Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Rug Pull di Dunia Crypto

Rug pull crypto

Dari ribuan token crypto ada beberapa nama besar seperti Bitcoin dan Ethereum namun ada proyek potnesial lain seperti Shiba Inu, Cardano, Tazos dan lain sebagainya. Akan tetapi, ada juga token crypto exotic (berkapitalisasi pasar kecil) yang ditinggalkan oleh pengembangnya. Modus membuat token crypto lalu ditinggalkan ini disebut dengan rug pull atau exit scam.

Apa itu Rug Pull?

Rug pull adalah modus penipuan yang dilakukan oleh pengembang token kripto di mana mereka mempromosikan token tersebut kepada calon investor, tetapi kemudian menjual dan meninggalkannya saat harga sedang tinggi.

Mekanisme rug pull ini mirip dengan mekanisme pump and dump dalam saham. Modusnya adalah pengembang token crypto membuat proyek token crypto tersebut seolah-olah legit dan mempromosikannya ke trader dan investor melalui beberapa media.

Salah satu kekurangan cryptocurrency adalah masih banyaknya penipuan. Umumnya, modus penipuan ini dilakukan melalui decentralized exchange (DEX) karena membuat token di platform ini biayanya lebih murah dan tidak diaudit.

Setelah banyak investor membeli token tersebut dan harganya naik, developer tersebut lantas menjual semua asetnya dan kabur membawa hasil penjualan token crypto tersebut. Akibatnya, harga token crypto tersebut tidak naik lagi dan meninggalkan investor yang terjebak di dalamnya dalam keadaan merugi. 

Menurut data dari CypherTrace sebagaimana yang diberitakan oleh Coin Telegraph, terdapat kerugian senilai 113 miliar USD akibat rug pull dan modus penipuan dalam Decentralized Finance lainnya sepanjang Januari-Juli 2021. Jumlah ini naik tajam dari tahun sebelumnya yang “hanya” 41 miliar USD.

Apa yang Terjadi Setelah Rug Pull?

Setelah pengembang menjual semua aset atau token yang dimilikinya ke bursa crypto, ia akan mengambil uang hasil penjualan dan tidak mengembangkannya lagi seperti yang dijanjikan dalam whitepaper. Akibatnya, pasokan token tersebut meningkat drastis karena banyak penjualan dan harganya turun.

Namun, trader atau investor yang telah membeli token tersebut tidak dapat menjualnya karena tidak ada pembeli yang tertarik, dan akhirnya mengalami kerugian.

Dalam situasi ini, para investor harus berhati-hati dan melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum berinvestasi dalam token crypto mana pun untuk menghindari kejadian rug pull dan kerugian finansial yang berpotensi besar.

Cara Mengenali Rug Pull di Dunia Crypto

Cara mengenali rug pull dalam dunia crypto cukup susah mengingat secara alamiah harga aset crypto bisa naik atau turun tajam. Namun demikian, ada beberapa red flag yang bisa menjadi pertanda akan adanya rug pull dalam sebuah token crypto. Berikut ini beberapa red flag tersebut.

1. ROI yang tidak masuk akal

Meskipun harga crypto bisa naik dan turun tajam, tetapi tetap jangan percaya pada developer yang menawarkan return on investment (ROI) yang tidak masuk akal seperti 500% atau 5.000% dalam setahun. Apalagi jika proyek dalam whitepaper token tersebut Anda ragukan kualitasnya. 

2. Developer anonymous

Mekanisme decentralized finance (Defi) dan decentralized exchange (DEX) memungkinkan semua orang untuk membuat aset crypto dan memperdagangkannya, termasuk developer tak bernama (anonymous). Sebelum Anda membeli aset crypto di DEX, pastikan dulu siapa developer token tersebut dan bagaimana track record-nya. 

3. No Liquidity Locked

Red flag yang ketiga adalah tidak adanya jangka waktu penguncian likuiditas (no liquidity locked). Istilah liquidity dalam decentralized exchange menggambarkan sebuah kolam yang berisi aset-aset crypto yang diperdagangkan. Misalnya, Anda membeli bittoken dengan ethereum, maka kolam tersebut berisi bittoken dan ethereum sekaligus. 

Untuk menjaga agar tidak terjadi rug pull, sebagian besar dari kolam liquidity ini harus dikunci dalam jangka waktu yang panjang. Dengan demikian, tidak ada orang termasuk developer aset itu sendiri yang bisa seenaknya melakukan penjualan token crypto tersebut dan melakukan rug pull.

Apabila liquidity locked ini tidak ada, maka kemungkinan besar developer tersebut berkeinginan untuk menipu Anda dan trader lainnya.

Cara Menghindari Rug Pull

1. Memeriksa kredibilitas developer dan proyek

Cara pertama yang bisa Anda lakukan untuk menghindari rug pull adalah dengan memeriksa kredibilitas perusahaan developer yang mengembangkan aset tersebut. Dalam banyak kasus, developer akan mendukung kegiatan penipuannya dengan menyediakan website. 

Dalam website tersebut akan tertera profil tim manajemen dan rincian proyek. Untuk memilih coin crypto yang bagus, periksa lebih dalam mengenai data-data tim manajemen tersebut dengan mencari media sosial pribadinya seperti Instagram, Twitter, LinkedIn dan kalau dia mengaku lulusan kampus tertentu, maka kalau bisa cari juga datanya di kampus tersebut. 

Mengenai rincian proyek, Anda bisa menggali informasinya lebih lanjut dengan berinteraksi dengan komunitas yang disediakan oleh pihak developer. Apabila komunikasi dalam komunitas tersebut hanya berisi orang-orang yang mempromosikan token tersebut atau Anda ditendang keluar dari komunitas ketika Anda menanyakan hal-hal yang sulit, maka kemungkinan besar token tersebut berisi penipuan. 

2. Pastikan ada liquidity lock

Seperti yang telah disebutkan di atas, liquidity lock adalah komponen penting yang harus ada dalam token di DeFi. Untuk mengetahui apakah liquidity lock tersebut ada, Anda bisa menanyakan langsung kepada developer terkait menggunakan fitur komunitas yang mereka miliki entah itu di Telegram, Discord atau aplikasi lainnya. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan aplikasi khusus seperti yang digunakan dalam channel YouTube ini

3. Pastikan proyek crypto tersebut telah diaudit

Tips yang ketiga adalah memeriksa kredibilitas proyek dan tim developer dengan membaca hasil audit dari pihak ketiga yang terpercaya. Baca audit ini dengan hati-hati sebab dokumen ini berisi data apakah token tersebut aman untuk pengguna, tidak berisi bugs yang mengancam atau tidak dan lain sebagainya. 

Banyak developer token crypto di DeFi yang tidak mampu membayar lembaga audit independen karena memang biaya audit ini cukup mahal. Sebagai alternatif, Anda bisa mengunjungi beberapa website audit crypto gratis seperti Token Sniffer, Rug Doc atau BSCHECK.EU. 

4. Cek distribusi kepemilikan token

Cara yang keempat untuk menghindari rug pull adalah dengan memeriksa distribusi kepemilikan token. Sama seperti saham dan aset lainnya, apabila sebagian besar token hanya dimiliki oleh segelintir orang saja, maka orang-orang tersebut memiliki kemampuan besar untuk menjatuhkan harga token itu. Saat ini sudah banyak website yang tersedia di internet untuk membantu Anda mengecek distribusi token ini.

5. Hindari sikap FOMO

Modus penipuan dengan cara rug pull bisa sukses di dunia crypto karena banyaknya investor atau trader yang takut ketinggalan membeli aset yang harganya berpotensi naik tinggi di masa depan (FOMO/fear of missing out). 

Sikap seperti ini harus dihindari oleh trader dan investor instrumen apapun entah itu crypto, saham, forex atau lainnya. Sebab, sikap FOMO cenderung menyebabkan investor dan trader tidak melakukan analisis yang cukup sebelum menjual atau membeli sebuah aset. 

Contoh Kasus Rug Pull di Dunia Crypto

1. Theodex

Theodex adalah crypto exchange yang berbasis di Turki. Pada April tahun 2021 lalu, pengguna platform ini mengeluh karena tidak bisa mengakses akun mereka. Padahal bulan sebelumnya, platform ini menawarkan jutaan dogecoin (CNBC).

Ketika kasus ini digaungkan, Theodex memiliki 400.000 pengguna dengan 390.000 pengguna aktif meskipun menurut pengakuan sang CEO, “hanya” ada 30.000 pengguna yang terjebak dalam penipuan yang dia lakukan.

 Menurut pemberitaan dari situs berita setempat, 62 orang telah ditangkap oleh polisi Turki sementara CEO perusahaan ini yang bernama Faruk Fatih Ozer telah terbang ke Albania dengan membawa 2 miliar dana pengguna platformnya.

2. SQUID

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya squid game adalah salah satu serial Netflix yang paling populer tahun lalu. Sayangnya, kepopuleran serial asal Korea Selatan ini digunakan oleh orang yang tak bertanggungjawab dengan merilis token Squid dan menjualnya ke pasar crypto pada Oktober 2021. 

Dalam 5 hari saja, harga token ini melesat 23 juta kali lipat dari 1 sen pada 26 Oktober menjadi 2.681 USD pada 1 November 2021. Namun tak lama setelah harganya naik luar biasa, harga token ini anjlok tajam menjadi 0,003 dolar. Diduga dari hasil penipuan ini, developer SQUID mengantongi keuntungan sebesar 3,3 juta USD.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *