Lompat ke konten
Daftar Isi

Kesehatan Finansial: Pengertian, Indikator, dan Cara Menjaganya

Kesehatan Finansial

Memiliki kesehatan finansial yang baik merupakan salah satu faktor terbesar dari keamanan keuangan seseorang. Artikel ini akan membahas mengenai apa itu kesehatan finansial, indikatornya, serta cara menjaganya agar tetap baik.

Pengertian Kesehatan Finansial

Kesehatan finansial adalah ukuran dari kemampuan seseorang dalam mengelola keuangannya. Pada keadaan finansial yang sehat, pengeluaran seseorang tidak lebih besar dibandingkan pendapatannya.

Uang memang bukan kunci kebahagiaan, namun setidaknya dengan adanya uang Anda bisa memiliki pilihan hidup yang lebih luas di masa depan. Contohnya, uang memang tidak bisa membeli kesehatan, namun setidaknya dengan punya uang Anda bisa berobat ke dokter. Oleh sebab itu, kondisi keuangan yang sehat secara tidak langsung membantu mengurangi stres, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup.

Indikator Kesehatan Finansial

Banyak orang yang beranggapan bahwa selama besaran pengeluaran tidak lebih dibandingkan pendapatan, maka kondisi keuangan seseorang bisa dikatakan sehat. Pendapat ini tentu benar adanya, akan tetapi ada kalanya orang harus meminjam uang karena memiliki kebutuhan khusus. Oleh sebab itu, ada beberapa indikator untuk menentukan kondisi kesehatan finansial. 

Berikut ini beberapa indikator kesehatan finansial menurut Prita Ghozie:

1. Punya dana darurat

Dana darurat adalah tabungan yang dikhususkan untuk keperluan mendesak, entah itu masalah kesehatan atau karena masalah ekonomi, seperti dipecat, kondisi pandemi dan lain sebagainya. Besaran nilai minimum dana darurat ini bervariasi menurut para ahli. Namun, disarankan Anda setidaknya menyiapkan dana darurat sebesar 3 kali pengeluaran bulanan. 

Contoh, jika pengeluaran bulanan Anda sebesar Rp1.500.000, maka setidaknya Anda perlu Rp4.500.000 sebagai dana darurat. Hal ini berdasarkan asumsi kalau dalam 3 bulan, tenaga kerja yang dipecat akan mendapatkan pekerjaan kembali. 

Dengan rasio ini, tentunya Anda harus menyiapkan dana darurat yang lebih besar ketika Anda sudah berkeluarga. Sebab, kebutuhan berkeluarga tentu lebih besar dibandingkan kebutuhan Anda saat masih single. 

2. Mampu mengelola utang

Tidak selamanya, orang bisa bebas dari utang. Walau bagaimanapun kadang ada pengeluaran besar yang melebihi total pendapatan. Hanya saja, besar kecilnya utang tersebut tetap harus dikontrol dengan baik untuk memastikan kesehatan keuangan. 

Utang bisa terdiri dari banyak komponen, mulai dari cicilan KPR, mobil dan kartu kredit sampai utang kepada rekan sejawat. Untuk memastikan kondisi keuangan Anda sehat, Anda dapat membagi utang menjadi 2 jenis yaitu utang jangka pendek, seperti utang teman atau cicilan dan utang jangka panjang alias total utang secara keseluruhan. Pastikan total utang jangka pendek Anda tidak lebih dari 30% pendapatan bulanan dan jangan lupa bayar cicilan tepat waktu. 

3. Punya tempat tinggal

Tempat tinggal atau papan adalah salah satu kebutuhan pokok umat manusia. Punya tempat tinggal disini berarti Anda memiliki tempat untuk beristirahat dan berlindung dari panas dan hujan. Punya tempat tinggal tidak melulu berarti bisa mempunyai rumah Anda sendiri dan terlepas dari orang tua. Tentu hal itu akan lebih baik, namun tidak masalah juga apabila Anda tetap tinggal di rumah masa kecil Anda tersebut. 

4. Memiliki tabungan hari tua

Meskipun mungkin masih amat sangat jauh, tabungan pensiun adalah salah satu hal penting yang harus Anda siapkan sejak dini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

  1. Tidak semua orang berstatus PNS, sehingga dapat dana pensiun dari lembaga.
  2. Anak bukan instrumen investasi. 
  3. Ada kemungkinan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari saat Anda tua nanti. 
  4. Ada kemungkinan penurunan kesehatan. 
  5. Ada kemungkinan meskipun Anda tua, Anda masih ingin berwirausaha. 

Anda bisa mempersiapkan dana pensiun sedari dini dengan menabung sejumlah uang yang Anda sanggupi dulu. Tidak langsung banyak tak apa, yang penting ada dan konsisten. 

5. Mampu mengelola gaya hidup

Rumus sehat finansial itu sebenarnya sederhana, yaitu pendapatan = pengeluaran + tabungan. Rumus ini secara tidak langsung juga berarti, kalau Anda ingin hidup lebih enak, Anda bisa melakukan 3 hal:

  1. Meningkatkan pendapatan,
  2. Menekan pengeluaran,
  3. Mengurangi tabungan. 

Akan lebih baik jika Anda bisa melakukan nomor 1 dan 2 sekaligus, sehingga tabungan bisa bertambah. Namun, kalau pengeluaran Anda tambah, pilihannya adalah Anda mengurangi tabungan atau meningkatkan pendapatan. 

6. Punya dana pendidikan anak

Setiap orang tua tentu ingin menyekolahkan anaknya di sekolah terbaik. Masalahnya adalah, biaya pendidikan di Indonesia rata-rata naik hingga 15% setiap tahunnya. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mempersiapkan dana pendidikan anak sedini mungkin. Sekali lagi, tidak perlu langsung besar. Kecil saja tapi konsisten akan lebih baik. 

7. Punya asuransi

Asuransi adalah salah satu instrumen yang bisa Anda manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu, entah itu masalah kesehatan, pendidikan anak, dana darurat dan lain sebagainya. Dengan memiliki asuransi, sedikit banyak Anda akan tertolong bila kebutuhan tersebut tiba. Selain BPJS, saat ini banyak asuransi swasta yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan.

8. Mengetahui aset keluarga

Penting bagi seseorang (khususnya kepala keluarga) untuk mengetahui aset yang dimiliki oleh anggota keluarganya. Hal ini penting karena, beberapa alasan;

  1. Aset tersebut bisa dijual kalau sedang butuh. 
  2. Penggunaan aset bisa dimaksimalkan sejak dini. 
  3. Kepemilikan aset keluarga harus didefinisikan sedemikian rupa, sehingga mempermudah jika ada masalah hukum. 
  4. Aset tersebut nantinya akan diwariskan. Tentu Anda sudah banyak mendengar ricuh gara-gara pembagian warisan bukan?

Cara Menjaga Kesehatan Finansial Bagi Kaum Milenial

1. Selalu mencatat keuangan

Cara menjaga kesehatan finansial bagi kaum milenial yang pertama adalah dengan memiliki catatan keuangan. Catatan ini penting untuk mengetahui rekam jejak pengeluaran, pendapatan dan tabungan Anda setiap bulannya. 

Catatan keuangan ini menjadi lebih penting apabila Anda sudah berkeluarga atau menjadi pekerja lepas. Sebab, pengeluaran keluarga tentu lebih besar dibandingkan single, dan pendapatan wirausahawan dan pekerja lepas tidak menentu. 

2. Sisihkan, dan jangan sisakan untuk tabungan

Cara kedua adalah dengan langsung menyisihkan uang untuk tabungan begitu gaji atau fee cair. Biasanya besaran tabungan kurang lebih 10%-20% pendapatan. Menyisihkan untuk tabungan berguna untuk menjaga konsistensi keuangan dan mencegah uang tabungan dipakai untuk jajan. 

3. Bayar cicilan dan tagihan tepat waktu

Anda punya kartu kredit? Atau cicilan kendaraan di perusahaan leasing? Atau punya cicilan rumah mungkin? Nah, supaya kondisi keuangan Anda sehat, bayar cicilan di atas tadi tepat waktu, dan kalau bisa melebihi nilai pembayaran minimum. 

Alasannya adalah, cicilan yang tidak dibayar tepat waktu dapat membengkak karena adanya bunga majemuk (compounding effect). Sebaliknya, membayar cicilan dengan nominal lebih besar akan mempercepat proses pelunasan. 

4. Menyusun skala prioritas

Keinginan dan kebutuhan ada banyak, tapi pendapatan terbatas. Oleh sebab itu, Anda perlu membuat skala prioritas atau urutan keinginan atau kebutuhan dari yang paling mendesak sampai yang paling bisa ditunda. Dengan menyusun skala prioritas ini, Anda jadi tahu kebutuhan yang seharusnya didahulukan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *