GOTO merupakan salah satu konstituen tetap indeks LQ45 pada tahun 2024 ini. Ini artinya, saham perusahaan teknologi ini memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar serta likuiditas yang bagus. Hal ini juga membuat saham GOTo dinilai menjadi salah satu saham blue chip di Indonesia.
Namun demikian, harganya yang rendah (sekitar Rp60 per lembar) membuat banyak investor mempertanyakan kualitas saham teknologi yang satu ini. Sebelum membahas apakah saham GOTO layak untuk dibeli, perlu diingat bahwasannya tulisan ini hanya bertujuan untuk edukasi saja dan bukan untuk mengajak atau mendorong investor untuk membeli atau menjual saham tertentu.
Simak selengkapnya berikut ini:
Tentang GOTO
GOTO adalah kode saham untuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, sebuah perusahaan yang sempat menaungi dua startup besar di Indonesia, Gojek dan Tokopedia. Perusahaan ini didirikan atas dasar merger antara PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dan PT Tokopedia.
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dirintis oleh Nadiem Makarim pada tahun 2010, sementara PT Tokopedia didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada tahun 2009. Kedua perusahaan ini lantas bergabung (merger pada Mei 2021 dan mulai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2022.
Lini bisnis utama perusahaan ini adalah ojek online (ride hailing) dan online marketplace. Namun demikian, GOTO juga memiliki lini bisnis lainnya, seperti pesan antar makanan, layanan keuangan hingga solusi teknologi untuk UMKM. Dengan lini bisnis yang luas ini, maka tidak heran jika menjelang merger pada tahun 2021, valuasi perusahaan ini diperkirakan mencapai $18 juta dollar dan menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia.
Bagaimana Kinerja Saham GOTO Saat Ini?
Meskipun termasuk ke dalam konstituen indeks LQ45, namun tidak dapat dipungkiri kalau harga saham GOTO terus mengalami bearish trend sejak pertama kali diterbitkan atau bisa dikatakan bahwa saham GOTO turun secara signifikan. Bahkan yang terbaru, saham perusahaan teknologi ini dijual dengan harga Rp67 per lembar atau Rp6.700 per lot.
Hal ini tidak terlepas dari sentimen investor terhadap kemampuan perusahaan ini untuk mendapatkan keuntungan dan beroperasi secara berkelanjutan di masa depan. Sebab, meskipun sudah berusia lebih dari 10 tahun dan terus digelontori modal dari investor institusi besar, GOTO masih tercatat membukukan kerugian.
Pada kuartal pertama tahun 2024 ini misalnya, perusahaan ini membukukan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik saham induk sebesar 861,9 miliar rupiah. Bahkan pada kuartal sebelumnya, perusahaan ini merugi hingga 80,85 triliun rupiah.
Akan tetapi apabila dilihat dari perkembangan perusahaan ini dari tahun ke tahun, GOTO relatif mengalami perbaikan dari segi keuangan. Pendapatan perusahaan ini pada Maret 2024 naik sebesar 22,4% dan kerugiannya menurun dari 3,9 triliun menjadi 861 miliar.
Apabila dilihat dari segi pendapatannya saja, GOTO juga mengalami perbaikan keuangan dengan peningkatan, sebesar 30,28% secara YoY dari tahun 2022 ke tahun 2023. Akan tetapi tampaknya perjalanan perusahaan ini untuk mendapatkan keuntungan masih cukup jauh, mengingat selama 5 tahun kebelakang, nominal kerugian tahunan perusahaan ini terus membengkak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham GOTO
Selain faktor keuangan seperti yang telah disebutkan di atas, berikut ini beberapa faktor yang sekiranya dapat mempengaruhi kinerja harga saham dan bisnis GOTO:
1. Faktor teknikal
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu penyebab naik turunnya harga saham GOTO adalah faktor teknikal. Misalnya, banyaknya investor FOMO untuk membeli saham perusahaan ini ketika baru pertama kali dirilis atau banyaknya saham yang mulai dijual di bursa setelah periode lock-up saham investor lama berakhir.
2. Suku bunga acuan
Pada awal tahun 2024 ini, beberapa analis memperkirakan harga saham GOTO akan mengalami peningkatan di tengah isu potensi penurunan suku bunga acuan (Bisnis). Perlu diketahui bahwasannya pada awal tahun ini, The Fed memperkirakan akan adanya penurunan inflasi di Amerika Serikat, sehingga suku bunga acuan di negara tersebut (federal funds rate) berpotensi turun.
Penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat ini bisa berdampak pada bisnis dan ekonomi di Indonesia, khususnya perusahaan yang menerima investor asing, seperti GOTO. Biasanya, ketika The Fed menurunkan FFR di Amerika Serikat, Bank Indonesia selaku otoritas moneter di negeri ini juga akan menurunkan BI Rate. Akibatnya, biaya modal (cost of capital) yang harus ditanggung GOTO juga akan lebih rendah dan murah.
Namun demikian, kenyataannya hingga pertengahan tahun 2024 ini, FFR belum juga menurun dan masih berada di level 5,25 bps. Bahkan, BI Rate perlahan-lahan naik hingga 6,25. Ini membuat biaya untuk melunasi utang lama dan mendapatkan utang baru untuk GOTO akan lebih besar dibandingkan sebelumnya.
3. Harga minyak dunia
Salah satu lini bisnis utama GOTO adalah ojek online dan food delivery (Gofood). Dua lini bisnis ini tentu tergantung pada konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Ini artinya, apabila harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan, harga BBM di Indonesia juga akan naik. Pada akhirnya, jika GOTO tidak meningkatkan tarif pengiriman orang dan barang seiring dengan kenaikan harga BBM, jumlah mitra Gojek tentu akan berkurang.
Pada tahun 2024 ini, terdapat potensi kenaikan harga minyak mentah dunia seiring dengan adanya konflik antara Israel dan Iran, yang notabene merupakan salah satu produsen dan distributor minyak mentah dunia. Apabila pemerintah dan pertamina tidak berhasil menghalau kenaikan harga minyak mentah ini sehingga tidak mempengaruhi harga BBM, bukan tidak mungkin bisnis GOTO akan mengalami kontraksi.
Kesimpulan
Jika berbicara mengenai prospek saham GOTO di masa depan, GOTO memang merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia dan merupakan saham konstituen indeks LQ45. Akan tetapi, perusahaan ini masih perlu menempuh jalan panjang untuk mendapatkan keuntungan dan sustainabilitas bisnis. Hal ini diperparah dengan trend ekonomi makro pada tahun 2024 ini yang tampak tidak memihak bisnis perusahaan yang satu ini.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa GOTO adalah saham yang layak dibeli jika Anda adalah investor dengan tingkat toleransi risiko yang tinggi dan berorientasi pada investasi jangka panjang. Investasi pada saham ini kurang cocok untuk investor dengan tingkat toleransi risiko rendah dan outlook pasar yang hanya 3-5 tahun saja.