Saham adalah salah satu jenis surat berharga yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan untuk menambah permodalan. Sebuah perusahaan private memperjual belikan sahamnya di lingkungan yang terbatas saja, akan tetapi sebuah perusahaan publik merilis sahamnya untuk dibeli oleh masyarakat umum di pasar modal yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (IDX).
Harga saham yang dijual di pasar modal ini sangat fluktuatif tergantung dengan kondisi pasar dan fluktuasi pada harga saham adalah suatu hal yang umum terjadi. Tugas Anda sebagai investor atau trader adalah memanfaatkan naik turunnya harga aset ini untuk mendapatkan keuntungan maksimum.
Salah satu fase fluktuasi harga saham yang bisa Anda manfaatkan untuk mendulang keuntungan adalah ketika harga aset tersebut sedang rebound. Apakah yang dimaksud rebound itu? Mari simak ulasan berikut ini:
Pengertian Rebound Saham
Rebound dalam saham adalah kondisi ketika harga aset tersebut memantul naik setelah turun (bearish) selama beberapa waktu. Namun, bukan berarti harga saham akan naik dalam jangka waktu lama, namun banyak trader atau investor membeli aset tersebut ketika kondisi rebound.
Secara bahasa, rebound dapat diartikan sebagai memantul atau lompatan atau gerakan ke atas (Merriam-webster dictionary). Istilah ini umum digunakan dalam dunia olahraga basket sebagai gerakan untuk mengambil bola yang gagal masuk ke dalam ring (Kompas).
Alasannya jelas yaitu, sinyal rebound memberi kesempatan kepada para trader dan investor untuk membeli saham dengan harga rendah dan menjualnya saat harga jadi lebih tinggi. Oleh karena itu, penting bagi seorang investor dan trader untuk mengetahui kapan harga suatu saham akan rebounding.
Cara Mengenali Rebound dalam Saham
Rebound dalam saham terjadi karena trader dan investor karena suatu hal mulai berduyun-duyun membeli aset tersebut kembali. Akibatnya, harga saham yang sudah jatuh perlahan-lahan merangkak naik lagi.
Tidak ada cara yang pasti untuk mengetahui kapan harga sebuah aset yang sedang turun akan mengalami rebound. Namun, berikut ini cara untuk mengetahui apakah harga aset tersebut akan segera rebound atau tidak:
1. Analisis fundamental
Dari segi fundamental, Anda bisa melakukan analisis beberapa indikator seperti, price to book value , PEG ratio dari perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Periksa juga kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan mulai dari tingkat pendapatan, laba dan lain sebagainya. Lalu bandingkan hasilnya dengan perusahaan yang bergerak di industri yang sama.
Apabila penurunan harga saham tidak diikuti dengan memburuknya harga kinerja keuangan perusahaan, maka kemungkinan besar harga saham perusahaan tersebut akan segera rebound. Sebaliknya, kalau kondisi keuangan yang kurang baik mengakibatkan harga saham anjlok, maka sebaiknya Anda lebih berhati-hati.
2. Analisis teknikal
Umumnya para trader dan investor menggunakan analisis ini untuk memperkirakan kapan harga sebuah saham akan rebound. Hal ini karena tidak jarang penurunan harga saham bukan karena masalah keuangan atau bisnis perusahaan, melainkan karena penurunan permintaan di pasar saja.
Jika Anda menggunakan analisis ini, maka sebaiknya Anda mencari sinyal bullish reversal.
Dan menghindari true breakout pada garis support. Sebab, apabila ada true breakout pada garis support, itu tandanya harga aset tersebut masih akan turun lagi.
Anda juga bisa memanfaatkan candlestick atau grafik lilin. Sebab tampilan grafik ini sudah mencakup perubahan harga dan volume penawaran dan permintaan pada sesi tersebut sehingga berguna untuk menentukan apakah pasar sedang ramai atau tidak.
Jenis-Jenis Rebound Saham
Pembagian istilah rebound dalam saham hanya ada satu jenis yaitu technical rebound. Technical rebound adalah kondisi dimana harga aset ini memantul setelah menyentuh titik support tertentu.
Rebound dalam saham bisa berkelanjutan menjadi uptrend bisa juga tidak. Semua tergantung kepada seberapa besar keinginan trader atau investor untuk membeli saham tersebut. Rebound bisa menjadi uptrend ketika titik harga tertingginya menembus garis resistance (true breakout pada resistance level).
Lamanya sebuah saham bisa rebound juga relatif tergantung dengan jenis saham tersebut dan kondisi pasar. Apabila kondisi pasar sedang lemah (bearish), maka rebound bisa terjadi 1-3 hari. Kalau pasar sedang menguat (bullish), maka proses rebound bisa berlangsung lebih lama lagi.
Begitu pula dengan jenis saham. Saham dengan kategori blue-chip atau normal bisa mengalami rebound dalam waktu lama. Lain halnya dengan saham gorengan. Karena kenaikan harga pada saham gorengan tidak alami, maka biasanya rebound harga saham-saham ini hanya berlangsung puluhan menit saja sebelum trader dibalik kenaikan harga tersebut mengambil keuntungan.
Tips Trading Menggunakan Rebound Saham
1. Tetap berpegang pada fundamental
Salah satu hal yang kerap terjadi ketika pasar sedang downtrend (bearish) adalah investor dan trader berbondong-bondong untuk menjual saham mereka karena takut rugi. Sikap seperti ini kadang membuat trader gagal mengambil kesempatan untuk mengambil keuntungan saat saham sedang rebound.
Untuk menghindari hal ini sebaiknya Anda tetap berpegang pada kondisi fundamental perusahaan. Seperti yang telah disebutkan di atas, perusahaan dengan kondisi fundamental bagus cenderung segera rebound. Cukup jarang ada perusahaan yang memiliki fundamental bagus tapi harga sahamnya terus menurun.
2. Tunggu sinyal konfirmasi
Apabila Anda merasa tidak yakin dengan kondisi finansial perusahaan penerbit saham tersebut, maka tetaplah bersikap tenang dan tunggu sinyal konfirmasi saat pasar sedang downtrend. Sinyal konfirmasi saat downtrend ini adalah sinyal-sinyal continuation pattern seperti adanya true breakout yang menembus garis support.
Sebaliknya, menunggu sinyal konfirmasi saat rebound juga penting. Misalnya, harga saham turun dan memiliki volume perdagangan tinggi tapi tidak sampai menembus garis support. Hal ini menandakan bahwa meskipun harganya turun, permintaan akan saham tersebut tinggi sehingga berpotensi untuk naik kembali.
3. Menerapkan kebijakan exit dan entry yang tepat
Tips lain untuk trading saat harga saham sedang rebound adalah menerapkan kebijakan entry yang tepat. Terdapat dua kebijakan exit dan entry yaitu market order dan limit order. Market order adalah kebijakan pembelian atau penjualan saham dengan harga yang sedang berlaku di pasar sedangkan limit order adalah kebijakan pembelian atau penjualan saham dengan harga yang Anda inginkan entah itu di atas atau di bawah harga pasar.
Kelebihan dari market order adalah eksekusinya yang cepat tapi kekurangannya Anda tidak bisa menjual atau membeli saham dengan harga yang Anda inginkan. Sebaliknya, limit order memungkinkan Anda untuk membeli aset dengan harga yang Anda inginkan tapi eksekusinya lama.
Menerapkan kebijakan exit dan entry yang tepat saat saham rebounding adalah hal yang penting karena Anda tidak tahu sampai kapan harga aset tersebut akan naik. Anda bisa menentukan kapan dan pada harga berapa Anda akan menjual atau membeli sebuah saham berdasarkan riwayat harga aset tersebut sebelumnya.