Ketika akan berinvestasi di suatu saham maka investor mesti melakukan valuasi terlebih dahulu. Mereka tak akan dapat memprediksi apakah di masa mendatang uang yang ditanamkannya akan memberikan keuntungan atau sebaliknya malah rugi. Penilaian atas kinerja perusahaan merupakan dasar bagi investor mengambil keputusan. Kinerja perusahaan tercermin dalam laporan keuangan. Pengaruh laporan keuangan terhadap harga saham akan cukup signifikan.
Valuasi harga saham dijalankan lewat informasi yang tertera di laporan keuangan. Ada dua tipe analisis yang biasanya diaplikasikan, analisis fundamental dan analisis teknikal. Penerapan keduanya dipengaruhi tujuan investor apakah ingin investasi jangka pendek atau long term. Untuk jangka pendek cukup dengan analisis teknikal. Analisis teknikal ialah analisis memanfaatkan data-data di bursa seperti harga saham, volume transaksi serta kecenderungan naik (bullish) atau turun (bearish). Sementara investasi jangka panjang digunakan analisis fundamental yaitu analisis berbagai aspek mendasar perusahaan sebagai cerminan kinerja perusahaan.
Untuk jangka panjang, kinerja perusahaan bisa saja berubah misalnya merugi berkepanjangan yang akhirnya bangkrut. Oleh karena itu untuk mengetahui kondisi performa keuangan perusahaan bisa diketahui dari aspek fundamental perusahaan yaitu laporan keuangan. Kinerja keuangan merupakan hasil raihan perusahaan ketika beroperasi. Dari prestasi keuangan bisa dicermati efisiensi manajemen perusahaan ketika menjalankan berbagai aspek yang dimiliki perusahaan. Kinerja perusahaan bisa dicek dari beberapa rasio keuangan berikut yaitu : Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), dan Price Earning Ratio (PER).
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham
Debt to Equity Ratio memperlihatkan struktur atau komposisi modal dari total hutang dari total modal yang dipegang perusahaan. Makin rendah rasio hutang dari modal otomatis makin bagus untuk keamanan dana investor. Kondisi terbaik apabila total modal lebih tinggi dibanding total hutang atau setidaknya setara. Apabila rasio DER terlampau tinggi berarti memperlihatkan bahwa struktur jumlah hutang makin besar bila dibanding jumlah modal sendiri. Dengan begitu makin berat pula tanggungan perusahaan ke pihak luar. Bisa ditarik kesimpulan bahwa tatkala rasio DER tinggi itu artinya harga saham akan merosot dan kebalikannya pada saat rasio DER rendah maka memperlihatkan harga saham akan meningkat.
Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham
Rasio pasar ini memperlihatkan besarnya nilai aktiva lancar bisa mengkover jumlah asset lancar. Current Ratio adalah diantara rasio yang difungsikan dalam mengetahui likuiditas perusahaan. Apabila likuiditas perusahaan rendah maka otomatis membatasi perusahaan dalam menghasilkan laba. Itu artinya menyebabkan berkurangnya keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan.
Bilamana Current Ratio kecil otomatis mengalami penurunan harga pasar saham. Begitupun kebalikannya, jika Current Ratio yang terlampau tinggi pun tak begitu bagus. Sebab itu memberikan sinyal kapabilitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan tak begitu maksimal yang bisa dilihat dari kegiatan yang dijalankan perusahaan tak banyak. Bisa ditarik kesimpulan jika saat Current Ratio tinggi maka harga saham pun akan terdongkrak naik. Lalu kebalikannya apabila Current Ratio makin kecil memberikan sinyal jika harga saham akan turun.
Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham
Adalah bagian dari rasio yang difungsikan dalam menghitung profitabilitas sebuah perusahaan. Rasio tersebut menghitung kesanggupan perusahaan untuk memperoleh laba untuk diperhitungkan pengembalian perusahaan sesuai modal saham yang dikuasai perusahaan. Apabila nilai Return on Equity makin besar itu artinya perusahaan bisa membuat laba menggunakan modal sendiri yang akan memberikan keuntungan kepada para investor.
Tinggi rendahnya besaran ROE dalam laporan keuangan akan menentukan juga harga saham perusahaan. Makin besar angka ROE, pastinya akan pula dapat menarik keinginan investor agar mau berinvestasi di perusahaan itu sebab memberikan sinyal jika perusahaan menawarkan performa yang bagus sehingga dampaknya adalah harga saham yang akan ikut naik. Bisa ditarik kesimpulan bila nilai ROE besar memberikan sinyal jika harga saham pun tinggi. Sebaliknya saat angka ROE kecil memberikan sinyal jika harga saham pun rendah.
Pengaruh Inventory Turnover (ITO) terhadap Harga Saham
Rasio ini dapat diterjemahkan sebagai perbandingan perputaran persediaan dari perusahaan. Adalah rasio yang memperlihatkan berapa kali pos penjualan dan persediaan berputar selama setahun. Apabila rasio ini lebih kecil bila dibanding dengan yang dihasilkan perusahaan lain berarti bisa dianggap jika perusahaan itu terlampau banyak menyimpan persediaan. Kelebihan inventory itu pastinya tak produktif dan bisa digunakan sebagai standar jika kemampuan pengembalian dari investasi itu kecil atau malah tak ada sama sekali. Nilai ITO yang tinggi menyebabkan harga saham pun otomatis meningkat dan kebalikannya apabila rendah maka menyebabkan harga saham pun turun.
Pengaruh Price to Earnings Ratio (PER) terhadap Harga Saham
Pengaruh laporan keuangan terhadap harga saham juga dapat dilihat dari P/E ratio. Ini adalah bagian dari formula yang diaplikasikan dalam menghitung rasio pasar sebuah perusahaan.
Nilai PER merupakan rasio harga dari setiap lembar saham saat ini (Current Price) atas keuntungan bersih (Earning) perusahaan. Perusahaan yang mempunyai angka PER meningkat artinya punya keuntungan yang kecil sementara perusahaan yang mempunyai angka PER kecil artinya punya laba yang besar. Atau dapat dikatakan nilai PER ini berbanding terbalik dengan laba perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai PER yang kecil artinya punya laba yang besar, faktor tersebut otomatis bisa menarik keinginan investor dengan adanya return yang bakal diperoleh. Bisa ditarik kesimpulan jika PER tinggi mengindikasikan harga saham pun tinggi. Kebalikannya apabila nilai PER yang dihasilkan rendah otomatis harga saham pun akan turun.