Lompat ke konten
Daftar Isi

Buyback Saham: Pengertian, Peraturan, Tujuan

stock buyback

Buyback saham digunakan oleh perusahaan dalam berbagai situasi, baik untuk mengurangi jumlah saham di pasar atau untuk memperbaiki kinerja harga saham.

Dalam artikel ini, kami akan melihat beberapa manfaat dari strategi buyback saham dan bagaimana hal itu dapat bermanfaat bagi investor.

Pengertian Buyback Saham

Buyback saham adalah tindakan pembelian kembali saham yang sudah beredar di pasar (outstanding share) oleh perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Saat melakukan buyback, perusahaan menggunakan dana yang dimilikinya untuk membayar saham perusahaan dari investor.

Perusahaan melakukan tindakan buyback ini karena dengan membayar dividen kepada pemegang saham, perusahaan harus menyerahkan sebagian dari keuntungan yang dihasilkan kepada mereka. Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar, perusahaan dapat mengurangi jumlah dividen yang harus dibayarkan.

Selain itu, buyback saham juga dapat membantu perusahaan untuk memperoleh keuntungan di masa depan jika perusahaan memutuskan untuk menjual kembali saham yang dibeli kembali ketika harga saham naik.

Peraturan Buyback Saham

Peraturan mengenai aksi buyback saham tertera di Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 3/POJK.04/2021 mengenai penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal. Ketentuan baru tersebut adalah pengganti PP No. 45 Tahun 1995.

Tujuan dari keluarnya aturan itu utamanya adalah memberikan proteksi kepada para investor ritel sekaligus menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Jika sebelum adanya aturan itu emiten yang mengadakan delisting ternyata cukup merugikan investor ritel sebab saham yang dibelinya tidak lagi berharga. Investor yang memegang saham emiten delisting pun akan susah menjualnya kembali.

Mekanisme Buyback Saham

Ada dua mekanisme bila suatu emiten ingin menjalankan aksi buyback yaitu tender offer dan kedua adalah membeli di pasar terbuka. Penjelasannya masing-masing adalah sebagai berikut:

Tender Offer

Tender Offer adalah tawaran kepada pemegang saham oleh perusahaan untuk membeli kembali saham mereka dalam jumlah tertentu dengan harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan, biasanya di atas harga pasar. Para pemegang saham yang ingin mengikuti tawaran tersebut dapat mendaftarkan diri dengan menyebutkan jumlah lot yang ingin dijual dan harga yang diinginkan.

Setelah tender offer dilakukan, perusahaan langsung membeli kembali saham tersebut. Jika jumlah saham yang dijual melebihi jumlah yang dibutuhkan, perusahaan akan memprioritaskan pembelian saham dengan harga lebih murah.

Membeli di Pasar Terbuka

Menurut Corporate Finance Institute, pembelian saham di pasar terbuka adalah salah satu metode buyback yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam metode ini, perusahaan membeli saham kembali dari pasar terbuka dengan harga yang mengikuti harga pasar. Biasanya, pengumuman rencana buyback saham oleh perusahaan akan meningkatkan sentimen pasar dan bisa memicu kenaikan harga saham karena ada peningkatan permintaan.

Dengan melakukan buyback saham di pasar terbuka, perusahaan dapat memperoleh saham mereka sendiri dengan harga yang lebih murah daripada harga saat saham tersebut diterbitkan atau jika dibandingkan tender offer. Hal ini dapat membantu perusahaan mengurangi jumlah saham beredar dan meningkatkan nilai per saham yang tersisa. Selain itu, buyback saham juga dapat membantu perusahaan meningkatkan kepercayaan investor dan memperbaiki citra perusahaan.

Tujuan Perusahaan Melakukan Buyback Saham

Perusahaan yang menjalankan aksi buyback umumnya bertujuan menurunkan nilai dividen yang diberikan ke pemegang saham. Disamping itu, emiten pun menghendaki investasi yang lebih sesuai dari perusahaannya sendiri. Oleh karena itu emiten memilih untuk membeli kembali sahamnya sendiri yang beredar di masyarakat.

Ada pula motif yang lain, semisal harga saham yang kelewat murah. Kenyataan itu menyebabkan perusahaan memakai uang tunai yang ada guna membeli kembali saham mereka.

Pengaruh buyback terhadap harga saham adalah teredamnya kepanikan pasar karena perusahaan menunjukkan kepercayaan diri dengan melakukan pembelian kembali saham. Lazimnya pihak manajemen perusahaan mencermati harga saham di pasar sudah kelewat murah sehingga diputuskan membeli lagi hak milik dari masyarakat. Karenanya, buyback bisa menjadi variabel yang mempengaruhi harga saham.

Kuantitas saham beredar yang menyusut maka dengan sendirinya nilai EPS atau Earning per Share (laba tiap lembar saham) emiten pun naik. Nah, strategi buyback yang dilakukan emiten dimaksudkan untuk meningkatkan angka rasio keuangan perusahaan.

Rasio keuangan merupakan salah satu aspek utama ketika menganalisis fundamental sebuah perusahaan. Apabila langkah tersebut adalah sebab dilaksanakannya buyback untuk itu pemegang saham mesti cermat.

Langkah tersebut tak bakal menambah benefit untuk pemegang saham, namun menjadikan angka rasio keuangan nampak lebih baik. Bila itu yang ada maka boleh jadi ada yang keliru dengan pengelolaan manajemen perusahaan. Membatasi jumlah saham yang beredar bisa berpengaruh baik ke beberapa rasio yang dipantau market.

Berikut adalah beberapa rasio penting sebagai prioritas emiten:

  • Return on asset (ROA): rasio ini ditentukan dengan membagi jumlah laba bersih dengan total aset. Menurunkan modal saham secara langsung akan mengurangi jumlah aset perusahaan dimana langkah tersebut akan berpengaruh positif ke angka ROA.
  • Return on equity (ROE): ditetapkan sebagai total laba bersih yang dikembalikan dalam persentase ekuitas pemegang saham. Sehingga, kalau pendapatan emiten selalu stabil maka dengan menurunkan jumlah ekuitas bisa meningkatkan angka ROE.
  • Earnings Per Share (EPS): ditentukan menggunakan formula (laba bersih – dividen saham preferen) : rata-rata saham beredar. Bilamana emiten menjalankan aksi buyback maka secara langsung akan menurunkan total saham yang beredar sehingga menaikkan angka EPS.

Dampak buyback saham lainnya adalah untuk menurunkan likuiditas saham emiten di pasar. Jika saham yang beredar di pasar terlampau banyak otomatis harga saham terebut tentu lebih susah naiknya. Bila pun naik maka kenaikannya pun lambat. Karenanya pihak emiten adakalanya mengambil langkah buyback demi menurunkan supply saham yang beredar agar ratio keungan jadi lebih baik lalu harga pun lebih gampang meningkat.

Kerugian Buyback Saham

Perlu diketahui bahwa langkah buyback saham yang ditempuh perusahaan sama sekali tak murah. Efek buyback saham berupa biaya yang dikeluarkan berdampak pada laba perusahaan untuk short term.

Investor yang berorientasi pada dividen maupun laba per saham (EPS) dalam jangka pendek mesti paham hal tersebut. Program buyback saham cuma menarik teruntuk investor long term lebih dari satu tahun.

Efek negatif lain dari buyback saham yaitu emiten menghabiskan dana untuk satu hal yaitu membeli sahamnya sendiri. Dana itu tak bisa menggunakan dana tersebut untuk dividen atau proyek yang menghasilkan laba. Perubahan industri maupun perkembangan baru yang memberikan peluang pada perusahaan, tak bisa direspon perusahaan.

Keuntungan di jangka panjang boleh jadi hilang sebab kesulitan untuk berinvestasi dalam berbagai proyek baru yang diakibatkan tak adanya dana. Perusahaan pun stuck pada sedikit modal yang dimilikinya saja. Hal itu sangat merugikan sebab kesempatan untuk mengembangkan perusahaan hilang hanya karena tak tersedia modal untuk melaksanakannya. Selain itu, menurut Harvard Business Review, efeknya bisa berbahaya untuk ekonomi.

Sesuai penjelasan tadi maka investor mesti berhati-hati dan mengerti betul alasan emiten menempuh langkah buyback saham. Hal tersebut berhubungan erat dengan performa emiten di masa mendatang. Selamat berinvestasi!

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto memiliki motto "Investasi tidak harus membosankan". Sebagai penggiat dunia pasar saham, Pratomo memiliki misi meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *