Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Staking Crypto?

Apa itu Staking Pada Crypto

Mendapatkan keuntungan di dunia crypto tidak hanya bisa dicapai melalui trading atau investasi, namun juga bisa melalui staking coin. Dengannya, seseorang bisa mendapatkan passive income tanpa perlu menjual token maupun coin yang dimiliki.

Pengertian Staking Crypto

Staking crypto adalah penguncian kepemilikan aset coin untuk mengejar hadiah seperti token tambahan maupun hak suara. Mekanisme staking berlaku dalam sistem proof-of-stake pada blockchain sebagai metode validasi blockchain.

Staking pada cryptocurrency memiliki mekanisme “mengunci” sebagian dari cryptocurrency milik investor untuk jangka waktu tertentu sebagai cara untuk berkontribusi ke jaringan blockchain. Sebagai gantinya, staker bisa mendapatkan hadiah, biasanya dalam bentuk koin atau token tambahan.

Staking crypto memiliki sistem yang sama dengan menabung uang di bank, di mana investor mengunci aset mereka, dan sebagai gantinya, memperoleh hadiah, atau “bunga.” Staking merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada pendelegasian sejumlah token ke model tata kelola blockchain dan dengan demikian menguncinya dari peredaran untuk jangka waktu tertentu.

Protokol jaringan tertentu mengunci kepemilikan investor yang mirip dengan menyetor uang di bank, dan setuju untuk tidak menariknya selama jangka waktu tertentu yang menguntungkan jaringan.

Berbagai aplikasi crypto yang menyediakan perdagangan coin yang menganut mekanisme staking. Risiko staking adalah harga cryptocurrency yang tidak stabil.

Keuntungan Staking Cryptocurrency

Ada beberapa keuntungan saat pemilik aset crypto memutuskan untuk melakukan staking terutama untuk jaringan.

Pertama, staking dapat meningkatkan nilai token dengan mengurangi pasokan.

Kedua, token bisa difungsikan dalam mengatur blockchain apabila jaringan mengadopsi sistem proof-of-stake (PoS). Sistem PoS berkebalikan dari sistem proof-of-work (PoW) yang menggabungkan “penambangan” bisa cukup rumit, terlebih bagi pemula di dunia investasi crypto.

Dalam sistem PoS, koin dipertaruhkan untuk memalsukan blok baru di blockchain, di mana peserta diberi hadiah. Pemenang dipilih melalui pengacakan, memastikan tidak ada entitas tunggal yang akan mendapatkan monopoli.

Prosesnya sederhana, tentukan jumlah yang ingin dipertaruhkan, dan tekan tombol kirim. Sudah selesai. Bergantung pada berapa banyak total kepemilikan aset crypto yang dipertaruhkan, dan berapa lama waktu mempertaruhkan, seorang staker bisa mendapatkan hadiah proporsional.

Para staker pun dapat menggabungkan kepemilikan mereka untuk memenuhi persyaratan minimum dalam “staking pool.” Investor pun dapat melakukan “cold stake” di beberapa jaringan, yang melibatkan staking koin atau token yang disimpan di dompet “cold”, atau dompet yang disimpan offline.

Coin Crypto yang Dapat Digunakan Untuk Staking

Kendati tak setiap cryptocurrency dapat dipertaruhkan namun beberapa koin paling populer saat ini dapat untuk Staking. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut :

1. Ethereum

Tadinya memanfaatkan sistem PoW seperti Bitcoin, Ethereum kini beralih ke PoS. Untuk staking crypto pada Ethereum, investor membutuhkan setidaknya 32 ETH agar bisa menjadi validator, dan investor kemudian akan “bertanggung jawab dalam menyimpan data, memproses transaksi, lalu menambahkan blok baru ke blockchain.

2. Cardano

Investor pun bisa mempertaruhkan ADA, mata uang crypto di jaringan Cardano ke staking pool untuk mencari hadiah. Investor Cardano bahkan bisa mengatur staking pool mereka sendiri, dengan asumsi mereka memiliki pengetahuan teknis untuk membuat dan mengelolanya.

3. Solana

SOL pun bisa dipertaruhkan atau didelegasikan ke staking pool, dengan asumsi seorang investor menggunakan dompet digital yang mendukungnya. Dari sana, ini masalah memilih validator dan memutuskan berapa banyak yang ingin dipertaruhkan.

Macam Hadiah Staking

Ada banyak manfaat dan hadiah dari hasil Staking. Berikut adalah beberapa yang paling menarik :

1. Mendapatkan token tambahan

Ini adalah hadiah terbesar staking crypto yang akan memperbesar simpanan token atau koin pribadi investor. Staker tidak dijamin apa-apa, karena proses forging blok baru dan membagikan hadiah dilakukan secara acak, tetapi staker “mendapatkan bunga”, sehingga bisa dikatakan tetap mendapatkan keuntungan.

2. Staking tak begitu menyedot banyak energi listrik

Berbeda dengan penambangan crypto, staking menghabiskan sumber daya yang jauh lebih sedikit. Plus, staking adalah “melayani ekosistem dengan membuat token lebih langka yang dapat meningkatkan nilai kepemilikan investor. Lain dengan mining crypto yang butuh sumber energy listrik tinggi yang dijalankan secara terus menerus.

3. Staker mendapatkan hak suara dan partisipasi

Seperti disebutkan, pemangku kepentingan lebih mengakar dalam ekosistem tertentu atau jaringan blockchain, yang dapat memberi mereka lebih banyak pengaruh tentang apa yang terjadi selanjutnya dengan mata uang digital tertentu. Dalam hal ini, staking crypto mirip dengan memiliki saham di sebuah perusahaan, investor mendapatkan hak suara.

4. Meningkatkan jumlah kepemilikan aset crypto

Ini adalah cara mudah untuk tetap berinvestasi, sambil melakukan sedikit usaha. Mudah bukan berarti tak perlu mempelajari system yang digunakan. Investor tetap harus memahami system staking terlebih dulu sebelum terjun ke dalamnya.

Risiko Staking Crypto

Seperti jenis investasi lainnya, mempertaruhkan aset crypto pun memiliki risikonya sendiri. Kendati kemungkinan besar investor tak akan mendapati aset mereka akan bangkrut dalam semalam, seperti yang mungkin terjadi pada saham tertentu. Karena itu beberapa hal berikut  harus diperhatikan sebelum memulai staking aset crypto :

1. Mata uang crypto bersifat fluktuatif

Pertama dan terpenting, cryptocurrency adalah investasi yang fluktuatif, dan karena itu, volatilitas harga sering terjadi. Sifat crypto yang bergejolak dan perubahan harga yang cepat akan selalu menuntut investor mengatur ulang lagi strategi setiap hari. Jadi, volatilitas adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan.

2. Periode penguncian

Staking cryptocurrency melibatkan penguncian koin atau token milik investor untuk jangka waktu tertentu. Dan apabila investor mengunci kepemilikan selama berbulan-bulan (atau bertahun-tahun), mereka tak akan punya akses ke akun untuk beberapa waktu. Tidak ada cara untuk kembali begitu investor memulainya.

3. Waspadalah terhadap “slashing”

Apabila investor menjalankan staking di luar bursa, dengan mengatur dan mengonfigurasi node sendiri, mereka boleh jadi akan membuat kesalahan dan dikenakan penalti. Itu dinamakan “slashing”, yang digunakan untuk melawan “validator yang berkinerja buruk atau tidak jujur. Sebagian dari dana milik investor bisa diambil sebagai penalti.

4. Biaya

Ya, ada biaya yang terkait dengan staking, terutama jika investor melakukannya melalui layanan exchange. Biaya bervariasi berdasarkan layanan exchange yang digunakan. Besarannya biasanya persentase dari hadiah seorang staker.

Kesimpulan

Staking crypto bisa menjadi cara yang bagus bagi investor crypto dalam menempatkan aset crypto mereka, memberikan juga bunga. Plus, itu bisa membuat investor ikut terlibat dalam sisi tata kelola dan validasi jaringan blockchain, yang mungkin menarik bagi beberapa investor tertentu.

Boleh dianalogikan, staking sebagai memiliki saham dan mendapatkan dividen, atau bahkan memasukkan uang ke rekening bank dan mendapatkan bunga. Namun sebelum memutuskan untuk terjun ke aksi staking, pelajari dulu sistemnya hingga paham agar memperkecil risiko kerugian yang mungkin bisa dialami.

Melvern Pradana

Melvern Pradana

Melvern Pradana adalah seorang investor yang aktif menanam modal di pasar saham, cryptocurrency, P2P lending, dan reksa dana. Idolanya adalah Warren Buffett dan Peter Thiel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *