Lompat ke konten
Daftar Isi

Revaluasi Aset: Pengertian, Metode, Manfaat & Contohnya

revaluasi aset

Nilai aset tetap (fixed asset), seperti rumah atau gedung kantor dan nilai aset tak tampak, seperti hak kekayaan industri bersifat tidak tetap tergantung dengan nilai pasarnya. Misalnya, bisa jadi Anda membeli ruko di tengah kota untuk kantor seharga 2 miliar rupiah 4 tahun lalu. Dengan adanya inflasi dan semakin padatnya penduduk kota, tentu nilai ruko tersebut akan naik, sehingga kalau Anda jual, Anda akan mendapatkan laba. 

Oleh karena itu, perusahaan, khususnya perusahaan yang sudah go public, membutuhkan proses penilaian ulang aset tetap yang mereka miliki. Proses penilaian ulang aset inilah yang disebut dengan revaluasi aset.

Apa itu Revaluasi Aset?

Seperti yang telah disebutkan di atas, arti revaluasi aset adalah proses penilaian ulang aset tetap dan tidak tampak (intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuannya adalah untuk menampilkan nilai aset perusahaan yang wajar kepada stakeholder internal maupun eksternal perusahaan. 

Sebagaimana yang telah disampaikan dalam contoh di atas, proses ini dibutuhkan karena adanya perubahan pada nilai aset tersebut. Tidak hanya fixed asset, proses ini juga bisa diterapkan pada intangible asset, seperti hak kekayaan industri (HAKI). 

Hal ini karena aset tidak tampak seperti HAKI memiliki jangka waktu perlindungan, sehingga harus diperpanjang ketika masa perlindungan sudah hampir habis. Merek dagang misalnya, memiliki jangka waktu perlindungan selama 10 tahun. Ketika masa 10 tahun itu selesai dan Anda tidak memperpanjang permohonan, maka merek dagang perusahaan Anda bisa digunakan oleh orang lain dengan tanpa konsekuensi hukum. 

Manfaat Revaluasi Aset

1. Menyajikan nilai wajar sebuah perusahaan

Nilai wajar perusahaan penting diketahui baik oleh stakeholder internal maupun eksternal. Stakeholder internal membutuhkan nilai wajar ini untuk mengambil kebijakan yang sesuai. Misalnya, nilai aset tetap milik perusahaan naik, sementara utangnya tetap (ingat total aset harus sama dengan total modal ditambah dengan total utang), sehingga perusahaan bisa mengambil utang tambahan ke bank. 

Bagi stakeholder eksternal, seperti investor atau perbankan, nilai wajar ini secara langsung menunjukkan kapasitas perusahaan dalam mengembalikan dana pinjaman dan dana investasi. Oleh sebab itu, hasil dari proses ini penting untuk ditampilkan sewajarnya di laporan keuangan perusahaan

2. Untuk mendapatkan harga yang pas jika aset dijual atau perusahaan diakuisisi

Dengan tanpa proses revaluasi ini, bisa jadi Anda menjual aset perusahaan Anda entah itu gedung atau kendaraan bermotor dengan harga yang lebih murah dibandingkan yang seharusnya. Setelah mengalami proses revaluasi, Anda akan mengetahui berapa nominal harga yang pantas untuk perusahaan Anda dan aset-asetnya. Jadi, ketika aset tersebut dijual atau perusahaan Anda diakuisisi, Anda sudah tahu berapa harga jual yang pas. 

3. Untuk mendapatkan pengurangan pajak

Depresiasi akan mengurangi nominal pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Maka dari itu, kenaikan nilai fixed asset yang pada akhirnya meningkatkan depresiasi, juga bisa berpotensi untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. 

4. Untuk memenuhi peraturan yang berlaku

Manfaat selanjutnya dari revaluasi aset adalah untuk memenuhi peraturan yang berlaku. Peraturan di sini bisa termasuk peraturan yang ditetapkan oleh BEI dan OJK untuk perusahaan yang akan atau telah go public atau peraturan pemerintah lainnya. 

Pada industri perbankan misalnya, proses ini dibutuhkan supaya regulator perbankan dapat mengetahui risiko likuiditas dan gagal bayar yang dihadapi oleh bank tersebut. Sebab, bangkrutnya sebuah bank bisa menular ke bank-bank lain dan menular ke sektor perekonomian riil. 

Metode Revaluasi Aset

1. Metode indeksasi

Metode revaluasi aset yang pertama adalah dengan menggunakan indeks yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau otoritas terkait untuk menghitung perubahan nilai aset. Menurut Oracle, indeks yang digunakan dalam proses penilaian kembali ini merefleksikan besaran biaya yang bisa mempengaruhi  fixed asset  tetap perusahaan kedepannya. Besar kecilnya indeks ini tidak hanya tergantung dengan berbagai aset tetap yang Anda miliki, tetapi juga peraturan pemerintah. Oleh sebab itu untuk menggunakan metode ini, sebaiknya Anda juga up to date terhadap peraturan terbaru. 

2. Metode harga pasar saat ini

Untuk menentukan nilai aset, Anda juga bisa menggunakan data harga pasar terbaru dari aset tersebut. Untuk mendapatkan harga terbaru ini, Anda bisa bertanya kepada supplier mesin dan peralatan yang Anda miliki atau mencari hasil riset perubahan harga properti untuk  fixed asset  berupa tanah, gedung dan perumahan. 

3. Metode appraisal

Dalam metode ini, perusahaan menggunakan jasa perusahaan penilai aset untuk menghitung ulang nilai aset perusahaan. Tujuannya adalah untuk memberikan penilaian aset secara menyeluruh, sehingga nilai perusahaan tidak berlebihan (overvalued) atau kurang (undervalued). Dalam metode ini, terdapat beberapa faktor yang akan dipertimbangkan, yaitu:

  1. Tanggal pembelian aset tetap. Nilai ekonomis aset tetap seperti mesin akan menurun jika sering digunakan. Oleh sebab itu, tanggal pembelian aset tetap ini penting untuk menentukan umur ekonomis aset tersebut. 
  2. Lama penggunaan dalam satuan jam
  3. Tipe aset
  4. Perbaikan dan perawatan aset. Tidak hanya berapa kali dalam satu tahun, tetapi juga peraturan yang mengatur mengenai jadwal perbaikan dan perawatan aset ini. 
  5. Ketersediaan komponen mesin di masa depan. Semakin banyak komponen mesin yang tersedia, tentu akan semakin lama umur ekonomis sebuah mesin. 

Metode penghitungan aset seperti ini tidak jarang digunakan oleh perusahaan yang akan IPO. Tujuannya adalah supaya perusahaan dan lembaga penunjang pasar modal lainnya bisa menentukan harga saham yang pas sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan.

4. Revaluasi selektif

Tidak semua aset tetap harus direvaluasi. Perusahaan juga bisa melakukan revaluasi hanya untuk aset-aset tetap tertentu saja. Namun tentunya revaluasi selektif seperti ini harus dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, kekurangannya adalah karena hanya beberapa aset saja yang dievaluasi ulang, hasil dari revaluasi selektif seperti ini seringkali kurang representatif. 

Contoh Revaluasi Aset

Misalnya, Anda pada tahun 2019 membeli ruko di tengah kota dengan spesifikasi luas 5×4 meter persegi (lantai 1) dan 4×4 meter persegi (lantai 2) dengan harga 2 miliar rupiah. Akibat perlambatan ekonomi akibat covid19 pada tahun 2020, 2021 dan 2022, harga jual ruko ini sempat turun sebelum akhirnya naik lagi menjadi 2,1 miliar rupiah pada awal tahun 2023 ini. Maka, nilai aset tetap berupa toko ini dicatat dalam jurnal penyesuaian dengan cara sebagai berikut:

Nama akunDebitKredit
Ruko100.000.000
Reserve surplus100.000.000

Perubahan nilai aset ini tidak akan masuk ke laporan laba rugi, sehingga tidak mempengaruhi laba secara langsung. Namun, penyesuaian ini akan mempengaruhi nilai akun terkait pada neraca saldo setelah disesuaikan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *