Dalam dunia ekonomi, terdapat hukum permintaan dan penawaran. Dalam hukum penawaran, semakin tinggi harga jual semakin banyak barang yang diproduksi. Sebaliknya, dalam hukum permintaan, jumlah barang yang diminta akan menurun seiring dengan peningkatan harga.
Akibatnya, agar semua barang dan jasa bisa terjual dengan baik, seorang pedagang dan pembeli harus melakukan tawar menawar. Ketika keduanya telah menyepakati harga tertentu, maka terjadilah transaksi jual beli. Harga tertentu inilah yang disebut dengan keseimbangan pasar.
Pengertian Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar (market equilibrium) adalah titik pertemuan antara harga dan jumlah barang yang diminta dengan harga dan jumlah barang yang ditawarkan, sehingga transaksi jual beli bisa terjadi. Untuk lebih memahaminya, mari lihat gambar berikut:
Gambar 1: Market Equilibrium Sumber: Economics Help
Dengan catatan P>P2>P1 dan Q2>Q3>Q1, apabila harga barang berada di level P2, maka jumlah barang yang diminta akan berada di Q1. Namun, jika harganya turun ke P1, maka jumlah barang yang diminta akan berada pada Q3 atau lebih banyak dibandingkan Q1. Pada kurva keseimbangan harga pasar di atas, titik keseimbangan terjadi ketika harga turun ke P2 dan barang yang diminta naik ke Q3.
Titik keseimbangan ini lebih sering terjadi di pasar tradisional, ketika pembeli dan penjual masih bisa bertransaksi menentukan harga dan jumlah barang yang diminta. Misalnya, penjual mau menjual 1kg buah jeruk sebesar Rp15.000, namun pembeli hanya mau membelinya dengan harga Rp10.000. Kesepakatan terjadi ketika penjual tersebut mau melepas 1kg jeruknya kepada pembeli tersebut dengan harga Rp12.500. Dalam hal ini, harga Rp12.500 tersebut disebut dengan titik keseimbangan pasar (market equilibrium).
Rumus Keseimbangan Pasar
Rumus keseimbangan pasar cukup sederhana, yaitu:
Qd = Qs atau Ps = Pd
Keterangan:
Qd = Jumlah barang yang diminta.
Qs= Jumlah barang yang ditawarkan.
Ps= Nilai harga yang ditawarkan.
Pd.= jumlah harga yang diminta oleh pembeli.
Contoh:
Jika fungsi permintaan adalah Qd = 30 – P dan fungsi penawaran Qs = 3P – 24. Maka, harga barang keseimbangannya adalah:
P keseimbangam = 30 – P=3P-24
= 30+24=3p+P
= 54=4p
4p= 54/4= 13,25.
Qd = 30 – 13,25 = 17,75.
Keseimbangan pasar merupakan konsep penting dalam ekonomi dan bisnis. Khususnya jika Anda bekerja di sektor publik yang menentukan keputusan pemerintah mengenai kebijakan publik, seperti pajak, subsidi, harga eceran tertinggi maupun harga (HET) maupun harga terendah. Market equilibrium juga merupakan konsep penting dalam bisnis, khususnya untuk menentukan diskon dan mendorong penjualan.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Keseimbangan Pasar
1. Jumlah demand yang berlebihan
Pada jumlah demand yang berlebihan (excess demand/ shortage), jumlah demand suatu barang lebih besar dibandingkan dengan jumlah supply-nya. Akibatnya, harga barang yang awalnya di bawah titik keseimbangan pasar bergerak ke kanan atas mendekati titik keseimbangan pasar tersebut.
Misalnya, harga saham gorengan A yang awalnya hanya 150 rupiah per lembar. Karena salah seorang insider memberitakan kalau pendapatan perusahaan tersebut naik, permintaan (buy) saham tersebut naik pula, akibatnya harganya naik dari 150 ke 500 per lembar. Pada tahap ini, peningkatan jumlah permintaan menyebabkan peningkatan harga, sehingga membentuk titik keseimbangan pasar terbaru.
2. Jumlah supply yang berlebihan
Jumlah supply yang berlebihan (surplus) akan mengakibatkan produsen untuk menurunkan harga jual. Hal ini karena pada saat yang sama akan banyak produsen lain yang memproduksi barang yang sama, sehingga jika harga barang yang mereka jual lebih tinggi dibandingkan dengan harga dari produsen lainnya, maka pembeli tidak akan mau untuk membeli produk mereka.
Contohnya adalah petani di musim panen. Pada saat musim panen, sawah satu desa bisa dipanen dalam waktu yang bersamaan, karena beras adalah barang yang mudah basi (durable goods) dan petani butuh pemasukan untuk memulai musim tanam baru, maka mau tidak mau mereka harus menjual beras dan gabah dengan harga murah kepada tengkulak yang dalam hal ini merupakan pembeli beras.
3. Perubahan pada demand dan supply sekaligus
Supply dan demand adalah dua hal yang seringkali tidak berkaitan satu sama lain. Namun, ketika ada faktor disrupsi yang mempengaruhi pasar, keduanya bisa berubah secara simultan. Pergeseran tingkat keseimbangan pasar dalam hal ini berbeda tergantung dengan perubahan supply dan demand itu sendiri.
Misalnya, kenaikan bahan baku untuk pembuatan sebuah lantai keramik. Karena kenaikan harga bahan baku ini, produsen lantai keramik tersebut menurunkan jumlah produksi (menurunkan supply). Pada saat yang bersamaan, jumlah permintaannya juga menurun (penurunan demand) karena inflasi tidak hanya terjadi pada bahan baku barang tersebut, tetapi juga pada kebutuhan lain secara umum, sehingga konsumen mencari lantai alternatif yang lebih murah.
4. Faktor kompetisi
Bagi individu perusahaan, faktor kompetisi juga bisa mempengaruhi keseimbangan pasar produk yang mereka produksi. Misalnya, ada perusahaan baru yang menjual barang dengan harga yang lebih murah. Konsumen bisa berpindah hati memilih produk dari perusahaan baru tersebut apabila perusahaan yang lama tidak menyediakan produk dengan harga bersaing. Akibatnya, perusahaan lama tersebut dipaksa untuk menurunkan harga barang mereka di pasar.
5. Faktor strategis
Berkelindan dengan faktor kompetisi, faktor keputusan strategis perusahaan juga bisa mempengaruhi titik keseimbangan produksi barang dan jasa perusahaan tersebut di pasaran. Misalnya, perusahaan yang baru memasuki pasar memutuskan untuk mematok harga produk yang lebih rendah dibandingkan pesaing dengan tujuan untuk memperoleh market share. Baru ketika pangsa pasar perusahaan tersebut sudah mapan, perusahaan akan menaikkan harga produknya pelan-pelan.
Contoh Keseimbangan Pasar
Gambar 2: Market Equilibrium Shifts Sumber: Course Hero
Kurva keseimbangan harga pasar di atas menunjukkan bagaimana perubahan harga produk dapat mempengaruhi tingkat keseimbangan barang tersebut. Pada gambar di atas terlihat bahwasanya ketika harga sama dengan P1, jumlah barang yang diminta sama dengan Q1. Ketika harga barang tersebut turun menjadi P2, jumlah barang yang diminta akan naik menjadi Q2 karena dengan penurunan harga di pasar, daya beli masyarakat terhadap barang tersebut menjadi lebih besar.
Gambar 3: Keseimbangan pasar pada pasar monopoli Sumber: Press Books
Kurva keseimbangan harga pasar pada nomor 1 dan 2 di atas akan terjadi pada pasar persaingan sempurna (PPS) atau pasar persaingan monopolistik. Kurva tersebut tidak akan terjadi apabila pasar barang terkait bersifat monopoli. Pada pasar monopoli, tingkat keseimbangan yang terjadi adalah seperti gambar ke-3.
Hal ini karena konsumen tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menurunkan harga barang, sehingga berapapun harga barang yang ditetapkan oleh produsen, mereka akan tetap membeli barang tersebut. Pada gambar 3 di atas contohnya, dengan jumlah permintaan sebanyak 30 unit, harusnya barang tersebut bisa dijual dengan harga 80, namun karena sifatnya monopoli, produsen menetapkan harga hingga 140.