Lompat ke konten
Daftar Isi

6 Tips Menabung Untuk Membayar UKT

Tips Menabung Untuk Membayar UKT

Uang Kuliah Tunggal (UKT) memang merupakan salah satu komponen biaya terbesar dalam pengeluaran mahasiswa. Meskipun hanya dibayar sekali, namun nilai UKT ini cukup besar bahkan bisa mencapai belasan juta rupiah. Tidak jarang hal ini akan membuat mahasiswa kerepotan, khususnya mahasiswa yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. 

Alih-alih menggunakan pinjol untuk membayar UKT secara keseluruhan, berikut ini 7 tips menabung untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT):

1. Menyisihkan Sebagian Uang Saku

Langkah pertama adalah menyisihkan sebagian uang saku yang telah diberikan oleh orang tua. Jumlah yang kamu sisihkan ini tidak perlu banyak, cukup 10%-15% dari uang saku bulanan untuk ditabung dan dikumpulkan supaya bisa membayar UKT tiap semester. 

Misalnya, kamu diberi uang saku sebesar Rp2.000.000 oleh orang tua. Maka, kamu bisa sisihkan Rp200.000 per bulan untuk membayar UKT. Katakanlah kamu memiliki UKT sebesar Rp5.000.000 per semester, maka kamu bisa membayar 34% nya dari uang tabungan ini, sementara 24% sisanya dari sumber lain. 

2. Mencari Kerja Sampingan

Kerja sampingan tentunya bukan hal yang asing untuk mahasiswa. Pendapatan dari kerja sampingan ini bisa berkisar antara Rp500.000-Rp1.500.000 per bulan sesuai dengan bidang yang ditekuni. Nah, sebagian dari pendapatan hasil kerja sampingan ini bisa kamu simpan untuk menabung pembayaran UKT. 

Misalnya, kamu bekerja sampingan sebagai tutor 6 orang siswa dengan biaya per pertemuan Rp30.000 per anak dan dalam 1 bulan ada 8 kali pertemuan. Jadi, dalam satu bulan kamu bisa mendapatkan pendapatan sebesar Rp1.440.000. Sementara uang Rp1.000.000 kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan bulanan, ada Rp440.000 per bulan yang bisa kamu tabung untuk membayar UKT. 

3. Membuka Bisnis Sendiri

Sumber penghasilan tidak hanya dari bekerja parttime loh, tetapi juga bisa dari hasil membuka bisnis sendiri. Misalnya, dengan menjual makanan di kantin kejujuran milik fakultas, menjual pulsa dan paket data untuk teman-teman sekelas sampai membuka bisnis make up artist. Hasil pendapatan dari bisnis ini kemudian dapat kamu simpan demi membayar UKT. 

4. Mengurangi Pengeluaran Harian

Selain menambah pemasukan, kamu juga bisa menghemat pengeluaran harian. Contohnya, dengan pindah kost ke tempat yang lebih murah, mulai belajar memasak sendiri sehingga tidak perlu membeli lauk pauk, membeli bahan masakan di pasar, alih-alih di supermarket dan lain sebagainya. 

Namun untuk mengurangi pengeluaran harian ini, kamu harus memiliki catatan keuangan yang baik dan disiplin dalam mengatur keuangan. Seberapa banyak pun uang yang kamu peroleh dari hasil mengurangi pengeluaran harian ini akan sangat bermanfaat untuk mengurangi beban orang tua kamu membayar uang kuliah. 

5. Mengumpulkan Uang Recehan

Seringkali karena nilainya kecil, orang enggan untuk mengumpulkan uang recehan. Padahal apabila dikumpulkan, nilai uang recehan ini bisa sampai puluhan ribu rupiah, sehingga bisa digunakan untuk membeli sebagian kebutuhan sehari-hari atau ditabung. 

Kamu tidak perlu malu untuk menukarkan uang recehan ini ke kasir minimarket atau apotik terdekat. Uang hasil penukaran ini tetap bisa kamu simpan untuk membayar uang kuliah dan kebutuhan penting lainnya. 

6. Menjadi Responden Penelitian

Yup! Khususnya di kampus-kampus besar, kamu bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan cara menjadi responden penelitian mahasiswa S2, S3 atau mahasiswa psikologi. Tidak jarang dosen-dosen yang sedang melakukan penelitian juga menawarkan penelitian berbayar ini. 

Uang yang bisa kamu hasilkan dari menjadi responden penelitian ini lumayan loh, mulai dari Rp20.000 untuk satu kali sesi hingga ratusan ribu rupiah. Kamu hanya perlu mengisi kuesioner atau menjawab berbagai pertanyaan di komputer dan tada, kamu bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan. 

Platform yang Bisa Digunakan Untuk Menabung UKT

Kamu memang tidak bisa membayar Uang Kuliah Tetap (UKT) dengan cara mengangsur. Namun kamu tentunya bisa menyimpan uang pembayaran UKT secara perlahan-lahan. Berikut ini beberapa rekomendasi platform yang bisa kamu gunakan untuk menyimpan uang untuk UKT:

  1. Fasilitas kantong terencana dari aplikasi perbankan digital, seperti Jenius atau Bank Jago. Tidak hanya uang kamu akan aman, kamu juga bisa mendapatkan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga tabungan biasa. 
  2. Layanan tabungan berjangka dari bank konvensional, seperti BNI Tapenas atau Tabungan Rencana Mandiri. Gunakan fitur autosave atau autodebet supaya pihak bank bisa secara otomatis mengambil saldo tabungan kamu setiap bulannya. Hal ini bermanfaat supaya kamu tidak lupa menabung. 
  3. Aplikasi perencana keuangan. Kini kamu bisa mencatat keuangan kamu dengan mudah menggunakan berbagai aplikasi perencanaan keuangan yang bisa kamu unduh di Google Play Store atau AppStore. Aplikasi ini secara otomatis akan membuat laporan rekam jejak keuangan harian dan bulanan kamu, sehingga kamu bisa menabung lebih mudah. 

Ilustrasi Menabung Untuk Membayar UKT

Misalnya, A adalah seorang mahasiswa yang memiliki UKT sebesar Rp5.000.000 per semester dan bertekad untuk mengurangi beban orang tuanya dalam membayar uang kuliah ini. Untuk melakukan hal tersebut, A memiliki pekerjaan sampingan sebagai asisten dosen, memiliki bisnis make up artist (MUA), rajin mengurangi pengeluaran harian dan beberapa kali menjadi responden penelitian. Pada semester ke-6, berikut ini rincian tabungan A:

SumberJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesemberTotal
Upah Asisten Dosen yang ditabung (1/5*pendapatan)100.000100.000100.000100.000100.000100.000600000
Make Up Artist yang ditabung 1/3*pendapatan250.000150.00000200.00050.000650.000
Hasil penghematan pengeluaran75.000111.000112.00090.00000388.000
Hasil pengumpulan uang receh35.50033.20031.00041.20041.50014.500196.900
Hasil dari menjadi responden35.00020.0000050.0000105.000
Uang saku yang disisihkan (10%*uang saku)250.000250.000250.000250.000250.000250.0001.500.000
Total3.439.900
Tips Menabung Untuk Membayar UKT

Dengan jumlah UKT sebesar Rp5.000.000, maka orang tua A hanya perlu membayar sebesar Rp1.560.000 saja per-6 bulan. Nilai ini tentu akan lebih kecil jika A mendapatkan penghasilan tambahan yang lebih banyak, atau berhasil mengajukan penurunan UKT.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *