Lompat ke konten
Daftar Isi

Istilah-Istilah Umum Dalam Analisis Fundamental Saham

Istilah-istilah dalam analisa fundamental saham

Bagi investor yang ingin menempatkan dana dalam bentuk saham untuk jangka panjang, memahami seluk-beluk dunia saham adalah suatu keharusan. Sebaiknya, langkah awal yang perlu diambil adalah mempelajari istilah-istilah umum dalam analisis fundamental saham.

Analisis fundamental saham secara umum adalah upaya untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Harga saham dipengaruhi oleh kinerja emiten atau perusahaan yang menerbitkan saham. Dalam analisis fundamental, fokusnya adalah pada informasi dasar mengenai perusahaan yang berpotensi memengaruhi harga saham. Analisis ini juga mempertimbangkan prospek saham, industri, dan kondisi ekonomi secara makro.

Daftar Istilah Fundamental Saham

Analisis fundamental saham memanfaatkan laporan keuangan sebagai dasar untuk melakukan valuasi saham. Oleh karena itu, penting bagi calon investor untuk memahami istilah-istilah umum dalam analisis fundamental saham agar dapat memahami konsep dasar dalam melakukan analisis tersebut.

Beberapa yang paling penting adalah sebagai berikut:

  • Asset atau harta yaitu semua kekayaan yang dikuasai emiten contohnya bangunan, mesin produksi, dan sebagainya.
  • Liabilities atau diartikan utang yaitu jumlah utang yang harus ditanggung emiten.
  • Equity atau modal yaitu nilai bersih perusahaan. Bertambah tinggi nilai equity maka bertambah besar pula nilai emiten saham itu.
  • Debt to Equity Ratio atau DER, ialah rasio dari Liabilities dan Equity. Ketentuannya adalah bila  DER>1 artinya utang lebih banyak dibanding modal. Emiten dengan posisi ini tentu harus diwaspadai. Kemudian untuk nilai DER<1 artinya utang lebih kecil dibanding modal yang artinya emiten saham ini dalam posisi keuangan yang sehat. Lalu untuk nilai DER negative berarti modalnya juga negative atau utang lebih banyak dibanding harta. Saham dengan emiten seperti ini harus ditinggalkan.
  • Price to Book Value atau PBV, ialah rasio dari harga per lembar saham dibanding book value(equity) per lembar saham. Ketentuannya, bila nilai PBV<1 artinya harga saham lebih kecil dibanding equity yang berarti harga saham perusahaan itu murah. Lalu untuk nilai PBV>1 artinya harga saham lebih tinggi dibanding equity perusahaan yang berarti harga saham sudah mahal. Bagi para pemain, analisis fundamental saham ini dapat digunakan sebagai pilihan indikator beli. Patokannya jika nilai PBV saham < 1, lazimnya harga saham murah. Akan tetapi indikator lain pun harus diperhatikan yaitu ROE.
  • Return on Equity atau ROE ialah kemampuan pengembalian modal. Patokannya, bertambah besar nilai ROE artinya emiten saham itu kian sehat. Perumpamaan, jika ada perusahaan yang bisa meraih laba 20 persen per tahun dibanding modal, tentu pemilik tak akan menjual perusahaan itu hanya seharga modal atau PBV=1. Sehingga, nilai PBV >1 boleh dikatakan murah, dengan syarat ROE pun besar.
  • Earning per Share atau EPS ialah rasio dari net income dibanding jumlah saham perusahaan. Makin tinggi nilai EPS, maka makin bagus kondisi perusahaan sehingga sahamnya boleh dikoleksi.
  • Price to Earning Ratio atau PER, ialah rasio harga saham dengan EPS. Bertambah kecil nilai PER maka bertambah turun harga saham begitupun sebaliknya. Nilai PER pun dapat dianggap titik break event point. Umpamanya nilai PER adalah 10x itu artinya saham yang dibeli baru akan kembali modal 10 tahun kemudian.
  • Dividen, ialah bagi hasil atau laba emiten yang diberikan ke pemegang saham.
  • Dividen Payout Ratio atau DPR ialah rasio dari nilai dividen dengan EPS. Umpamanya nilai EPS sebesar Rp 100 dengan dividen Rp.50/lbr saham. Itu artinya nilai DPR sebesar 50%.
  • Dividen Yield atau DY ialah rasio dari dividen dibanding harga saham. Umpamanya harga saham TLKM Rp.2000/lbr dengan dividen Rp.50/lbr, sehingga nilai DY sebesar 2.5%. Nilai DPR tinggi tak serta merta nilai DY pun tinggi. Misalnya saham UNVR kerap memberikan 100% laba yang dihasilkan ke dividen yang artinya nilai DPR 100%. Namun nilai DY cuma 2-3% sebab valuasi harga saham cukup mahal.

Interpretasi Metrik Fundamental Saham

Jadi poin-poin penting dari analisis fundamental saham yang perlu dipegang oleh para pemain saham adalah :

  • EPS bagus bila naik, berarti emiten uahanya berkembang. Pemain harus membandingkan dengan  periode yang lebih lama.
  • PER bagus bila nilainya kecil, berarti harga saham murah. Pemain haru membandingkan dengan saham di sektor setipe.
  • PBV bagus bila nilainya mengecil, berarti harga saham itu murah. Pemain harus membandingkan dengan saham sektor setipe.
  • ROE bagus bila naik, berarti emiten itu berkembang usahanya. Ini juga harus diperbandingkan dengan periode yang lebih lama.
  • DER bagus apabila nilai DER kecil, berarti utang emiten saham itu masih bisa diterima.
  • DY bagus apabila naik, berarti emiten saham itu mampu berkembang usahanya. Ini pun harus dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Melakukan Analisis Fundamental Dengan Benar

Melakukan analisis fundamental yang benar yaitu menemukan emiten yang mempunyai kinerja keuangan bagus serta prospek ke depannya pun cerah. Bahkan Warren Buffet, seorang investor saham kelas dunia pun berkata bahwa dalam membeli saham, pilih perusahaan yang prospeknya bisa 20 tahun atau kalau bisa seumur hidup.

Investor harus memanfaatkan data kinerja masa lalu, cek laporan keuangan di tahun-tahun yang telah lalu setidaknya 5 tahun dalam menentukan kinerja perusahaan.

Perlu diperhatikan juga prinsip Margin of Safety yang dibahas dalam buku The Intelligent Investor karya Benjamin Graham.

Prinsip ini mengajarkan investor untuk menempatkan buffer atau cadangan saat melakukan prediksi investasi untuk mengantisipasi ketidakpastian masa depan, seperti terjadinya pandemi Covid-19 yang tak terduga.

Sebagai contoh, apabila patokan harga wajar sebuah saham menurut analisis fundamental adalah Rp5.000, maka investor sebaiknya menambahkan 30% – 40% atau sekitar Rp3.000 – Rp3.500 sebagai buffer. Dengan demikian, Margin of Safety untuk harga saham tersebut akan menjadi sekitar Rp8.000 – Rp8.500 per lembar.

Ketika mengerti istilah-istilah analisia fundamental saham maka segala data mengenai saham, performa keuangan perusahaan, background perusahaan, maupun corporate action harus diperoleh dari sumber yang valid bukan dari rumor yang berkembang. Sumber informasi valid saham yang utama hanya ada dua yaitu dari website Bursa Efek Indonesia yaitu di www.idx.co.id dan website resmi emiten bersangkutan.

Biasanya, perusahaan Go Public di situs resminya ada menu khusus ialah Investor Relation dimana di dalamnya dapat ditemukan berbagai data material mengenai perusahaan. Termasuk data vital yaitu informasi mengenai bisnis maupun kemajuan perusahaan.

Melakukan analisis saham dari ratusan saham yang terdaftar di lantai bursa tentu tidak mungkin. Karena itu investor dapat memanfaatkan tool Stock Screeneryang biasanya tersedia di broker saham. Fungsi utamanya adalah melakukan filter saham menurut parameter yang ditetapkan investor sendiri misalnya dividen, market cap, kinerja keuangan maupun berdasarkan analisis teknikal.

Perlu diketahui bahwa analisis kualitatif saham bertujuan untuk memperoleh keuntungan jangka panjang. Hal ini dikarenakan analisis fundamental pada saham difokuskan pada kinerja keuangan perusahaan yang dapat menentukan harga saham. Jika kinerja emiten sehat, maka harga saham akan meningkat secara otomatis.

Namun, kenaikan harga saham tidak selalu terjadi setiap hari atau minggu dan tidak mencerminkan nilai fundamental perusahaan. Ini adalah perbedaan penting antara analisis fundamental dan teknikal.

Jika seorang investor telah memilih saham dari emiten yang solid, prospektif, dan memiliki kinerja keuangan yang baik, maka yang perlu dilakukan hanyalah menunggu.

Biarkan perusahaan bekerja untuk menghasilkan keuntungan. Pemegang saham cukup menunggu dan memeriksa kinerja perusahaan melalui data laporan keuangan tiap kuartal yang diterbitkan. Tidak perlu memperhatikan harga saham setiap hari, karena hal tersebut hanya akan menimbulkan kepanikan.

Pesan penting dari Warren Buffet adalah “Be Fearful When Others Are Greedy and Greedy When Others Are Fearful”. Investor harus memiliki keberanian untuk membeli saham ketika pasar tengah bearish atau harga saham mengalami penurunan yang signifikan, seperti yang terjadi di awal pandemi Covid-19. Pada saat itu, harga saham sudah sangat murah. Namun, kebanyakan orang justru menjual saham mereka karena panik dengan situasi ekonomi yang ada.

Dengan memahami istilah-istilah dalam analisis fundamental saham dengan benar, membeli saham perusahaan yang solid saat sedang mengalami penurunan tetap dapat menguntungkan di masa mendatang.

Melvern Pradana

Melvern Pradana

Melvern Pradana adalah seorang investor yang aktif menanam modal di pasar saham, cryptocurrency, P2P lending, dan reksa dana. Idolanya adalah Warren Buffett dan Peter Thiel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *