Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa Itu Surplus Ekonomi?

Surplus Ekonomi

Surplus adalah salah satu istilah ekonomi yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Istilah ini seringkali dimaknai sebagai kondisi ketika nominal pendapatan lebih besar dibandingkan dengan jumlah pengeluaran. Misalnya, pendapatan Anda Rp100.000 dan pengeluarannya sebesar Rp90.000, maka Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp10.000.

Definisi ini tidak sepenuhnya benar. Hanya saja, surplus memiliki makna lebih luas dibandingkan dengan definisi di atas. Lantas, apa sebenarnya arti dari istilah ini? Simak pembahasannya berikut:

Pengertian Surplus Ekonomi

Surplus ekonomi adalah kondisi ketika jumlah sumber daya yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan jumlah sumber daya yang digunakan. Dalam kasus di atas, Anda memperoleh pendapatan, dan menggunakan sumber daya tersebut untuk memenuhi berbagai pengeluaran. Kebalikan dari istilah ini adalah defisit.

Istilah ini banyak digunakan dalam ekonomi makro maupun mikro. Dalam ekonomi makro, surplus umumnya digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika nominal belanja pemerintah lebih kecil dibandingkan dengan pendapatannya. Selain itu, kata ini juga digunakan apabila nilai ekspor lebih besar dibandingkan dengan impor (current account surplus) dan apabila nilai uang yang masuk ke Indonesia lebih besar dibandingkan dengan nilai uang yang keluar (capital account surplus).

Dalam ekonomi mikro, istilah ini digunakan untuk menggambarkan tambahan keuntungan yang diperoleh oleh konsumen maupun produsen. Misalnya, Anda ingin membeli sepatu seharga Rp200.000, namun nyatanya ada diskon 20%, sehingga Anda hanya membayar Rp160.000. Maka, bisa dikatakan kalau Anda mendapatkan surplus konsumen sebesar Rp40.000. 

Surplus tidak selalu berkonotasi positif. Dalam persediaan barang dagang misalnya, surplus cenderung mengakibatkan banyaknya barang yang mengendap di gudang. Masalah ini akan semakin besar apabila barang tersebut merupakan barang yang tidak awet. 

Dalam kancah ekonomi makro juga demikian. Ada kalanya ketika jumlah pendapatan pemerintah lebih besar dibandingkan dengan pengeluarannya (budget surplus), pemerintah akan dicap sebagai pemalas karena tidak mampu menyerap anggaran belanja negara secara maksimal.

Jenis-Jenis Surplus Ekonomi

1. Surplus konsumen

Surplus konsumen terjadi ketika nominal uang yang bisa Anda bayarkan untuk membeli suatu barang lebih besar dibandingkan dengan harga pembelian barang tersebut. Contohnya adalah pada pembahasan diskon sepatu sebanyak 20% di atas. 

2. Surplus produsen

Surplus produsen terjadi ketika harga jual lebih besar dibandingkan dengan harga minimum yang diterima oleh penjual sebelum penjual tersebut bersedia menjual barang dagangannya. Misalnya, harga kulakan sebuah rok batik sebesar Rp65.000 per unit. Karena penjual rok tersebut tahu kalau pembeli akan menawar, maka rok itu dijual dengan harga Rp80.000. Supaya tetap bisa untung, penjual membatasi harga penjualan hingga Rp75.000. Ini artinya, jika pembeli mau membeli rok tersebut dengan tanpa menawar, penjual mengalami surplus sebesar Rp5.000. 

Contoh lainnya jika penjual menetapkan harga minimum sama dengan harga jual (pembeli tidak bisa menawar, harga pas). Dalam kasus seperti ini, penjual hanya akan mendapatkan surplus jika pembeli mau membeli rok pada contoh di atas dengan harga di atas Rp80.000.

Rumus Surplus Ekonomi

Dalam hukum permintaan dan penawaran, surplus ekonomi digambarkan dengan area yang terletak di antara harga keseimbangan atau harga pasar (market equilibrium/ market price) dengan garis supply dan demand. Untuk lebih jelasnya, mari lihat gambar berikut:

Surplus ekonomi
Surplus ekonomi (Sumber: Wikipedia)

Penggambaran ini bertujuan untuk memperlihatkan siapa pihak yang paling diuntungkan akibat adanya perubahan harga. Untuk mengetahui hal ini, Anda harus menghitung luas area di masing-masing sisi produsen dan sisi surplus konsumen. Rumus untuk menghitung luas ini berbeda antara surplus konsumen dan produsen. Adapun untuk surplus konsumen, rumusnya yaitu:

Surplus konsumen = (1/2) x Qe x ΔP

Keterangan:

Qe : Jumlah barang yang diminta dan dijual. 

 ΔP : Selisih antara harga pasar dan harga tertinggi yang diinginkan konsumen. 

Sedangkan untuk surplus produsen, rumusnya adalah:

Surplus produsen = (1/2) x Qe x ΔP

Keterangan:

Qe : Jumlah barang yang diminta dan dijual. 

 ΔP : Selisih antara harga kesepakatan dan harga minimum yang bisa diterima oleh produsen. 

Contoh Surplus Ekonomi

Contoh 1

Diketahui:

Harga jual sepasang baju : Rp150.000

Harga yang bisa diterima oleh penjual : Rp130.000

Harga yang diinginkan pembeli : Rp140.000

Harga yang disepakati (harga pasar): Rp135.000

Ditanya:

Berapa nilai surplus konsumen dan produsen?

Dijawab:

Surplus konsumen = (1/2) x Qe x ΔP

= ½ x 1 x (140.000-135.000)

= ½ x 5.000

= 2.500

Surplus produsen = (1/2) x Qe x ΔP

= ½ x 1 x (135.000-130.000)

= 2.500

Dalam contoh di atas, baik konsumen maupun produsen sama-sama memperoleh surplus sebesar Rp2.500. Artinya, tidak ada pihak yang lebih diuntungkan ketika ada perubahan harga jual. 

Contoh 2

Diketahui:

Anda memiliki toko online yang menjual sepasang sepatu dengan harga jual Rp175.000. Anda membeli produk ini dari supplier dengan harga Rp150.000 (harga kulakan). Biasanya, produk tersebut terjual sebanyak 10 unit per hari, namun pada tanggal kembar (15:15), Anda menurunkan harga menjadi sebesar Rp160.000. Penjualan sepatu tersebut lantas naik menjadi 15 unit per hari. 

Ditanya:

Berapa nilai surplus produsen dan konsumen pada kasus tersebut?

Dijawab:

Karena ada perubahan data jumlah barang, maka rumus di atas diubah menjadi:

Surplus produsen = (1/2) x (Qawal + Qakhir) x ΔP

Sehingga:

Surplus produsen = (1/2) x (10 + 15) x (160.000-150.000)

= ½ x 25 x 10.000

= 125.000

Surplus konsumen = (1/2) x (Qawal + Qakhir)  x ΔP

= ½ x 25 x (175.000-160.000)

= 187.500

Dalam contoh tersebut jelas kalau konsumen lebih diuntungkan dengan program diskon Anda.

Dampak Surplus Ekonomi Terhadap Perekonomian

Dampak surplus terhadap perekonomian bervariasi tergantung konteksnya. Berikut ini beberapa diantaranya:

  1. Meskipun budget surplus seringkali membuat pemerintah dianggap pemalas, namun surplus anggaran tersebut bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan negara di masa depan atau untuk membayar utang negara. 
  2. Dalam konteks mekanisme pasar sebagaimana contoh di atas, surplus digunakan untuk menggambarkan siapa pihak yang paling diuntungkan dalam perdagangan tersebut, apakah konsumen atau produsen. 
  3. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan penghitungan surplus di atas untuk menerapkan diskon jika Anda memiliki toko offline atau online yang menerapkan kebijakan harga pas. 
  4. Tambahan devisa negara juga bisa didapatkan jika terjadi surplus balance of payment ((ekspor-impor)+ (capital inflow-capital outflow)). 
  5. Dampak pada nomor tiga di atas juga bisa menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar meningkat. 
  6. Kondisi surplus pada persediaan barang dagang juga akan menyebabkan tingginya sunk cost yang harus ditanggung oleh sebuah perusahaan. 
Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *