Lompat ke konten
Daftar Isi

Perbedaan Investasi dan Trading

Perbedaan Investasi dan Trading

Terdapat dua metode untuk mendapatkan uang dari pasar modal dan pasar komoditas. Dua metode tersebut adalah investasi dan trading. Meskipun mirip, namun kedua metode ini memiliki perbedaan substansial yang harus dipahami oleh pemula. Apa saja perbedaan substansial tersebut? Simak ulasannya berikut ini.

Mengenal Investasi dan Trading

Investasi

Investasi adalah proses atau kegiatan mengorbankan sumber daya yang dimiliki saat ini untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Kata sumber daya disini bisa dipahami sebagai uang, tenaga, waktu maupun pikiran. 

Dengan kata lain, investasi tidak melulu dengan cara membeli saham atau instrumen pasar modal lainnya, tetapi juga dengan menempuh pendidikan, mengikuti pelatihan kerja dan lain sebagainya, asalkan Anda mengharapkan imbal balik yang lebih besar daripada sumber daya yang Anda korbankan untuk kegiatan tersebut.

Trading

Trading secara bahasa berasal dari Bahasa Inggris yang berarti kegiatan jual beli (Merriam-Webster Dictionary). Sama seperti investasi, makna trading secara luas juga tidak terpaku pada jual beli aset pasar modal dan pasar komoditas saja, tetapi juga transaksi secara umum. 

Namun, pada artikel ini penulis akan berfokus pada kegiatan investasi dan trading pada pasar modal (saham, reksa dana, ETF) dan pasar komoditas (sawit, cryptocurrency, forex) saja. Pasalnya, istilah investasi dan trading cenderung lebih mirip pada kegiatan di kedua pasar ini alih-alih pada transaksi barang dan jasa riil. 

Perbedaan Investasi dan Trading 

Meskipun sama-sama mengharapkan keuntungan dari transaksi yang dilakukan, namun investasi dan trading cukup berbeda. Berikut ini beberapa perbedaan di antara keduanya:

1. Jangka waktu

Perbedaan utama antara investasi dan trading adalah orientasi waktunya. Investasi umumnya ditujukan untuk keuntungan jangka panjang, entah itu 1 tahun, 3 tahun atau bahkan puluhan tahun untuk mempersiapkan dana pensiun. 

Di sisi lain, trading cenderung berorientasi waktu pendek dan sangat pendek. Trader umumnya tidak memegang suatu aset lebih dari 3 bulan. Bahkan ada tipe trader yang akan menjual asetnya hanya dalam hitungan detik atau menit setelah dia memilikinya. 

2. Tujuan

Seiring dengan perbedaan jangka waktu di atas, tujuan trader dan investor juga berbeda. Trader lebih fokus untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek, sementara investor berfokus pada keuntungan jangka panjang. 

Tak jarang, investor juga memiliki maksud tersendiri terhadap instrumen investasinya, seperti untuk mempersiapkan dana pensiun, uang sekolah anak, dana pernikahan dan lain sebagainya. Sementara trader hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek belaka dengan tanpa memusingkan untuk apa hasil keuntungan tersebut. 

3. Risiko

Selain tujuan, hal lain yang terkait dengan jangka waktu adalah risiko. Risiko trading lebih besar dibandingkan investasi. Pasalnya, perubahan harga aset keuangan, seperti forex atau saham akan lebih tajam dalam jangka pendek. Mari kita ambil contoh perubahan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Pada saat tulisan ini dibuat, harga IHSG turun hingga 1,87% dalam satu hari. Namun selama 1 tahun, indeks harga saham-saham yang ada di BEI ini naik hingga 16,87%. Logikanya adalah, apabila volatilitas harga IHSG jangka pendek dan jangka panjang adalah sama, maka seharusnya hanya perlu 8 hari untuk membuat IHSG naik 16% atau turun 16%. 

Selain menandakan bahwa potensi keuntungan dalam jangka panjang relatif lebih rendah dibandingkan jangka pendek, hal ini juga mengindikasikan kalau risiko jangka panjang juga lebih rendah. 

4. Profil Pelaku

Perbedaan trader dan investor juga terletak pada profilnya. Mengapa demikian? Alasannya adalah dengan risiko tinggi dan tujuan jangka pendek, umumnya trader adalah individu yang memiliki profil risiko agresif (risk seeker). Hal ini tentu berbeda dengan profil risiko investor yang bervariasi antara risiko konservatif, moderat dan tinggi. 

Selain itu, acap kali akun trading juga harus dibuka dengan akun margin. Pembukaan akun margin ini membutuhkan dana hingga 200 juta rupiah (CNBC). Modal sebesar ini tentu tidak dimiliki oleh investor bermodal minim bukan?

5. Teknik analisis

Hal ke-5 yang membedakan antara investasi dan trading adalah teknik analisisnya. Karena untuk dimiliki dalam jangka panjang, investor dituntut untuk menganalisis kondisi fundamental sebuah emiten (perusahaan atau pemerintah) sekaligus melakukan analisis teknikal. Pasalnya, kondisi fundamental emiten menentukan apakah investasi pada emiten tersebut bisa bertahan dalam waktu lama atau tidak. 

Di sisi lain, trader umumnya hanya fokus pada analisis teknis saja, karena besar kecilnya keuntungan mereka tergantung pada perubahan harga dalam jangka pendek. Namun demikian, tidak jarang trader dituntut untuk memiliki keahlian analisis teknis yang lebih baik dibandingkan investor. Oleh sebab itu, trader berpengalaman acap kali juga disebut dengan market analyst. 

6. Istilah

Ada banyak istilah trading yang tidak ada atau ada tapi beda makna dengan investasi. Contohnya, kata lot. Dalam trading forex, 1 lot sama dengan 100.000 unit mata uang, sedangkan 1 lot dalam investasi saham sama dengan 100 lembar. Bahkan ada wacana yang menyebutkan bahwa BEI akan merubah 1 lot saham sama dengan 1 lembar. 

Selain lot, istilah lain yang harus Anda pahami adalah pips, spread dan banyak lainnya. Belum lagi fakta bahwa setiap instrumen trading memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga istilah yang digunakan juga pasti berbeda. 

7. Instrumen

Menurut hemat penulis, perbedaan investasi dan trading yang selanjutnya terletak pada jenis instrumennya. Dalam hal ini, trading umumnya tidak dilakukan untuk instrumen reksa dana (mutual fund). Pasalnya, harga instrumen ini (NAB per unit) umumnya baru ditentukan pada penutupan pasar, sehingga relatif kurang likuid untuk trader.

Instrumen investasi lainnya yang tidak tersentuh trading adalah investasi deposito (time deposit). Alasannya karena dana deposito dikelola oleh bank dan imbal hasilnya baru terlihat pada akhir atau awal bulan. 

Trading umumnya dilakukan untuk instrumen-instrumen lain, seperti saham, forex, cryptocurrency, ETF, obligasi atau instrumen derivatif (CFD). Pasalnya, perubahan harga aset-aset tersebut bisa terjadi dalam hitungan menit, jam atau hari. 

Investasi vs Trading: Lebih Baik Yang Mana?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, Anda harus mempertimbangkan beberapa faktor berikut:

  • Profil risiko. Jika Anda adalah orang yang mudah uring-uringan kalau harga saham turun, maka tampaknya trading bukan kegiatan yang pas untuk Anda. 
  • Waktu yang tersedia. Trading, khususnya trading harian, scalping dan trading forex, umumnya membutuhkan banyak waktu untuk mengamati kondisi pasar. Maka dari itu, kegiatan ini kurang cocok untuk Anda yang masih memiliki full time job. Saat ini memang sudah ada robot trading, namun manusia tetap dituntut untuk merumuskan strategi yang dijalankan oleh robot tersebut. 
  • Modal. Seperti yang tertulis di atas, pembukaan akun margin untuk trading saham membutuhkan modal kira-kira 200 juta. Memang ada, broker forex yang menawarkan trading tanpa deposit, namun tetap saja saat trading berjalan umumnya membutuhkan modal yang lumayan, supaya tidak terkena margin call. 
  • Pengetahuan. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, biasanya trader memiliki skill teknik analisis yang cukup bagus dan harus mengelola asetnya sendiri. Ini artinya, jika pengetahuan Anda tentang investasi dan trading masih belum cukup, sebaiknya Anda berinvestasi dulu sambil memupuk pengetahuan.
Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *