pelacakan yang minimal.
Hemat biaya
Karena exchange traded fund tak dikelola secara aktif sebagaimana reksa dana biasa sehingga rasio biaya ETF pun rendah. Punya investasi di ETF yang diperjualbelikan di bursa dengan rasio biaya rendah tentu bisa meningkatkan income ketika dipegang untuk jangka panjang.
Menawarkan fleksibilitas
ETF bisa diperjualbelikan tiap hari, sebagaimana perdagangan saham. ETF bisa dijual dengan margin menguntungkan, di mana itu bisa diselesaikan dalam satu hari di jam buka pasar.
Transaksi tunggal
Ketika investor membeli reksa dana, maka hakikatnya adalah membeli sekeranjang saham yang meliputi sejumlah kecil saham di seluruh aset. Namun investor bisa membeli ETF cukup dengan sekali transaksi yang sebanding dengan punya portofolio mini. Itu akan membantu investor saat mereka ingin mengetahui kinerja.
Umpamanya, bila investor hendak berinvestasi pada ETF emas, maka harus mengetahui kinerja emas yang merupakan salah satu jenis komoditas yang diperdagangkan setiap hari. Itu menjadikan semuanya lebih mudah untuk investor.
Mendiversifikasi portofolio
Bila dikehendaki, investor bisa berinvestasi dalam ETF Emas, yang biasanya akan menggunakan harga emas fisik untuk acuannya. Aspek tersebut memungkinkan investor bisa membeli komoditas misalnya emas berbentuk ETF emas. Punya exchange traded fund menjadi bagian dari portofolio reksa dana tentu bisa membantu mendiversifikasi investasi.
Tak mempunyai periode lock-in
Dikarenakan ETF bisa diperjualbelikan setiap hari, maka tak punya periode jatuh tempo. ETF tak cuma menjanjikan likuiditas namun meliberalisasi investor berupa peluang untuk menjual kepemilikan sesuai yang dibutuhkan. Tanpa adanya holding period menjadikan ETF adalah alternatif investasi menarik.
Cara Berinvestasi di ETF
ETF pun ada di Indonesia, hanya saja ada sejumlah kekurangan. Kendati BEI menawarkan 45 ETF, namun disebabkan tak begitu terkenal maka likuiditas pun rendah. Tak gampang membeli atau menjual aset ini di BEI.
Spread ETF yang melebar tak begitu profitable bagi investor sebab mesti membeli ketika harga mahal namun menjual di harga murah. Malah boleh jadi, lantaran likuiditasnya, investor yang hendak menjual namun tak bisa sebab pasar tak likuid.
Pilihan lain bagi investor di Indonesia adalah berinvestasi ETF di market global, terutama di Amerika sebagai bursa saham terbesar dunia. Ada beberapa sebab mengapa bursa di Amerika menarik dalam berinvestasi ETF. Wall Street merupakan wadahnya banyak perusahaan tingkat global sebut saja Facebook, Google, Amazon, Coca Cola, dan Apple. Itu adalah beberapa saham yang dapat dibeli di bursa saham Amerika.
Mengingat market-nya sudah kelas kakap dengan industri yang matang maka investor dapat membeli beraneka macam ETF dari market bursa Amerika. Tak cuma dengan basis saham, namun juga ETF komoditas maupun instrumen investasi lain.
Contoh ETF di Indonesia
Berikut adalah beberapa ETF yang bisa Anda beli di Indonesia:
- KIK Premier LQ45 (R-LQ45)
- Indeks Premier ETF Index IDX30 (XIID)
- Indeks STAR ETF SRI-KEHATI (XSRI)
- Indeks KISI IDX Value30 ETF (XKIV)
- Ashmore ETF LQ45 ALPHA (XAQA)
- Indeks Bahana ETF Bisnis – 27 (XBIN)
- Phillip MSCI Indonesia Equity Index (XPMI)
- Pinnacle FTSE Indonesia (XPFT)
- Pinnacle Enhanced Sharia ETF (XPES)
- Premier ETF Indonesia Sovereign Bonds (XISB)
- KIK Syariah Premier ETF JII (XIJI)
Semua Exchange traded fund di atas sudah terdaftar resmi di Bursa Efek Indonesia.
Contoh ETF Luar Negeri
- ETF Indeks Saham S&P 500, Total Market (seluruh saham yang terdaftar di bursa Amerika), saham kapitalisasi kecil dan sebagainya.
- ETF Komoditas yaitu jenis ETF berbasis harga komoditas umpamanya harga emas, harga minyak dan sebagainya.
- ETF Real Estate yaitu indeks harga Real Estate property.
- ETF Obligasi berbasis harga Bond yang ada.
- ETF Vanguard dengan biaya pengelolaan yang terkenal rendah.
Selamat berinvestasi untuk mencapai profit maksimal!