Lompat ke konten
Daftar Isi

Daftar Saham BUMN Terbaik di 2023

Perusahaan BUMN Terbaik

Akhir-akhir ini saat terjadi volatilitas harga saham di bursa, saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbukti perkasa. Fakta tersebut tergambarkan dari performa IDX BUMN20 sebagai juara indeks berkinerja terbaik.

Saham-saham BUMN bergabung ke daalam 2 indeks, yaitu IDX BUMN 20 dan IDX MES-BUMN. Keduanya mencakum saham-saham dari perusahaan pelat merah yang memiliki nilai kapitalisasi pasar besar dan likuiditas tinggi. Hanya saja bedanya adalah, indeks yang pertama diisi oleh 20 saham, sementara indeks kedua diisi 17 saham dan bekerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah.

Berikut 7 saham BUMN terbaik di 2023 menurut hasil evaluasi indeks IDX BUMN 20 terbaru:

1. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Masyarakat Indonesia tentu sudah akrab dengan bank yang satu ini. Maklum, cabang Bank BRI bahkan sudah ada hingga level kecamatan. Kalau pun tidak ada cabang, saat ini sudah banyak masyarakat yang bermitra dengan bank ini dengan membuka BRILINK.

Meskipun BRI umumnya fokus pada pembiayaan mikro, namun bisnis perusahaan yang satu ini mulai bervariasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2019 misalnya, bank yang sudah ada sejak abad ke-19 ini mengakuisisi Danareksa Sekuritas untuk membuka layanan investasi, lalu perusahaan ini juga bekerja sama dengan PNM dan Pegadaian untuk membentuk holding ultra mikro (UMi) dan yang terbaru diberitakan kalau BRI mengakuisisi Pegadaian.

Dari sisi keuangan, laba BRI naik hingga 106% yoy hingga September 2022 lalu dan CNBC memperkirakan kalau laba bersih tahunan perusahaan ini akan tembus 52 triliun alias menembus level laba bersih tertinggi perusahaan ini (laporan keuangan triwulan ke-4 belum ada saat tulisan ini dibuat). Peningkatan ini tak urung membuat harga saham BRI naik hingga 19,5% sepanjang tahun 2022.

2. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

Masih dari sektor keuangan, saham BUMN terbaik kedua menurut indeks IDX BUMN 20 adalah Bank BNI. Memang, menurut analis dari Bahana Sekuritas, saham sektor perbankan memiliki potensi cerah mengingat saham sektor ini cenderung tumbuh ketika kondisi perekonomian sedang membaik. Belum lagi fakta bahwa tahun 2024 adalah tahun pemilu yang bisa mendorong tingkat konsumsi.

Bank BNI sendiri secara konsisten terus melakukan inovasi di tengah perkembangan perbankan digital. Selain berencana akan terus menambah jumlah ATM setor tarik, bank yang satu ini di bawah anak perusahaannya, yaitu BNI Sekuritas juga menargetkan penambahan investor ritel hingga 200.000 nasabah pada tahun 2023 ini. Salah satu strategi yang mereka gunakan adalah mengintegrasikan aplikasi BIONS (aplikasi investasi saham milik BNI Sekuritas) dengan aplikasi BNI Mobile Banking.

3. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Dibandingkan dengan dua perusahaan perbankan yang sebelumnya, Bank Mandiri adalah perusahaan yang paling muda. Bank satu ini merupakan hasil merger 5 bank yang terdampak krisis moneter tahun 1998. Namun demikian, kinerja bank ini terbilang bagus.

Sampai akhir triwulan 3 tahun 2022 saja, bank dengan lambang berwarna biru ini berhasil mencatatkan total aset senilai 1,839 triliun rupiah dan laba bersih sebesar 33 triliun rupiah. Nominal laba ini 12 triliun lebih besar dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.

Meskipun memiliki prospek bagus seiring dengan perbaikan ekonomi Indonesia, namun tantangan sektor perbankan tahun ini adalah menyesuaikan suku bunga kredit dan simpanan dengan suku bunga acuan dari Bank Indonesia. Menurut beberapa pihak, suku bunga BI diperkirakan akan naik hingga 5,5% pada tahun ini untuk menyesuaikan federal funds rate di Amerika Serikat. Kenaikan suku bunga acuan ini mau tidak mau akan berdampak langsung terhadap suku bunga perbankan.

4. Telkom Indonesia (TLKM)

Telkom Indonesia (TLKM)

Telkom Indonesia mencatat pendapatan sebanyak Rp 108,8 triliun hingga triwulan 3 tahun 2022. Nominal ini lebih tinggi 2,8 triliun apabila dibandingkan pendapatan perusahaan ini pada September 2021. Namun demikian, laba bersih perusahaan ini mengalami penurunan dari 25,6 triliun menjadi 23 triliun akibat kenaikan pada biaya operasi.

TLKM sudah menjadi perusahaan telekomunikasi paling bagus dalam beberapa dekade belakangan. Tidak ada brand yang bisa menyamainya dalam sektor telekomunikasi. Tidak hanya itu, perusahaan ini juga digadang-gadang menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi tertua di dunia karena didirikan pada tahun 1856, ketika Indonesia masih bernama Hindia Belanda.

Tidak hanya fokus pada bisnis telekomunikasi dan penyediaan infrastruktur Telekomunikasi, Telkom beberapa tahun ini juga mengembangkan bisnis paylater. Pertama, pengguna aplikasi MyTelkomsel bisa mengajukan paylater untuk pembelian produk-produk digital tertentu, kedua Telkom mengembangkan Telkom Klob, sebuah platform agregator pinjaman online yang memungkinkan pengguna untuk memilih pinjaman online sesuai dengan kebutuhan.

5. Perusahaan Gas Negara (PGAS)

Perusahaan Gas Negara (PGAS)

Perusahaan Gas Negara dengan kode saham PGAS mencatat peningkatan pendapatan 17% yoy ke angka US$ 2,2 miliar dolar pada triwulan tiga tahun 2021 menjadi 2,6 miliar dolar pada triwulan 3 tahun 2022. Laba perusahaan ini pada saat yang sama juga naik sebesar 11% dari 329 juta USD menjadi 366 juta USD.

PGAS kini berkonsentrasi untuk pembangunan infrastruktur dalam jangka panjang. Langkah tersebut sesuai permintaan dari bisnis liquefied natural gas (LNG) yang dianggap prospektif 20 tahun mendatang. Statusnya yang mentereng membuat PGAS menjadi salah satu saham energi top di Indonesia.

6. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)

Perusahaan pelat merah terbaik selanjutnya adalah produsen semen, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Perusahaan yang bermarkas di Gresik, Jawa Timur ini mencatatkan penurunan pendapatan secara yoy pada triwulan 3 tahun 2022. Pendapatan perusahaan ini turun dari 25,33 triliun menjadi 25,28 triliun.

Meskipun demikian, laba perusahaan justru menunjukkan peningkatan dari 1,4 triliun pada September 2021 menjadi 2 triliun pada September 2022. Hal ini karena sepanjang 9 bulan tahun 2022, perusahaan berhasil melakukan efisiensi biaya yang berujung pada peningkatan laba meskipun pendapatan menurun.

Kini Semen Indonesia tidak hanya memproduksi semen, tetapi juga bahan bangunan lainnya, seperti precast, mortar, beton dan bahkan perusahaan ini kini juga membuka jasa konstruksi. Lini bisnis yang lengkap ini dipadukan dengan citra bagus sejak pendiriannya, membuat saham SMGR patut untuk dipertimbangkan untuk dibeli.

7. Bukit Asam Tbk (PTBA)

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya sepanjang tahun 2021, industri tambang dan energi adalah primadona. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan pendapatan dan laba PT Bukit Asam Tbk (PTBA) secara yoy pada September tahun 2022 lalu. Ketika itu, pendapatan perusahaan ini naik dari dari 19 triliun menjadi 31 triliun lebih, sementara labanya naik dari 4,8 triliun menjadi 10 triliun lebih.

Terlepas dari trend positif tahun lalu, beberapa ahli memperkirakan trend kenaikan harga komoditas tidak akan berlanjut tahun ini. Namun demikian, PTBA tetap bertekad untuk meningkatkan produksinya hingga 40 juta ton tahun ini dengan bekerjasama dengan perusahaan tambang lainnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE)  dan PT KAI untuk mengatasi masalah distribusi.

nv-author-image

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto memiliki motto "Investasi tidak harus membosankan". Sebagai penggiat dunia pasar saham, Pratomo memiliki misi meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *