Lompat ke konten
Daftar Isi

3 Tipe Investor Menurut Profil Resiko, Pemula Wajib Paham

Tipe - Tipe Investor Menurut Profil Resiko, Pemula Wajib Paham

Investasi kini memang menjadi trend dikalangan anak muda karena mereka mulai menyadari pentingnya investasi sejak dini demi kelangsungan hidup di masa depan. Namun sayangnya banyak diantara mereka yang terjebak ke dalam skema FOMO (fear of missing out) aka takut ketinggalan trend  sehingga mereka berinvestasi hanya demi ikut trend. 

Padahal, investasi tidak hanya sekedar buang uang saja. Perlu ada pertimbangan yang cukup matang sebelum masuk ke dalam ranah ini. Salah satu hal yang harus dipertimbangkan adalah profil risiko atau ketahanan seseorang dalam menghadapi naik turunnya harga aset investasi dalam jangka pendek.

Tipe-Tipe Investor

Setiap orang tentunya memiliki profil risiko yang berbeda beda. Namun demikian, secara garis besar terdapat 3 tipe investor menurut profil risiko mereka. Berikut ini penjelasan lengkap tentang 3 tipe investor menurut profil risiko tersebut:

1. Investor Konservatif

Investor tipe konservatif adalah investor yang paling anti terhadap risiko pengurangan modal investasi. Investor tipe ini cenderung memilih instrumen investasi yang tidak ribet, punya imbal hasil yang stabil, risiko rendah. 

Tipe konservatif cenderung banyak ditemui pada investor pemula yang masih baru belajar investasi. Instrumen investasi yang cocok untuk tipe ini adalah reksa dana pasar uang, investasi emas, dan investasi deposito

Hal ini karena ketiga instrumen tersebut dapat dibeli dengan jumlah modal yang sedikit dan investor tidak perlu repot-repot mengamati pergerakan harga serta meneliti tentang kinerja perusahaan tertentu. 

Risiko investasi di ketiga instrumen tersebut juga relatif rendah. Hanya saja, keuntungan yang ditawarkan pun juga rendah. 

2. Investor Moderat

Investor tipe moderat adalah investor yang sudah berani ambil resiko asalkan risiko tersebut tidak signifikan. Biasanya investor tipe ini sudah memiliki rencana tentang apa yang dia lakukan dengan aset investasi miliknya dan mau belajar investasi lebih lanjut.

Jika Anda adalah salah satu investor tipe ini, maka instrumen yang cocok untuk Anda adalah reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran. Kalaupun Anda ingin berinvestasi di luar reksa dana, Anda bisa memilih saham yang harga per lembarnya rendah atau obligasi yang dirilis oleh pemerintah seperti ORI atau Sukuk Ritel. 

Instrumen-instrumen di atas menawarkan tingkat imbal hasil dan risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang maupun deposito. Selain itu, modal yang perlu dikeluarkan untuk membeli instrumen investasi di atas juga relatif tidak besar. 

3. Investor Agresif

Kebalikan tipe konservatif adalah tipe agresif. Artinya, investor jenis ini sangat menyukai risiko dan tidak masalah jika pokok modal investasi yang mereka keluarkan berkurang. Mereka umumnya adalah investor berpengalaman yang sudah terbiasa mengamati perubahan harga instrumen investasi dan memiliki pengetahuan yang cukup terhadap hal-hal terkait investasi.

Adapun instrumen investasi yang cocok untuk investor tipe ini adalah reksa dana saham, saham yang memiliki harga per lembar tinggi atau fluktuasi tinggi, cryptocurrency dan lain-lain. 

Baik saham, cryptocurrency atau bahkan forex adalah instrumen yang menawarkan tingkat imbal hasil yang tinggi tapi juga memiliki risiko yang tinggi. Sebab, harga instrumen ini bisa berubah drastis hanya dalam hitungan hari atau bahkan jam. 

Untuk mengetahui profil risiko Anda, coba tanyakan kepada diri Anda sendiri apakah Anda bisa biasa saja saat melihat harga sebuah saham turun dari 1000 per lembar menjadi 500 per lembar atau sebaliknya. 

Manfaat Mengetahui Profil Risiko

Mengetahui profil risiko adalah hal yang sangat penting sebelum Anda mulai berinvestasi. Sebab, profil risiko akan membantu Anda menemukan instrumen investasi yang aman dan cocok dengan karakter Anda. 

Apabila karakter Anda adalah orang yang tidak suka belajar statistik atau matematika dan gampang panik, tentu tidak akan pas jika Anda mulai berinvestasi dengan Bitcoin atau mata uang kripto lain. Sebab, untuk bisa beli Bitcoin, Anda perlu modal yang besar dan modal Anda bisa jadi hilang sekejap mata. 

Selain itu, investasi di mata uang kripto maupun saham juga memerlukan analisis teknikal dan fundamental yang mana keduanya sama-sama menggunakan data statistik dan logika matematik.

Disadari atau tidak, perubahan harga instrumen investasi yang seringkali tajam dan mendadak dapat secara langsung berpengaruh terhadap kondisi psikologis seseorang. Apalagi jika orang tersebut tidak mengetahui profil risiko dirinya sendiri dan mengorbankan banyak hal untuk berinvestasi.

Cara Mengetahui Tipe Investor

Jika Anda adalah tipe orang yang akan langsung mencairkan dana ketika harga saham turun sebesar itu atau langsung buru-buru membeli jika harganya naik 50%, maka kemungkinan besar Anda bukan tipe investor agresif. Karena itu artinya Anda tidak ingin kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan maksimum tapi takut jika modal investasi Anda menguap. 

Sebaliknya, apabila Anda sangat menyukai risiko, tidak mudah panik, telaten mempelajari investasi dan mengamati pergerakan harga, maka bisa jadi Anda adalah tipe investor agresif. 

Cara Memilih Instrumen Menurut Profil Risiko

Instrumen-instrumen investasi di atas adalah instrumen yang umum direkomendasikan untuk dibeli sesuai dengan profil risiko. Namun, ada banyak instrumen investasi lain di luar reksa dana, saham dan obligasi yang bisa Anda jelajahi seperti efek beragun aset (EBA), exchange traded fund (ETF) dan lain sebagainya. 

Apabila Anda tertarik untuk membeli instrumen-instrumen ini atau masih bingung bagaimana cara memilih instrumen investasi berdasarkan profil risiko, maka Anda bisa melakukan beberapa hal berikut ini:

  1. Lihat grafik pergerakan harga sebuah instrumen investasi. Grafik pergerakan harga sebuah instrumen investasi entah itu harga saham maupun reksa dana secara tidak langsung menggambarkan tingkat risiko instrumen tersebut. Jika ada benjolan-benjolan dan lembah-lembah besar pada grafik, maka risiko investasi di instrumen itu tinggi. Sebaliknya, jika ada benjolan dan lembah kecil saja, maka risiko investasinya rendah. 
  2. Pahami model bisnis perusahaan atau instrumen investasi yang akan Anda beli. Setiap bisnis pasti memiliki peluang dan tantangan tersendiri sehingga tingkat risiko investasinya juga berbeda beda. Pahami hal ini agar Anda yakin dengan instrumen investasi yang Anda pilih.
  3. Bedah laporan keuangan emiten atau perusahaan sekuritas yang Anda pilih. Selain model bisnis, beberapa variabel keuangan dapat membuat investasi di sebuah emiten atau menggunakan jasa di sebuah perusahaan sekuritas jadi lebih berisiko seperti, rasio utang terhadap ekuitas perusahaan tersebut atau rekam jejak keuangan perusahaan tersebut yang kurang baik selama beberapa tahun. 

Khusus investasi reksa dana, kini Anda tidak perlu pusing memilih instrumen investasi. Sebab beberapa aplikasi agen reksa dana sudah menyediakan robot trading yang siap untuk memberikan rekomendasi reksa dana sesuai dengan profil risiko Anda.

Kesimpulan

Ada 3 tipe investor berdasarkan profil risikonya yang harus dipahami oleh pemula yaitu investor konservatif yang anti risiko, investor moderat yang cukup berani menghadapi risiko, dan investor agresif yang mampu menghadapi risiko tinggi investasi. 

Ketahui jenis investor seperti apa Anda sebelum memulai investasi supaya investasi Anda menguntungkan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *