Lompat ke konten
Daftar Isi

Pola Head and Shoulders dalam Trading

Pola Head and Shoulders dalam Trading

Salah satu asumsi yang banyak dipercayai oleh trader adalah bahwasanya pergerakan harga suatu aset akan membentuk pola tertentu dan hal ini akan terjadi berulang kali. Oleh karena itu, banyak trader yang menunggu pola tersebut untuk terbentuk terlebih dahulu sebelum mulai masuk ke dalam pasar. 

Pola harga ini seringkali juga membentuk gambar yang unik. Jika dalam artikel sebelumnya, Anda telah mengetahui pola pergerakan harga yang mirip dengan cangkir dan gagangnya, mirip segitiga atau wedges sepatu wanita, kini Anda akan menggali lebih lanjut pola harga yang memiliki struktur mirip dengan kepala dan pundak manusia yaitu pola head and shoulders

Pengertian Pola Head and Shoulders

Pola head and shoulders (HS) adalah pola pergerakan harga aset yang memiliki struktur mirip dengan kepala dan dua pundak manusia.

Struktur pola harga ini terdiri dari 4 komponen yaitu:

  • Titik puncak pertama (shoulder).
  • Titik puncak kedua yang lebih tinggi dibandingkan titik puncak pertama (head). 
  • Titik puncak ketiga yang lebih rendah daripada puncak kedua (LH) tapi belum tentu simetris dengan titik puncak yang pertama. 
  • Neckline atau garis yang menghubungkan antara harga terendah pada kedua shoulder dan head. 

Kurang lebih gambar pola ini dalam trading adalah sebagai berikut:

Contoh head and shoulder pattern
Sumber: Vector Stock

Pola Inverse Head and Shoulders

Kebalikan pola head and shoulders adalah pola head and shoulders terbalik atau inverted.

Sesuai dengan namanya, pola ini terdiri dari:

  • Titik lembah pertama. 
  • Titik lembah kedua yang lebih rendah dibandingkan titik lembah pertama (LL). 
  • Titik lembah ketiga yang lebih tinggi (HL) dibandingkan titik lembah kedua dan tidak selalu simetris dengan titik lembah pertama. 
  • Neckline atau garis yang menghubungkan antara harga tertinggi dari masing-masing puncak. 

Kurang lebih gambar dari pola ini adalah sebagai berikut:

Contoh inverted head and shoulders
Sumber: HSB.

Pola ini juga bisa ditemukan kapanpun dan pada jenis aset apapun, sehingga penting bagi Anda untuk mengetahui interpretasinya dan bagaimana cara trading dengan memanfaatkan kedua pola tersebut. 

Interpretasi Pola Head and Shoulders

Secara garis besar, kedua pola di atas merupakan pola harga yang menunjukkan adanya pola pembalikan (reversal pattern). Ini artinya, trend harga yang sebelumnya tinggi (bullish) pada head and shoulders akan segera berbalik turun jadi bearish, begitupun pada pola sebaliknya. 

Pola head and shoulders bisa terbentuk karena:

  1. Awalnya banyak trader yang ingin membeli aset tersebut sehingga harganya naik.
  2. Lalu setelah harganya tinggi dan menyentuh puncak 1, mereka mulai beramai-ramai menjual aset tersebut sehingga harganya turun. 
  3. Akan tetapi,meskipun harganya turun, masih ada gelombang pembeli baru yang siap membeli aset tersebut sehingga harganya tidak jatuh ke bawah neckline. 
  4. Pembeli baru tersebut lantas beramai-ramai menaikkan harga aset tersebut sehingga bisa lebih tinggi dibandingkan titik puncak sebelumnya (menyentuh titik head). 
  5. Karena dirasa keuntungan yang diperoleh cukup banyak, gelombang pembeli baru tersebut lantas menjual semua asetnya sehingga harga terkerek turun. 
  6. Namun tak dinyana masih ada gelombang pembeli baru lagi yang siap untuk membeli aset tersebut sehingga harganya tidak jatuh ke bawah neckline. 
  7. Pembeli baru bisa mengangkat harga aset naik kembali tapi tidak lebih tinggi dibandingkan sebelumnya karena jumlah calon pembeli lebih rendah. Akibatnya, titik pundak yang kedua lebih rendah dibandingkan bagian puncak (kepala). 
  8. Seiring dengan banyaknya trader yang take profit pada titik puncak kedua, maka harga aset pun berangsur turun. Kali ini tingkat penurunannya bisa menembus neckline. 

Hal yang terjadi pada pola inverse head and shoulders adalah sebaliknya. Pembeli aset tersebut (bull) tetap akan membeli aset tersebut meskipun harganya berulang kali jatuh. Akibatnya, harga aset tersebut naik kembali. 

Cara Menggunakan Pola Head and Shoulders dalam Trading

1. Tarik garis neckline

Langkah yang pertama adalah dengan menarik garis neckline yang menghubungkan titik-titik harga terendah pada pola head and shoulders dan titik-titik harga tertinggi pada pola kebalikannya. Tujuannya adalah supaya trader tahu garis support dan resistance yang membatasi pola tersebut dengan harga aset di atas dan di bawahnya.

Garis neckline bisa jadi tidak lurus tetapi miring tergantung dengan tingkat keseimbangan kekuatan antara penjual dan pembeli (bull vs bear). Akan tetapi, garis neckline yang lurus maupun miring memiliki arti yang sama yaitu, apabila harga turun menembus garis ini, artinya trend bearish akan segera berlangsung, sebaliknya, kalau harga naik menembus garis ini, trend bullish akan segera mulai.

2. Tunggu sampai pola komplit

Langkah kedua untuk trading menggunakan pola ini adalah dengan menunggu pola ini terbentuk secara komplit. Sebab, jika Anda membuka posisi pada pola harga yang belum terbentuk secara lengkap, bisa jadi pergerakan harga tersebut tidak sesuai dengan apa yang Anda perkirakan. 

Kalau pola sudah terbentuk komplit, Anda bisa membuka posisi berikut ini ketika pergerakan harga bisa menembus neckline (true breakout):

  • Buy dengan transaksi long apabila yang terbentuk adalah inverted head and shoulders
  • Buy dengan transaksi short selling apabila yang terbentuk adalah head and shoulders
  • Sell apabila yang terbentuk adalah head and shoulders

3. Pasang exit point

Exit point adalah titik dimana Anda keluar pasar entah itu karena cut loss atau take profit. Titik ini penting untuk didefinisikan apalagi kalau Anda membuka posisi sell untuk pola head and shoulders. Sebab kalau tidak ditentukan dengan tepat bisa jadi Anda akan menderita kerugian yang lebih lanjut. 

Namun, kalau yang Anda buka adalah posisi buy ,Anda bisa meletakkan titik stop loss Anda pada level harga yang sama dengan level harga yang terjadi pada puncak atau lembah shoulder yang terakhir. Anda memang bisa meletakkan titik loss ini pada puncak head, namun resikonya pasti lebih tinggi. 

Adapun untuk level take profit, Anda bisa mencari levelnya dengan strategi berikut ini:

Head and shoulders:

  1. Cari selisih antara puncak kepala (head) dan pundak. 
  2. Lalu kurangi level harga pada neckline dengan selisih tersebut. 

Inverted head and shoulders:

  1. Cari selisih antara nilai tertinggi setelah pundak pertama dan nilai head.
  2. Lalu tambahkan selisih tersebut pada level harga yang ada di neckline. 

Misalnya:

Harga saham A turun dari Rp. 1.000 per lembar menjadi 900 per lembar dan membentuk pundak yang pertama. Setelah sempat naik ke 1.010, harganya anjlok lagi jadi 850 rupiah per lembar. Tidak lama kemudian harga saham A naik lagi hingga 990 dan turun lagi jadi 950 (membentuk shoulder kedua) dan naik lagi. 

Dari sini, Anda bisa memperkirakan bahwa kira-kira nilai neckline saham A adalah 1.000 per lembar, sehingga Anda bisa take profit sampai level harga:

Take profit IHS = 1.010-850+1.000=1.160 per lembar. 

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *