Lompat ke konten
Daftar Isi

10 Prinsip Ekonomi dan Contoh Penerapannya 

Prinsip ekonomi

Dalam memilih dan menjalankan keputusan ekonomi di kehidupan sehari-hari, mungkin secara tidak sadar Anda telah menerapkan 10 prinsip ekonomi. Berikut ini 10 prinsip dalam ekonomi beserta contoh penerapannya:

1. Setiap Keputusan Ekonomi Pasti Memiliki Trade-off

Trade-off adalah kondisi dimana Anda harus mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Contoh trade-off misalnya, Anda disuruh memilih apakah bekerja di kota besar dengan gaji yang lebih besar tapi harus merantau atau bekerja di kota kecil tempat tinggal Anda tapi dengan gaji yang lebih kecil juga. 

Oleh karena itu, untuk membuat sebuah keputusan ekonomi, Anda harus memiliki skala prioritas. Dengan memiliki skala prioritas, Anda bisa menentukan keputusan ekonomi apa yang sebaiknya diambil. 

2. Setiap Keputusan Ekonomi Pasti Memiliki Biaya Peluang

Senada dengan trade-off, biaya peluang atau opportunity cost adalah biaya (baik dalam bentuk uang maupun bukan) yang harus Anda korbankan ketika mengambil satu keputusan ekonomi. Pada contoh pemilihan pekerjaan di atas misalnya. Katakanlah dengan bekerja di kota besar Anda mendapatkan gaji Rp6.000.000 setiap bulannya, sementara di kota kecil gajinya hanya Rp3.000.000. Maka, selisih antara Rp6.000.000 dan Rp3.000.000 itulah yang disebut dengan biaya peluang. 

3. Manusia Menyukai Insentif

Insentif entah itu keuntungan maupun pengurangan biaya adalah salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan ekonomi. Manusia yang bersikap rasional, tentunya akan mengambil keputusan berdasarkan dengan insentif yang didapatkan.  

Contoh prinsip ekonomi ini misalnya, untuk sebuah posisi yang sama Anda ditawari pekerjaan dengan gaji Rp7.000.000 per bulan dengan tanpa tambahan dan pekerjaan dengan gaji Rp6.000.000 per bulan namun dengan tambahan uang asuransi. Setelah menilai ulang, Anda tahu bahwasanya uang asuransi yang bisa Anda klaim dari perusahaan yang kedua adalah senilai Rp1.200.000 per bulan. Oleh sebab itu, alih-alih memilih perusahaan yang pertama, Anda memilih perusahaan yang kedua.

4. Setiap Keputusan Ekonomi Diambil Dari Pemikiran yang Rasional

Dalam teori ekonomi, diasumsikan bahwa setiap manusia mengambil keputusan secara rasional berdasarkan dengan potensi keuntungan yang diperoleh. Kata rasional di sini berarti jika Anda menyukai apel dibandingkan dengan jeruk, dan lebih suka jeruk dibandingkan dengan jambu, maka Anda akan memilih untuk makan apel dibanding makan jambu. 

Namun demikian, tidak semua keputusan ekonomi pada kenyataannya diambil secara rasional. Ada keputusan ekonomi yang cenderung dipengaruhi oleh faktor psikologis, misalnya impulsive buying , atau panic buying dan masih banyak lainnya. 

5. Aktivitas Perdagangan Ditujukan Untuk Saling Menguntungkan 

Adanya perdagangan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat yang ada di suatu daerah. Sebab, setiap daerah memiliki sumber daya yang berbeda, sehingga  untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar dibutuhkanlah perdagangan. 

Misalnya kerjasama bilateral antara Indonesia dan Singapura. Singapura adalah negara padat modal, sementara Indonesia adalah negara padat karya. Singapura membutuhkan sumber daya alam dan manusia dari Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya, sementara Indonesia membutuhkan Singapura untuk penambahan modal kerja dan menyerap tenaga kerja.

6. Ekonomi pasar adalah cara yang baik untuk mengelola ekonomi

Pasar (market) adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli, sementara ekonomi pasar adalah sistem ekonomi dimana penjual dan pembeli dapat menentukan keputusan secara bebas dengan tanpa adanya batasan dari pemerintah. Dalam ekonomi pasar ini, tingkat harga dan jumlah permintaan barang dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran

Meskipun bagus secara gagasan, namun pada kenyataannya batasan-batasan dari pemerintah tetap dibutuhkan supaya perdagangan yang adil, transparan dan memihak pada kaum marginal bisa tercipta. Batasan-batasan tersebut seperti perlindungan konsumen, undang-undang anti monopoli dan lain sebagainya. 

7. Peran Pemerintah Tetap Penting Untuk Pertumbuhan Ekonomi

Tidak hanya untuk menciptakan terjadinya perdagangan yang adil dan transparan, namun nyatanya pada ekonomi pasar sekalipun, pemerintah tetap memiliki peran penting untuk meningkatkan produktivitas ekonomi. Misalnya, pemerintah melakukan kerjasama bilateral dengan negara lain untuk mempermudah perdagangan. Dengan kerjasama bilateral ini misalnya, Anda akan mendapatkan kemudahan ekspor dan impor, sehingga produktivitas perekonomian secara keseluruhan bisa meningkat. 

8. Taraf Hidup Sebuah Negara Bergantung Pada Kemampuan Ekonomi Negara Tersebut Untuk Memproduksi Barang dan Jasa

Kemampuan memproduksi barang dan jasa ini tidak hanya dalam hal jumlah, tetapi juga kualitas dan teknologi. Hal inilah yang membuat negara-negara dengan wilayah yang lebih kecil, jumlah penduduk lebih minim dan sumber daya alam yang lebih sedikit dibandingkan dengan Indonesia bisa lebih maju. 

Korea Selatan misalnya. Secara geografis dan geologis negeri ginseng ini tidak lebih beruntung daripada Indonesia, sebab sumber daya alamnya yang relatif sedikit dan lokasinya yang dihimpit oleh negara-negara yang memiliki sejarah buruk dengannya, yaitu Jepang, Korea Utara dan China. Namun, karena fokus pada pendidikan dan teknologi selama bertahun-tahun, negara yang satu ini berhasil menjadi salah satu macan asia hingga saat ini. 

9. Pertumbuhan Uang yang Beredar akan Menyebabkan Inflasi

Tidak hanya pada barang dan jasa biasa, hukum permintaan dan penawaran juga berlaku pada uang. Ketika supply uang tersebut banyak, maka “nilai real” uang tersebut akan menurun karena adanya inflasi. Nilai real adalah nilai barang yang bisa dibeli dengan uang tersebut. Dengan kata lain, nilai real adalah nilai nominal uang (angka yang tertera pada uang tersebut) setelah disesuaikan dengan inflasi. 

10. Terdapat trade-off antara inflasi dan pengangguran

Sederhananya, kalau inflasi naik maka tingkat pengangguran turun, sementara kalau inflasi turun, maka tingkat pengangguran naik. Mengapa bisa demikian? Hal ini karena semakin banyaknya masyarakat yang bisa bekerja, maka masyarakat akan lebih mudah untuk membeli barang-barang kebutuhan harian, sehingga harga barang kebutuhan harian tersebut naik (demand pull inflation). Sebaliknya, kalau pengangguran bertambah, maka daya beli masyarakat menurun, sehingga mereka akan menabung. 

Pada saat pandemi covid19 misalnya. Perlambatan ekonomi mengakibatkan banyak perusahaan merumahkan karyawan mereka (pengangguran naik). Kenaikan tingkat pengangguran ini lambat laun akan membuat masyarakat menahan diri untuk membeli sesuatu. Akibatnya, tingkat inflasi pun menurun. 

Inflasi yang terlalu tinggi tidak baik, tingkat pengangguran yang tinggi juga tidak baik. Oleh sebab itu, pemerintah dituntut untuk bisa merumuskan kebijakan yang pas di waktu yang pas, supaya inflasi dan tingkat pengangguran tetap terkendali.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *