Lompat ke konten
Daftar Isi

11 Bursa Saham Terbesar di Dunia

Bursa Saham Terbesar di Dunia

Bursa efek adalah pasar atau tempat pembeli dan penjual saham serta instrumen keuangan lainnya bertemu. Sama seperti pasar lainnya, bursa efek juga bisa terdapat di berbagai negara. Bahkan, institusi ini pertama kali muncul di Belgia dan Belanda, dan bukan di Indonesia. 

Banyak sumber menyebutkan bahwa konsep mekanisme jual beli surat berharga ini pertama kali diperkenalkan oleh pedagang dari Venesia, Italia. Konsep ini kemudian dibakukan dan dijadikan institusi pertama kali menjadi semacam bursa saham di Antwerp, Belgia pada abad ke-14. Amsterdam Stock Exchange (sekarang dikenal dengan Euronext Amsterdam) dikenal sebagai bursa efek tertua di dunia yang memiliki konsep mirip dengan bursa saham saat ini. Lembaga ini pertama kali didirikan pada tahun 1602, tidak lama setelah  Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) didirikan. 

Sama seperti saham, besar kecilnya sebuah bursa efek juga ditentukan berdasarkan nilai kapitalisasi pasar. Nilai kapitalisasi pasar ini diperoleh dengan mengalikan jumlah saham yang beredar di pasar modal tersebut dengan harga rata-ratanya. Berikut ini 10 bursa saham terbesar di dunia menurut data kapitalisasi pasar yang diterbitkan oleh Statista pada tahun 2022:

1. New York Stock Exchange (NYSE)

Dengan nilai kapitalisasi pasar lebih dari $22 triliun, New York Stock Exchange (NYSE) menjadi bursa saham terbesar di dunia pada tahun 2022. Lembaga ini didirikan pada tahun 1792 setelah 24 orang broker menandatangani Perjanjian Buttonwood. Sebelum perjanjian ini dibuat, perdagangan surat berharga di Amerika Serikat dilakukan secara bebas melalui pelelangan. Baru setelah perjanjian ini disepakati, perdagangan surat berharga di negeri Paman Sam tersebut pelan-pelan mulai diatur dalam sebuah institusi. 

Per Oktober 2021, terdapat 2.434 emiten yang listing di bursa saham ini. Lebih dari 2000 emiten tersebut tidak hanya berasal dari Amerika Serikat saja, melainkan juga dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Contoh perusahaan yang listing di bursa ini adalah Walt Disney Co, Berkshire Hathaway Inc dan Oracle Corporation. Termasuk diantaranya adalah PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang listing di NYSE pada tahun 1995 bersamaan dengan listingnya perusahaan pelat merah tersebut di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

2. Nasdaq Stock Market (NASDAQ)

Masih dari Amerika Serikat, bursa saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar kedua adalah Nasdaq Stock Market (NASDAQ). Perusahaan yang berdiri pada tahun 1971 ini tercatat memiliki nilai market capitalization sebesar 16,24 triliun dolar Amerika Serikat. 

Perusahaan ini didirikan oleh National Association of Securities Dealers (NASD) atau yang sekarang lebih dikenal dengan  Financial Industry Regulatory Authority (FINRA).Nasdaq sendiri sebenarnya merupakan singkatan dari National Association of Securities Dealers Automated Quotations. 

Sesuai dengan nama ini, pada masa-masa awal pendiriannya, Nasdaq menjadi bursa saham pertama yang menerapkan perdagangan saham secara elektronik atau over the counter (OTC). Tidak hanya di Amerika Serikat, Nasdaq juga memiliki bursa efek yang cukup besar di negara-negara Eropa baltik dan nordik. Nama bursa efek tersebut adalah Nasdaq Nordic & Baltic. 

Saat ini ada sekitar 3,566 perusahaan yang listing di lembaga ini. Termasuk diantaranya adalah perusahaan-perusahaan raksasa teknologi, seperti Alphabet Inc, Microsoft Corp, Meta Platform Inc dan masih banyak lainnya. Dengan jumlah emiten tersebut, Nasdaq menjadi bursa saham dengan emiten terbanyak kedua di seluruh dunia setelah Japan Exchange Group (JPX).

3. Shanghai Stock Exchange (SSE)

Shanghai Stock Exchange (SSE) adalah bursa saham terbesar di Asia sekaligus terbesar ketiga dari segi nilai kapitalisasi pasarnya. Menurut Statista, perusahaan ini memiliki nilai market cap sebesar $6,74 triliun dan merupakan rumah bagi 2.003 emiten yang mayoritas merupakan perusahaan lokal asal China. 

Secara resmi Shanghai Stock Exchange (SSE) memang baru didirikan pada tahun 1990. Namun, pada dasarnya keberadaan pasar modal ini bisa ditelusuri hingga pertengahan abad ke-19 ketika persetujuan Nanking disetujui oleh Pemerintah China dan Kerajaan Britania Raya. Hal ini karena status Shanghai sendiri yang merupakan kota pusat perdagangan di negeri tirai bambu tersebut sejak ratusan tahun silam. 

Sempat beroperasi hingga awal abad ke-20, Shanghai Stock Exchange (SSE) terpaksa harus ditutup karena penjajahan Jepang terhadap negeri tersebut dan karena revolusi komunis pada tahun 1949. Setelah China kembali dibuka pada tahun 1979, pasar saham di negara ini pelan-pelan kemudian dibuka kembali sampai saat ini. 

4. Euronext

Euronext merupakan hasil merger antara 3 bursa saham besar di Eropa, yaitu Amsterdam Stock Exchange, Brussels Stock Exchange dan Paris Bourse pada tahun 2000. Saat ini Euronext memiliki 7 kantor di seluruh Uni Eropa, yaitu di Amsterdam, Belanda; Paris, Prancis; Brussels, Belgia; Lisbon, Portugal; Milan, Spanyol;  Dublin, Irlandia; dan Oslo, Norwegia.

Pada tahun 2022, lembaga ini menjadi bursa saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar keempat dengan lebih dari 6 triliun dolar Amerika Serikat dan jumlah emiten lebih dari 2000 perusahaan. Beberapa perusahaan ternama yang listing di bursa saham terbesar di Eropa ini adalah Unilever, Nestle, Louis Vuitton dan masih banyak lainnya. 

5. Japan Exchange Group (JPX)

Bursa saham terbesar di dunia selanjutnya adalah Japan Exchange Group (JPX). Sesuai dengan namanya, perusahaan ini merupakan holding company dari 3 pasar modal dan komoditas di Jepang, yaitu  Tokyo Stock Exchange, Inc. (TSE),Osaka Exchange, Inc. (OSE),dan Tokyo Commodity Exchange, Inc. (TOCOM). Berawal dari merger antara TSE dan OSE pada tahun 2013, kini JPX menjadi salah satu bursa efek terbesar di Asia dan dunia dengan nilai kapitalisasi pasar menapai $5,38 triliun pada Oktober 2022.  

Per April 2022, terdapat lebih dari 3.800 perusahaan yang listing di bursa saham ini. Termasuk diantaranya adalah perusahaan-perusahaan asal Jepang yang juga terkenal di Indonesia, seperti Yamaha, Honda, Sharp, Mitsubishi, Panasonic Holding dan masih banyak lainnya. 

6. Shenzhen Stock Exchange (SZSE)

Kenaikan Deng Xiaoping sebagai pemimpin baru China setelah berakhirnya revolusi komunis di China membawa angin segar bagi pasar saham di negara tersebut. Tidak hanya Shanghai Stock Exchange yang dihidupkan kembali, tetapi juga pendirian bursa saham baru di Futian, Shenzhen yang dinamakan Shenzhen Stock Exchange pada tahun 1990. 

Seiring dengan kebangkitan perekonomian negeri tirai bambu tersebut, berkembang pula pasar sahamnya. Bahkan kini bursa efek dengan kode SZSE kini memiliki nilai kapitalisasi pasar sekitar $4,7 triliun dan menaungi lebih dari 2.700 perusahaan yang mana banyak diantaranya merupakan anak atau perusahaan afiliasi dari perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah China. 

7. Hong Kong Stock Exchange (HKEX)

Selain Shanghai, Hong kong juga merupakan bagian dari Kekaisaran China yang merupakan daerah strategis untuk perdagangan internasional. Maka dari itu, tidak heran jika beberapa institusi keuangan tua dan besar di dunia lahir dari negara kota ini, salah satunya adalah Hong Kong Stock Exchange (HKEX).

Hong Kong Stock Exchange (HKEX) atau yang juga dikenal dengan nama The Stock Exchange of Hong Kong (SEHK) ini didirikan pada tahun 1891 ketika Association of Stockbrokers in Hong Kong didirikan. Pada tahun 1914, perusahaan ini kemudian berganti nama sesuai dengan nama yang dikenal masyarakat hingga saat ini. 

Lebih dari 100 tahun setelah didirikan, HKEX menjadi salah satu bursa saham terbesar di dunia dengan nilai kapitalisasi pasar lebih dari $4,56 triliun pada Oktober 2022. Di bursa ini Anda bisa membeli lebih dari 2.700 saham emiten yang tersedia. Beberapa nama perusahaan besar yang listing di bursa ini antara lain, AIA Group Limited, Tencent Holding, Alibaba dan masih banyak lainnya. 

8. National Stock Exchange of India Limited (NSE)

Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, tidak heran jika India memiliki potensi besar di bidang perdagangan saham. Menurut penelitian, hanya 1,3% penduduk India yang berinvestasi di pasar modal, entah itu melalui saham atau reksa dana.

Namun demikian, National Stock Exchange of India Limited (NSE), salah satu bursa saham terbesar di negara tersebut telah tumbuh menjadi salah satu bursa saham terbesar di dunia dengan nilai kapitalisasi pasar lebih dari $3,34 triliun pada Oktober 2022. Jumlah ini lebih besar dibandingkan London Stock Exchange (LSE) yang notabene didirikan terlebih dahulu di Inggris. 

National Stock Exchange of India Limited (NSE) didirikan pada tahun 1992. Saat ini bursa efek ini menjadi tempat perdagangan sekitar 1600 perusahaan dari seluruh India. Tidak hanya memperdagangkan saham, bursa efek ini juga memperdagangkan instrumen keuangan lainnya, seperti reksa dana, exchange-traded fund (ETF), obligasi korporasi dan berbagai instrumen derivatif. Bahkan alih-alih saham, NSE justru lebih dikenal pada perdagangan instrumen yang terakhir ini. 

9. London Stock Exchange (LSE) 

Menurut data dari Statista, per Oktober 2022, nilai kapitalisasi pasar London Stock Exchange Group (LSE Group) mencapai lebih dari $3,1 triliun dan menjadi bursa efek terbesar kedua di Eropa setelah Euronext. Sama seperti bursa saham lainnya di Eropa, lembaga ini juga merupakan lembaga yang telah berusia lebih dari 200 tahun. 

London Stock Exchange awalnya berasal dari dua “lembaga” jual beli surat berharga yang berbeda. Lembaga pertama adalah The Royal Exchange, tempat jual beli surat berharga resmi yang dikelola oleh kerajaan, dan  Jonathan’s Coffee-House, sebuah kafe yang dijadikan tempat berkumpul sekaligus berdagang saham oleh para broker yang tidak diperbolehkan masuk ke dalam The Royal Exchange. Baru pada tahun 1669, kedua lembaga ini menjadi satu.

Hingga tahun 2018, lembaga ini memperdagangkan sekitar 2.483 saham perusahaan. Termasuk diantaranya adalah beberapa anak perusahaan Coca Cola dan British American Tobacco (BAT). 

10. Toronto Stock Exchange (TSX)

Toronto Stock Exchange (TSX) adalah bagian dari TSX Group, sebuah perusahaan jasa keuangan yang tidak hanya menyediakan jasa pengelolaan jual beli surat berharga di bursa, tetapi juga menyediakan jasa lain yang mendukung proses jual beli tersebut, seperti jasa kliring, settlement dan masih banyak lainnya. 

TSX Group didirikan pada tahun 2008, namun Toronto Stock Exchange (TSX) sebagai bisnis utama dari perusahaan ini telah ada sejak tahun 1861. Lebih dari 160 tahun sejak didirikan, kini terdapat sekitar 3.451 saham yang diperdagangkan di bursa saham satu ini. Termasuk diantaranya adalah perusahaan asuransi sun life financial inc, dan perusahaan e-commerce Shopify. 

Dengan jumlah emiten sebanyak itu, TSX Group kini menjadi bursa efek dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar ke-10 di dunia, yaitu sebesar $2,68 triliun dan menjadi bursa efek terbesar ketiga di Amerika Utara. 

11. Saudi Stock Exchange (Tadawul)

Dibandingkan dengan 8 bursa efek lainnya di atas, Saudi Stock Exchange  (Tadawul) memang berusia jauh lebih muda dan memiliki “menu” saham yang lebih sedikit. Namun, siapa sangka bursa efek yang baru didirikan secara resmi pada tahun 2007 dan hanya berisi 203 saham pada Desember 2020 ini memiliki kapitalisasi pasar hingga lebih dari $2,38 triliun dan menjadi salah satu bursa saham terbesar di Asia dan dunia?

Meskipun baru secara resmi didirikan pada tahun 2007, namun sejarah perusahaan ini bisa ditelusuri hingga tahun 1954 sebagai tempat perdagangan surat berharga informal. Hingga tahun 1970-an, hanya ada 14 perusahaan yang listing di Tadawul. Hingga tahun 2021, terdapat 203 perusahaan dari berbagai sektor yang listing di bursa saham ini. Termasuk diantaranya adalah Saudi Aramco Base Oil Co, salah satu perusahaan tambang minyak terkenal dari negara tersebut dan Allianz Saudi Fransi Cooperative Insurance Co, sebuah perusahaan layanan asuransi besar di dunia.

Nah, itu tadi 11 bursa saham terbesar di dunia. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Saat ini hanya ada satu bursa efek yang beroperasi di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Meskipun tidak hanya memperdagangkan saham, saat ini BEI memperdagangkan saham lebih dari 800 emiten yang terdaftar. Per 21 Februari 2023, lembaga yang beroperasi secara independen di bawah OJK ini memiliki nilai kapitalisasi pasar lebih dari $625 miliar. 

Meskipun secara nilai masih jauh lebih kecil dibandingkan ke-11 bursa efek di atas, namun dalam 5 tahun ini BEI atau IDX menunjukkan kinerja yang cukup baik. Dari sebelum hingga sesudah pandemi covid19, level IHSG berhasil beranjak naik hingga 4%. Belum lagi jumlah investor ritel yang naik sebanyak 9 kali lipat pada periode yang sama. Bahkan, pada periode Desember 2021- Desember 2022, jumlah investor ritel di Indonesia naik sebanyak 37,5% dari 7,48 juta orang menjadi 10,3 juta orang. 

Hal ini berarti bahwa walaupun secara kapitalisasi pasar IDX jauh lebih kecil, namun potensi perkembangan pasar modal di Indonesia masih sangat besar.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *