Lompat ke konten
Daftar Isi

Open Banking: Pengertian dan Manfaatnya untuk Berbagai Industri

open banking

Dengan satu aplikasi pencatatan keuangan, kini Anda bisa mengetahui saldo tabungan Anda di berbagai bank dan riwayat penggunaan tabungan di berbagai bank tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Akses aplikasi catatan keuangan terhadap data saldo bank ini adalah salah satu contoh utama peran open banking dalam perkembangan teknologi keuangan masa kini. 

Open banking digadang-gadang menjadi salah satu inovasi teknologi disruptive di masa modern ini. Ketahui apa itu open banking dan apa manfaatnya dalam berbagai industri dengan membaca artikel berikut ini:

Apa Itu Open Banking?

Sesuai dengan namanya, open banking adalah teknologi yang memungkinkan perusahaan pihak ketiga untuk mengakses data-data nasabah dengan seizin nasabah tersebut. Biasanya, seorang nasabah dikatakan memberikan izin kepada bank untuk membagikan data ini ketika dia memberikan tanda centang sebagai persetujuan terms and conditions (T&C). 

Adapun yang dimaksud dengan teknologi di sini adalah Application Programming Interface (API), sedangkan pihak ketiga di sini bisa jadi merupakan perusahaan teknologi keuangan (fintech) maupun perusahaan yang bergerak di bidang industri yang berbeda. Data-data dari nasabah dalam open banking ini kemudian dapat dikumpulkan dan diolah kembali oleh pihak ketiga tersebut untuk menghadirkan produk dan layanan yang inovatif. 

Cara Kerja Open Banking

Untuk memudahkan memahami cara kerja open banking, mari kita menggunakan contoh seorang nasabah bernama Santi. 

Diketahui, Santi adalah nasabah Bank A dan menggunakan aplikasi mobile banking dari perusahaan tersebut. Dari sini dapat diasumsikan kalau data-data keuangan Santi tersimpan dengan baik di database bank tersebut dan tidak bisa diakses oleh pihak lain. Oleh sebab itu, Santi membayar biaya bulanan atas jasa akses dan penggunaan data di aplikasi mobile banking  yang disediakan oleh bank.

Pada open banking, data-data Santi tidak hanya tersimpan dan diakses oleh bank A dan Santi sendiri, melainkan juga bisa diakses oleh pihak ketiga. Santi secara langsung memberikan persetujuan atas hal ini dengan mengklik centang pada terms and conditions (T&C) saat pertama kali menggunakan aplikasi mobile banking dari bank A. 

Dengan persetujuan ini, perusahaan pihak ketiga tersebut dapat mengakses data perbankan Santi (tentunya cukup terbatas), mulai dari riwayat transaksi, riwayat kredit, usia dan beberapa data umum lainnya. Oleh pihak ketiga tersebut, data-data itu lantas diolah menjadi data atau fitur yang bermanfaat untuk bisnis mereka, misalnya menyediakan pembayaran dengan mekanisme virtual account (VA).

Manfaat Open Banking untuk Berbagai Industri

1. Menyediakan solusi pembayaran terintegrasi

Peran open banking yang pertama adalah menyediakan solusi pembayaran terintegrasi untuk berbagai industri. Misalnya, dengan teknologi ini, sebuah aplikasi online marketplace atau website belanja online bisa menyediakan fitur pembayaran melalui virtual account. Aplikasi investasi atau pembayaran tagihan bisa menggunakan teknologi ini untuk mengurangi saldo nasabah dengan mekanisme autodebet setiap bulannya. Dengan demikian, nasabah tidak perlu memasukkan nomor dan nominal pembayaran untuk setiap transaksi. 

2. Membuka keran inovasi produk

Hal ini khususnya untuk industri financial technology (fintech) non perbankan. Data-data nasabah bank tersebut bisa digunakan untuk merumuskan inovasi produk yang sesuai dengan nasabah terkait. 

Misalnya, aplikasi investasi bisa menggunakan data nasabah bank ini untuk menyediakan fitur robo advisor dan risk assesment. Contoh lainnya adalah integrasi data nasabah ini juga memungkinkan aplikasi online marketplace untuk menyediakan fitur paylater dan menentukan limit nasabah berdasarkan data keuangannya secara akurat. 

3. Meningkatkan pendapatan

Seiring dengan semakin mudahnya mekanisme pembayaran, maka peluang peningkatan pendapatan perusahaan fintech maupun e-commerce semakin tinggi. Sebab dengan mekanisme pembayaran yang semakin mudah, pembeli tidak perlu membuka dua aplikasi sekaligus hanya untuk melakukan pembayaran. 

4. Memudahkan nasabah untuk mengatur keuangannya

Seperti yang telah disebutkan dalam paragraf pembuka artikel ini, salah satu inovasi produk paling penting dari adanya open banking adalah aplikasi catatan keuangan. Dengan aplikasi ini, nasabah atau pengguna dapat mengontrol pemasukan dan pengeluaran keuangan mereka dengan mudah hanya menggunakan satu aplikasi saja. 

5. Meningkatkan pendapatan negara

Tidak hanya dengan perusahaan swasta, kerjasama open banking juga bisa dimanfaatkan untuk menyediakan layanan publik yang inovatif dan transparan. Termasuk diantaranya adalah untuk meningkatkan pendapatan negara baik dari pajak maupun non-pajak.

Contohnya, kini membayar pajak bisa dilakukan secara online dengan menggunakan virtual account. Sama halnya dengan pembayaran pendapatan negara non-pajak, seperti pembayaran visa atau pembuatan paspor. 

Integrasi data perbankan dengan aplikasi atau website pemerintah ini tidak hanya dapat mempermudah pengguna dalam melakukan pembayaran, tetapi juga dapat meminimalisir adanya pungutan liar dan korupsi. Hal ini karena setiap transaksi uang yang masuk dan keluar dari  akun pemerintah dapat terdokumentasikan dengan baik. 

6. Meningkatkan kualitas iklim industri keuangan di Indonesia

Salah satu peran open banking dalam ranah ekonomi makro adalah peningkatan kualitas iklim industri keuangan di Indonesia. Seiring dengan semakin banyaknya program pinjaman non-bank, seperti paylater atau P2P Lending, integrasi data nasabah diperlukan untuk meminimalisir potensi kredit macet (non-performing loan). Sebab tingginya nilai NPL dalam industri keuangan sebuah negara tidak hanya bisa mengancam industri keuangan itu sendiri, tetapi juga ekonomi secara keseluruhan. 

7. Meningkatkan inklusivitas keuangan

Dari 270 juta penduduk Indonesia masih banyak yang belum bisa mengakses layanan perbankan, termasuk kredit usaha rakyat. Dengan adanya open banking dan kerjasama dengan perusahaan fintech lending, maka rakyat Indonesia yang masih unbankable tersebut tetap masih bisa mengakses layanan pinjaman. 

Risiko Open Banking

Risiko terbesar dari open banking adalah keamanan data nasabah. Dalam hal ini, serangan siber yang bisa mendorong kebocoran data nasabah tersebut tidak hanya akan datang dari aplikasi mobile banking bank itu sendiri, tetapi juga dari aplikasi yang digunakan oleh pihak ketiga yang bekerjasama dengan bank. 

Tidak hanya itu, potensi kebocoran dan pencurian data juga bisa terjadi akibat bank bekerja sama dengan pihak ketiga yang tidak memiliki komitmen yang sama untuk melindungi data nasabah. Keamanan data nasabah adalah hal yang penting untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap bank. 

Kesimpulan

Peran open banking dalam industri keuangan di Indonesia tidak hanya terasa dalam industri itu sendiri, melainkan juga pada level individu masyarakat hingga pemerintah pusat. Hanya saja, teknologi ini menghadapi tantangan besar saat ini dan kedepannya, yaitu bagaimana open banking bisa tetap menjaga data nasabah aman dari potensi pencurian dan penyalahgunaan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *