Dalam beberapa tahun terakhir ini, minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi semakin meningkat. Maklum, memang dengan berkembangnya internet dan media sosial investasi kini menjadi lebih mudah dan masyarakat pun semakin melek keuangan.
Namun sayangnya, tidak semua orang punya modal banyak untuk investasi. Untungnya saat ini banyak aplikasi dan perusahaan sekuritas yang membuka pintu untuk investor seperti ini dengan menyediakan fasilitas pembukaan rekening dengan saldo minimum 100 ribu rupiah.
Pertanyaan yang sering dilontarkan oleh banyak calon investor adalah memang bisa investasi hanya dengan 100 ribu rupiah? Jawabannya adala bisa. Berikut ini cara bermain saham dengan modal 100 ribu rupiah saja:
1. Pilih Perusahaan Sekuritas Yang Sesuai
Langkah yang pertama adalah dengan membuka rekening dana nasabah atau rekening dana investasi (RDI) di perusahaan sekuritas yang sesuai. Perlu diketahui bahwasanya investor memerlukan perusahaan broker seperti ini untuk berbelanja saham di bursa sehingga wajib hukumnya memilih perusahaan sekuritas yang cocok sebelum memperjualbelikan instrumen ini.
Lantas, perusahaan sekuritas yang cocok atau sesuai itu yang seperti apa? Jawabannya adalah perusahaan sekuritas yang legal, mempunyai track record yang bagus, dan menawarkan biaya setoran awal dan biaya transaksi yang rendah.
Saat ini banyak oknum yang mengaku dari perusahaan sekuritas tertentu menawarkan paket investasi. Jangan mudah percaya dengan oknum seperti ini. Periksalah data oknum tersebut terlebih dahulu melalui call center perusahaan terkait supaya Anda tidak terjerat penipuan berkedok investasi.
2. Pilih Dua Atau Tiga Saham Yang Sesuai
Langkah selanjutnya adalah memilih dua atau tiga saham yang sesuai dengan budget Anda. Tujuannya adalah untuk diversifikasi sehingga jika harga satu saham turun, Anda masih memiliki saham lain yang bisa menopang investasi Anda.
Tapi, Anda juga harus membatasi jumlah saham yang dibeli supaya Anda tidak kebingungan menganalisis dan memantau pergerakan harga portofolio investasi Anda kelak. Jadi, dua atau tiga saham saja cukup. Baru nanti kalau sudah punya lebih banyak uang, waktu dan skill bisa membeli aset yang lebih banyak lagi.
Kalau Anda bertanya memang ada saham yang harga per lot nya (100 lembar) kurang dari 100 ribu? Jawabannya banyak. Hanya saja, Anda perlu berhati hati supaya tidak membeli saham gorengan. Tidak semua aset yang punya harga tinggi memiliki kualitas yang baik dan sebaliknya tidak semua aset murah berkualitas buruk.
Pilihlah saham dengan tingkat likuiditas baik, kondisi finansial perusahaan yang baik tapi harganya masih cukup terjangkau. Kedua aspek ini bisa diteliti menggunakan analisis fundamental dan teknikal.
3. Fokus Jangka Panjang Dulu
Salah satu hal yang sering diawali oleh investor pemula adalah sikap fear of missing out (FOMO) alias takut ketinggalan. Takut ketinggalan potensi laba kalau harga saham tiba-tiba naik dan takut kehilangan kesempatan jual kalau harga instrumen ini mendadak anjlok.
Padahal, harga saham naik turun itu biasa. Makanya saham seringkali disebut sebagai instrumen investasi berisiko tinggi. Untuk mencegah hal ini, sebaiknya investor yang mau masuk pasar modal menanamkan pemahaman bahwa investasi saham hanya untuk tujuan jangka panjang. Dengan demikian, mereka tidak akan terkena FOMO dan lebih hati-hati dalam menjual dan membeli instrumen ini.
4. Hindari Saham IPO
Pada tahun 2022 ini banyak perusahaan-perusahaan ternama yang berencana untuk melakukan initial public offering (IPO). Biasanya harga saham yang baru IPO akan lebih rendah dibandingkan jika saham tersebut sudah melantai di bursa. Tentu hal ini sangat menarik bagi investor yang bermodal minim.
Namun demikian, Anda harus ingat bahwa tidak menutup kemungkinan harga jual saham setelah IPO justru menurun drastis dan tidak kembali ke harga semula. Belum lagi apabila Anda membeli saham ini hanya karena ikut-ikutan dan tidak membaca prospektusnya terlebih dahulu.
Kalau Anda tertarik membeli saham perusahaan-perusahaan yang akan IPO tahun 2022 ini, disarankan untuk menunggu sementara waktu dulu sambil mengamati pergerakan harga saham dan kinerja perusahaan tersebut.
5. Hindari Saham Gorengan
Pada poin kedua di atas tertulis bahwa saham “gorengan” adalah salah satu jenis saham yang harus dihindari. Saham ini dicirikan dengan harga yang rendah tapi mendadak naik cukup tajam tapi punya likuiditas yang rendah. Artinya, harganya naik tapi yang jual dan beli hanya orang itu-itu saja.
Kenaikan harga saham gorengan juga tidak didukung dengan kondisi finansial perusahaan. Membeli saham gorengan artinya Anda membeli barang jelek dengan harga mahal karena ditipu pihak-pihak tertentu. Jadi, pastikan Anda menganalisis laporan keuangan, laporan tahunan serta pergerakan harga saham perusahaan supaya terhindar dari saham seperti ini.
6. Tidak Menggunakan Fasilitas Leverage Terlebih Dahulu
Banyak perusahaan sekuritas yang menyediakan fasilitas leverage atau fasilitas pinjaman yang memungkinkan investor untuk membeli saham di luar kemampuannya. Fasilitas ini tentu sangat menggiurkan bagi investor yang ingin mendapatkan keuntungan tinggi.
Namun, investor perlu ingat bahwasanya meminjam fasilitas leverage juga ada biayanya. Investor nantinya diminta untuk membayar pinjaman ini pada tanggal tertentu dengan jumlah yang lebih banyak.
Selain itu, apabila pada tanggal yang telah ditentukan investor belum juga membayar utangnya, maka saham milik investor tersebut akan dijual paksa (forced sell). Oleh sebab itu, jika modal bermain saham milik Anda hanya 100.000 dan Anda adalah investor pemula, maka belilah saham sesuai dengan kemampuan Anda supaya Anda mendapatkan keuntungan alih-alih menderita kerugian akibat utang leverage yang menumpuk.
7. Disiplin
Penyakit lain yang sering menggerogoti para investor saham pemula adalah rasa rakus (greedy). Rasa ini terjadi ketika harga saham mendadak naik sehingga investor pemula buru-buru membeli saham tersebut dengan tanpa analisis sama sekali.
Padahal bisa jadi saham tersebut adalah saham gorengan atau kenaikannya hanya berupa breakout palsu. Baik saham gorengan maupun false breakout sama-sama akan merugikan investor.
Cara untuk menghindari hal ini adalah dengan membuat perencanaan trading (trading plan) dan menerapkan rencana-rencana trading tersebut dengan disiplin mulai dari kapan harus beli, kapan harus jual, bagaimana jika harga turun dan lain sebagainya.
8. Terus Belajar
Saham adalah instrumen investasi dengan risiko tinggi. Salah satu cara untuk menetralisir risiko ini adalah dengan terus belajar mengenai seluk beluk saham dan bagaimana cara mendapatkan keuntungan dari instrumen ini.
Investasi saham berbeda dengan reksa dana dan investasi di bisnis biasa. Ada banyak istilah, metode penghitungan dan strategi-strategi yang harus Anda pelajari. Anda bisa mempelajari hal ini dari sumber manapun mulai dari buku, podcast, praktik menggunakan reksa dana saham dan lain sebagainya termasuk belajar di laman Investbro.id ini.