Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa Itu Vesting Dalam Crypto?

crypto vesting

Saat berinvestasi pada aset kripto, Anda akan menemukan berbagai istilah yang asing di telinga namun sebenarnya banyak ditemukan dalam transaksi keuangan lain. Salah satu dari istilah asing tersebut adalah vesting. Apa itu vesting? Simak selengkapnya berikut ini:

Pengertian Vesting

Secara umum, vesting adalah istilah yang digunakan untuk program penguncian aset pada periode tertentu untuk mendapatkan manfaat dari aset tersebut di masa depan. Vesting umumnya digunakan dalam bentuk stock option atau retirement-plans benefits

Pada stock option, perusahaan menjanjikan saham kepada karyawan-karyawan tertentu. Saham tersebut baru bisa dicairkan ketika karyawan tersebut memenuhi syarat atau dimasukkan dalam bonus tahunan mereka. 

Pada retirement-plans benefits, perusahaan atau instansi terkait akan memasukkan sejumlah gaji karyawan ke dalam dana pensiun. Karyawan tersebut baru akan mendapatkan dana pensiun terkait setelah dia memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti pensiun atau dipecat setelah beberapa tahun yang telah ditentukan sebelumnya. 

Dalam konteks investasi crypto, vesting adalah program penguncian crypto selama periode tertentu setelah initial coin offering (ICO). Program ini pertama kali muncul pada tahun 2017 ketika teknologi smart contract mulai digunakan pada industri ini. 

Biasanya, aset crypto yang dikunci adalah aset crypto milik karyawan dan pemimpin perusahaan pengembang (developer) dan aset crypto yang telah dibeli investor pada masa  pre-seed, seed, private sale, pre-sale.  Semakin awal seorang investor membeli sebuah aset crypto, biasanya semakin murah pula harga aset crypto tersebut. Namun demikian, semakin lama juga periode vesting-nya. 

Periode vesting ini bervariasi tergantung dengan proyek yang dikembangkan. Namun, biasanya aset crypto yang diberikan kepada pengembang crypto tersebut tidak dapat dicairkan selama 6 bulan hingga satu tahun pasca ICO.

Keuntungan Vesting Crypto

Terdapat beberapa keuntungan mengunci aset crypto selama periode vesting, yaitu:

  1. Mendorong tim pengembang untuk bekerja lebih baik. Sebelum ICO, akan ada sejumlah coin yang disisihkan untuk diberikan kepada pengembang. Coin yang disisihkan ini tidak boleh dijual terlebih dahulu (vesting). Dengan demikian, pengembang coin tersebut harus bekerja keras supaya harga coin tersebut naik ketika mereka menjualnya. 
  2. Menghindari dilusi harga. Larangan menjual aset ketika periode vesting akan mencegah harga aset tersebut terdilusi atau menurun begitu dirilis di pasar. Dengan demikian, secara tidak langsung developer mengurangi risiko penurunan harga yang harus dihadapi oleh investor yang baru membeli coin tersebut ketika ICO. 
  3. Menjaga stabilitas harga. Dengan menjaga sejumlah coin dimiliki oleh pengembang, pengembang bisa menjaga stabilitas harga coin tersebut dengan cara menjual coin miliknya ketika harganya sedang tinggi. Dengan demikian, stabilitas harga coin tersebut akan lebih terjamin. 
  4. Menghindari pump and dump. Pump and dump adalah transaksi ilegal yang dilakukan oleh oknum trader tertentu supaya harga aset terkait naik. Ketika harga aset tersebut sudah naik hingga level yang dia inginkan, dia lantas menjual aset miliknya dan mengambil keuntungan. Dengan melakukan vesting crypto, pengembang bisa mencegah kegiatan ini dengan cara menjual asetnya ketika ada kenaikan harga tajam akibat pump and dump. 

Cara Kerja Vesting Crypto

Cara kerja vesting crypto cukup sederhana, yaitu sebagian coin atau token crypto yang akan dirilis ke publik disisihkan terlebih dahulu untuk diberikan kepada penerbit crypto tersebut. Agar pegawai pengembang crypto tersebut bisa lebih termotivasi, biasanya persentase crypto yang disisihkan ini mencapai 5%-30% dari total aset crypto yang akan diterbitkan. 

Baru setelah periode vesting berakhir, entah itu 6 bulan, 1 tahun atau mendadak untuk mencegah pump and dump, aset crypto yang disimpan tersebut dapat dijual di pasaran. Adapun mengenai besaran persentase aset yang disimpan dan periode vesting sangat bervariasi tergantung proyek. Oleh sebab itu, sebaiknya developer crypto menyusun ketentuan mengenai hal ini terlebih dahulu sebelum menerbitkannya di bursa.

Mengapa Vesting Penting Dalam Crypto?

Cryptocurrency merupakan salah satu instrumen investasi yang harganya sangat bergantung pada jumlah permintaan dan penawaran (supply and demand) pada periode tertentu. Maka dari itu, tidak heran jika harganya fluktuatif. 

Dengan berbagai keuntungan di atas, vesting menjadi penting dalam dunia crypto. Bagi investor, adanya mekanisme ini dapat membantu mereka untuk menstabilkan harga, sementata bagi pengembang, vesting memungkinkan mereka untuk mendapatkan keuntungan tambahan sambil tetap mempromosikan aset crypto tersebut. 

Jenis-Jenis Vesting Crypto

Setidaknya ada 3 jenis vesting crypto yang harus Anda ketahui, yaitu:

1. Linear vesting

Dalam linear vesting, aset crypto akan dijual secara bertahap dalam jumlah yang sama ketika periode vesting-nya telah selesai. Misalnya, 20% dari sebuah coin crypto baru akan dikunci selama 5 tahun dan dicairkan dalam bentuk linear vesting sebanyak 10 kali dalam 10 bulan. 

Maka, setelah 5 tahun tersebut selesai, pengembang atau investor awal yang memiliki aset crypto yang dikunci tersebut dapat menjualnya sebanyak 2% setiap bulan. Dengan demikian, investor tetap bisa mengatur keuangan mereka karena penambahan jumlah aset crypto yang beredar di pasar dapat diperkirakan. 

2. Graded vesting

Graded vesting terjadi ketika aset yang dikunci dicairkan dalam proporsi yang berbeda di dalam interval waktu yang berbeda pula. Misalnya, 20% dari sebuah coin crypto baru akan dikunci selama 5 tahun dan dicairkan dalam bentuk graded vesting dengan rincian sebagai berikut:

  • 10% dari 20% akan dicairkan pada bulan pertama setelah periode vesting berakhir. 
  • 20% dari aset crypto vesting tersebut akan dicairkan pada bulan ke-5. 
  • 30% dari aset crypto vesting tersebut akan dicairkan pada bulan ke-9. 
  • 30% dari aset crypto vesting tersebut akan dicairkan pada bulan ke-12 atau tepat 1 tahun setelah periode vesting berakhir. 

Jika investor membeli sebuah aset crypto yang menggunakan metode vesting ini, maka dia mau tidak mau harus mengetahui persentase dan jadwal vesting yang telah ditentukan. Tujuannya adalah supaya ketika waktu tersebut tiba, dia bisa mengatur asetnya dengan baik. 

3. Cliff vesting

Dalam cliff vesting, aset yang telah dikunci hanya bisa dicairkan ketika investor awal atau pengembang crypto tersebut telah mencapai target kinerja tertentu. Apabila salah satu anggota pengembang memutuskan untuk mengundurkan dari dari perusahaan sebelum target tersebut tercapai, maka dia tidak berhak mendapatkan aset crypto terkait. Metode ini kurang lebih sama dengan employee stock option program (ESOP) yang hanya bisa dicairkan setelah mencapai target kinerja tertentu saja.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *