Lompat ke konten
Daftar Isi

5 Pola Candlestick Untuk Open Posisi Buy

Pola Candlestick Untuk Open Posisi Buy

Pernahkah Anda bingung kapan saat yang tepat untuk membeli mata uang yang Anda inginkan? Padahal, Anda sudah menggunakan berbagai indikator teknis tapi masih bingung cara membacanya? Nah, mungkin ini saatnya Anda mempelajari pola price action yang tergambar dalam pola-pola candlestick. 

Alasan mengapa candlestick bisa menjadi salah satu acuan untuk menentukan open posisi buy atau sell adalah karena bentuk grafik ini secara langsung menggambarkan pergerakan harga dan volume trading di pasar. Jadi, trader bisa meraba-raba bagaimana kondisi pasar saat ini hanya dengan melihat candlestick yang terbentuk.

Pola Candlestick Untuk Open Posisi Buy

Lantas, apa sajakah pola candlestick yang cocok untuk sinyal posisi buy? Berikut ini pembahasannya:

1. Bullish Pin Bar

Bullish pin bar adalah salah satu pola candlestick yang menandakan reversal pattern (pola pembalikan). Candlestick ini berbentuk mirip palu dengan ekor bawah yang panjang dan badan grafik yang kecil di atasnya. Kurang lebih bentuknya seperti ini:

Contoh Bullish Pin Bar
Gambar 1: Contoh Bullish Pin Bar (Sumber: MIFX)

Grafik ini menandakan bahwa kekuatan bull (pembeli) mulai mengambil alih transaksi. Oleh sebab itu, sinyal candle ini akan semakin akurat apabila:

  • Ukuran badan tidak lebih dari 50% dari keseluruhan candle.
  • Ukuran ekor di atas candle kecil atau bahkan tidak ada. 
  • Semakin kecil ukuran badan, maka semakin akurat sinyal yang diberikan. 

Jika pola ini muncul di layar aplikasi trading Anda dan indikator teknis lainnya mendukung, maka Anda bisa membuka open posisi buy pada level harga penutupan. 

2. Bullish Engulfing

Bullish Engulfing merupakan suatu pola yang terbentuk dari dua candle di mana ukuran candle kedua lebih besar daripada yang pertama, sehingga seakan-akan “menelan” candle pertama.

Berikut ini gambar pola ini:

Pola Bullish Engulfing
Gambar 2: Bullish Engulfing (Sumber: Learn Stock Market)

Bullish engulfing bisa menjadi sinyal buy apabila:

  1. Terletak setelah bearish trend. 
  2. Harga terendah candle kedua lebih rendah dibandingkan yang pertama, tetapi ditutup pada harga yang lebih tinggi dibandingkan candle sebelumnya sehingga ukurannya seolah lebih besar. 

Meskipun secara umum dianggap memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi, namun sama seperti pola sebelumnya, Anda tetap menggunakan indikator teknis juga lain untuk konfirmasi. 

3. Bullish Piercing

Bentuk pola candlestick bullish piercing hampir mirip dengan bullish engulfing. Bedanya, tinggi candle kedua hanya setengah lebih sedikit dibandingkan tinggi candle pertama. Sebuah pola bullish piercing bisa dijadikan acuan untuk posisi buy apabila:

  1. Pola ini didahului dengan trend bearish. Apabila bullish piercing ditemukan pada trend harga yang sedang naik, maka itu artinya akan ada perubahan trend harga tapi tidak signifikan. 
  2. Candle kedua terjadi pada pembukaan sesi trading forex selanjutnya atau hari selanjutnya dan ada gap harga antara penutupan dan pembukaan antara candle pertama dan kedua. 
  3. Ukuran candle kedua minimal setengah dari candle pertama. Hal ini untuk menunjukkan bahwa pada sesi perdagangan tersebut, pihak bull (pembeli) mulai mengambil alih pasar). 

Sayangnya, bullish piercing adalah salah satu pola yang cukup sering ditemukan di pasar saham namun jarang ada di pasar forex. Hal ini karena, pasar forex cenderung lebih likuid dibandingkan saham sehingga jarang ditemukan gap antara dua candlestick yang muncul berurutan.

Berikut ini contoh gambar bullish piercing:

Bentuk Bullish Piercing
Gambar 3: Bullish Piercing (Sumber: DailyFX)

4. Morning Star

Mirip dengan tiga pola sebelumnya, pola Morning Star pada candlestick mengindikasikan pembalikan tren dari bearish menjadi bullish. Pola ini terdiri dari tiga lilin, yakni A, B, dan C, di mana A berwarna merah atau hitam (bearish), B berbentuk doji, dan C merupakan lilin bullish berwarna putih atau hijau.

Pola ini cocok untuk open posisi buy karena dengan adanya doji di tengah dan candle bullish di bagian akhir menandakan bahwa kekuatan bull yang sebelumnya lemah di candle pertama mulai berhasil mengambil alih. 

Berikut ini contoh gambar pola morning star:

Contoh candlestick morning star
Gambar 4: Contoh candlestick morning star (Sumber: Wikipedia)

Kebalikan dari pola ini adalah pola evening star yang menandakan bahwa tim bear (penjual)  yang sebelumnya kalah dalam rally mulai lebih kuat dibandingkan team bull (pembeli).

5. Three White Soldiers

Pola terakhir untuk open posisi buy adalah pola Three White Soldiers atau tiga ksatria putih. Sesuai dengan namanya, pola ini terdiri dari 3 candle putih atau hijau A, B dan C yang muncul secara berurutan. Meskipun Three White Soldiers merupakan sinyal reversal harga yang cukup kuat, namun hasil dari sinyal ini akan lebih kredibel apabila:

  1. Candle didahului dengan candle doji. Sebab, doji mengisyaratkan bahwa kekuatan bull dan bear sama-sama kuat sehingga pasar indecisive. 
  2. Harga terendah dan tertinggi candle B lebih tinggi dibandingkan A harga terendah dan tertinggi C juga lebih tinggi dibandingkan B sehingga pola kurvanya seperti tiga anak tangga. 
  3. Ketiga candle tersebut tidak memiliki ekor ataupun kalau punya, ekor mereka hanya pendek saja. Kondisi ini menunjukkan bahwa bull berhasil mendorong harga pasar supaya tetap tinggi. 

Berikut ini contoh gambar dari three white soldiers:

Contoh pola Three White Soldiers
Gambar 5: Contoh Three White Soldiers (Howtotradeblog.com)

Kebalikan dari Three White Soldiers adalah Three Black Crows dimana muncul 3 candle berwarna merah atau hitam yang tersusun seperti tangga turun. Sama seperti Three White Soldiers, Three Black Crows juga sinyal reversal yang kuat. 

Cara Menggunakan Candlestick Untuk Open Posisi Buy

Terdapat tiga alternatif cara yang bisa Anda lakukan untuk membuka posisi buy dengan menggunakan pola candlestick, yaitu:

  1. Open buy ketika pola belum terbentuk sepenuhnya. Cara yang pertama ini terbilang paling berisiko sebab Anda tidak tahu apakah pola benar-benar terbentuk seutuhnya atau hanya memberikan sinyal palsu. 
  2. Open buy ketika terjadi breakout pada harga penutupan candle terakhir. Cara yang kedua ini relatif lebih rendah risiko dibandingkan cara yang pertama sebab Anda sudah pasti tahu kalau pola candlestick yang dimaksud telah terjadi. 
  3. Open buy ketika harga pada candle terakhir menembus level tertinggi. Cara yang paling rendah risiko adalah baru open posisi buy ketika true breakout terjadi pada candle ketiga. Dengan demikian, pola sudah resmi terbentuk dan kemungkinan besar harga akan bergerak ke arah yang diperkirakan. 

Nah itu tadi, beberapa pola candlestick yang bisa Anda manfaatkan untuk membuka posisi buy. Perlu Anda ingat bahwasanya meskipun ahli menilai sinyal dari candlestick di atas cukup akurat, namun lebih baik Anda tetap menggunakan indikator teknis lainnya sebagai tambahan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *