Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Net Present Value? Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitung

Net Present Value

Selain menyeleksi saham berdasarkan indikator fundamentalnya menggunakan aplikasi screening, sebaiknya Anda juga mempertimbangkan potensi imbal hasil investasi menggunakan berbagai matriks kriteria investasi. Hal ini karena matriks kriteria investasi tersebut sudah mempertimbangkan aspek time value of money

Salah satu di antara beberapa matriks kriteria investasi tersebut adalah net present value (NPV). Memahami NPV dapat membantu Anda untuk menentukan instrumen investasi yang tepat, sekaligus bisa membantu Anda menggaet investor jika sewaktu-waktu bisnis Anda membutuhkan dana segar. 

Apa itu NPV dan bagaimana cara menghitungnya? Simak selengkapnya berikut ini:

Pengertian Net Present Value

Sebelum memahami apa itu net present value (NPV), sebaiknya Anda memahami apa itu present value terlebih dahulu. Present value (PV) adalah nilai saat ini dari sejumlah uang beberapa tahun ke depan atau nilai saat ini dari sejumlah uang yang terus ditambahkan dalam beberapa waktu ke depan. Sederhananya, present value mencoba menjawab pertanyaan “Jika saya membutuhkan uang sebesar XXX di masa depan, berapakah jumlah uang yang harus saya tabung saat ini”. 

Net present value (NPV) adalah selisih antara nilai PV dari keuntungan yang Anda peroleh, seperti dividend atau kupon obligasi, dengan nilai PV dari biaya yang harus Anda keluarkan (modal investasi atau jumlah uang yang Anda setorkan setiap bulannya untuk investasi). 

Nilai NPV bisa positif maupun negatif. Apabila nilai NPV positif, itu artinya investasi yang Anda lakukan relatif menguntungkan dibandingkan dengan biaya yang yang harus Anda keluarkan selama investasi tersebut berjalan. Sebaliknya, jika nilai NPV negatif, maka investasi tersebut tidak menguntungkan. 

Hal ini juga mengindikasikan bahwa semakin besar nilai NPV semakin baik. Oleh sebab itu, matriks ini juga bisa Anda gunakan untuk memperhitungan potensi dari dua instrumen investasi yang berbeda. 

Rumus NPV

NPV Formula

Sumber: Corporate Finance Institute

Keterangan :

  • Z1 = cash flow pada periode 1.
  • Z2 =  cash flow pada periode 2.
  • r = Discount rate. Discount rate adalah variabel yang mengandung tingkat risiko dan biaya kesempatan dan time value of money. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan tingkat suku bunga, potensi risiko atau cost of capital (untuk investasi proyek). Anda juga bisa memasukkan tingkat suku bunga investasi bebas risiko di bagian ini. 
  • X0 = Modal investasi. 

Cara Menghitung NPV

Berikut ini beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk menghitung NPV:

Menghitung present value benefit:

  1. Masukkan jumlah keuntungan investasi yang Anda perkirakan dapat Anda peroleh setiap tahunnya di variabel Z. Misalnya, pada tahun pertama Anda memperkirakan investasi tersebut akan menghasilkan dividen Rp50.000, maka di Z1 masukkan angka 50.000. 
  2. Masukkan nilai tingkat diskonto yang Anda pertimbangkan di variabel r. Biasanya, tingkat diskonto ini diisi dengan tingkat suku bunga acuan atau tingkat suku bunga instrumen investasi rendah risiko, seperti obligasi negara. 
  3. Masukkan tahun investasi sebagai angka pangkat. Misalnya, Anda berinvestasi selama 5 tahun, maka tahun 1 diisi dengan pangkat 1, tahun 2 pangkat 2 dan seterusnya. 

Menghitung present value cost:

Pada rumus di atas, diasumsikan kalau Anda hanya berinvestasi satu kali dan tidak menambah modal investasi yang Anda setorkan (lump sum). Namun, jika Anda rutin berinvestasi, maka Anda harus menghitung present value dari cost terlebih dahulu. Caranya sama dengan menghitung present value dari benefit, bedanya adalah variabel z diisi dengan sejumlah tambahan investasi yang Anda setorkan. 

Setelah menghitung present value dari cost, langkah terakhir yang perlu Anda lakukan adalah mengurangi selisih antara PV benefit dan PV cost.  Untuk lebih memahaminya, mari lihat contoh berikut:

Misalnya, Anda membeli reksa dana yang sama setiap tahunnya sebesar Rp 100.000. Dengan ekspektasi kenaikan harga reksa dana tersebut ditambah potensi dividen dan suku bunga acuan sebesar 5%, maka berikut ini nilai NPV dari investasi Anda:

Contoh NPV

Ini artinya, dengan mempertimbangkan nilai present value cost dan benefit, maka keuntungan investasi Anda kurang lebih senilai Rp 17.531. Selain menggunakan cara manual di atas, Anda juga bisa menghitung nilai NPV di excel dengan memasukkan formula =NPV

Fungsi NPV

  1. Menghitung potensi keuntungan investasi berdasarkan biaya investasi dan time value of money. Pada konsep time value of money,  uang Rp100.000 saat ini akan lebih berharga dibandingkan dengan uang Rp100.000 tahun depan dan selanjutnya. Hal ini karena adanya inflasi yang menggerus saya beli masyarakat. Dengan menghitung NPV, Anda akan mendapatkan gambaran penuh mengenai berapa kira-kira nilai investasi yang akan Anda peroleh setelah menghitung time value of money ini. 
  2. Membandingkan return investasi. Seperti yang tersebut dalam paragraf pembukaan, NPV juga dapat Anda gunakan untuk memilih instrumen investasi terbaik. Caranya adalah dengan membandingkan nilai NPV dari instrumen dengan nilai NPV dari instrumen lain. Semakin besar nilai NPV, maka semakin besar pula potensi keuntungan investasi tersebut. 
  3. Menarik investor. Saat presentasi di depan investor, Anda dapat menggunakan NPV sebagai salah satu matriks keuangan yang bisa ditampilkan. Ceritakan mengenai berapa nominal keuntungan yang bisa mereka peroleh setiap tahunnya dengan berinvestasi di perusahaan Anda dengan mempertimbangkan inflasi dan suku bunga sebagai faktor diskonto. 

Limitasi NPV

Meskipun merupakan salah satu matriks keuangan yang banyak digunakan, namun NPV juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan indikator ini antara lain:

  1. Berdasarkan pada estimasi, dan estimasi tersebut belum tentu benar. Variabel z dan r di atas diisi dengan estimasi, sehingga ketika Anda menggunakan indikator ini untuk menarik investor, pastikan Anda mendasari estimasi tersebut dengan dasar yang kuat. 
  2. Susah untuk dihitung secara manual, khususnya jika banyak cash flow yang masuk dan keluar perusahaan. 
  3. Belum memasukkan faktor-faktor non keuangan yang terkait dengan investasi tersebut, misalnya kondisi bisnis perusahaan, riwayat pembayaran utang dan lain sebagainya. 

Oleh sebab itu, penggunaan NPV juga harus didampingi dengan indikator fundamental lainnya.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *