Lompat ke konten
Daftar Isi

Cost of Capital : Pengertian, Manfaat dan Cara Menghitung

Cost of Capital

Untuk mendirikan sebuah perusahaan, founding father perusahaan tersebut biasanya tidak hanya mengambil modal dari satu sumber saja. Selain dari kantong sendiri (bootstrapping), perusahaan juga bisa mendapatkan pendanaan dari investor maupun dengan mengambil utang di bank (debt). 

Tapi, sebelum mendapatkan pendanaan dari berbagai sumber pendanaan tersebut, perusahaan harus melakukan perencanaan dengan baik. Termasuk diantaranya adalah menentukan nominal perkiraan keuntungan yang bisa diperoleh dengan mendapatkan berbagai sumber pendanaan tersebut. 

Cara menentukan minimal perkiraan keuntungan dan biaya untuk mendapatkan tambahan pendanaan tersebut disebut dengan cost of capital

Pengertian Cost of Capital

Secara sederhana, cost of capital adalah “biaya” yang harus dibayarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan modal dari sumber tertentu. Di sisi lain, cost of capital atau biaya modal juga dapat didefinisikan sebagai minimum keuntungan yang harus didapatkan oleh perusahaan supaya proyek yang dijalankan perusahaan tersebut disebut “menguntungkan” (Investopedia).

Misalnya, setelah memperhitungkan bunga pinjaman perbankan, dividen yang diminta oleh angel investor serta dividen untuk investor publik dapat dikatakan kalau cost of capital yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan adalah sebesar 7% per tahun. Maka, supaya menguntungkan, profit perusahaan juga minimal harus naik 7% per tahun. 

Menghitung cost of capital atau biaya modal dapat membantu investor untuk menentukan instrumen investasi yang menguntungkan, khususnya jika ia membeli instrumen investasi tidak hanya menggunakan uangnya sendiri, melainkan juga pinjam ke bank atau kepada lembaga keuangan lainnya. 

Sebaliknya, penghitungan biaya modal juga dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan apakah investasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut memiliki potensi keuntungan yang tinggi atau tidak. Misalnya, untuk membangun sebuah proyek, perusahaan perlu mengambil utang dengan bunga 10% dan menerbitkan saham dengan dividend yield 2%. Jika imbal hasil yang diperoleh dari proyek tersebut kurang dari 10%, tentu proyek tersebut tidak menguntungkan. 

Manfaat Menghitung Cost of Capital

Menghitung cost of capital sangat bermanfaat untuk menyusun kebijakan strategis perusahaan maupun investor. Berikut ini diantaranya:

  1. Menentukan instrumen investasi atau proyek yang menguntungkan. Sederhananya, jangan pilih instrumen investasi yang mendatangkan keuntungan dengan rasio yang lebih rendah dibandingkan dengan rasio biaya yang harus Anda keluarkan untuk membeli instrumen tersebut. Misalnya, Anda membeli saham sebesar Rp10.000.000 dengan menggunakan pinjaman bank berbunga 12% per tahun. Tentu tidak akan menguntungkan jika dalam tahun yang sama, saham tersebut hanya naik 8% bukan?
  2. Sebagai alat evaluasi proyek dan investasi yang sedang berjalan. Cost of capital juga merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk mengevaluasi proyek yang sedang berjalan, khususnya jika proyek tersebut didanai dengan utang.
  3. Restrukturisasi permodalan perusahaan. Mengetahui cost of capital sebuah perusahaan juga dapat membantu manajer keuangan atau CFO melakukan restrukturisasi permodalan. Misalnya, dari penghitungan ini, terlihat bahwasanya perusahaan terlalu banyak bergantung pada pinjaman bank yang notabene memiliki bunga lebih tinggi. Maka, CFO bisa mengalihkan permodalan tersebut ke instrumen utang atau saham yang biayanya lebih rendah. 

Selain 3 manfaat di atas, rata-rata terimbang dari metriks ini atau weighted average cost of capital juga dapat digunakan sebagai discount factor dari perhitungan investasi berdasarkan cash flow, seperti internal rate of return (IRR), net present value (NPV) dan lain sebagainya.

Jenis-Jenis Cost of Capital

Utamanya, perusahaan akan mendapatkan pendanaan dari dua sumber, yaitu dari utang atau dari investor. Oleh karena itu, jenis cost of capital dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Cost of debt

Perusahaan bisa mendapatkan tambahan permodalan dari sumber utang, entah itu pinjaman perbankan, penerbitan obligasi atau bahkan utang kartu kredit. Cost of debt merujuk kepada nominal suku bunga atau kupon yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pemberi pinjaman-pinjaman tersebut. 

Memperhitungkan biaya modal dari sumber utang ini relatif lebih mudah mengingat sudah terjadi kesepakatan antara perusahaan dan pemberi pinjaman mengenai nominal keuntungan yang akan diberikan. Misalnya, untuk menerbitkan obligasi, perusahaan menawarkan kupon sebesar 7% per tahun kepada investor. Maka, angka 7% per tahun inilah yang menjadi dasar penghitungan biaya modal dari utang. 

Untuk menghitung cost of debt, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:

Cost of debt = rata-rata suku bunga dari instrumen utang x (1 – pajak)

Atau, jika Anda adalah investor, Anda bisa menggunakan rumus berikut:

Cost of debt = (suku bunga instrumen utang rendah risiko + credit spread) × (1 -pajak)

Intsrumen utang rendah risiko adalah obligasi pemerintah, seperti ORI, SBR dan lain sebagainya. Adapun credit spread dapat diartikan sebagai selisih suku bunga obligasi korporasi dengan obligasi pemerintah. Contohnya, rata-rata obligasi korporasi menawarkan kupon sebesar 7%, sementara obligasi pemerintah menawarkan kupon 6.5%, maka credit spread yang bisa Anda gunakan adalah sebesar 0.5%. 

2. Cost of equity

Berbeda dengan cost of debt, biaya modal perusahaan yang diperoleh dari sumber investasi atau penerbitan saham lebih susah dihitung. Hal ini karena, setiap investor pasti memiliki estimasi harapan keuntungan yang berbeda untuk perusahaan. 

Biasanya, untuk menghitung cost of equity ini, perusahaan atau investor menggunakan skema capital asset pricing model (CAPM). Rumusnya adalah:

Cost of Equity = Imbal hasil dari instrumen rendah risiko + beta × (imbal hasil investasi di pasar saham secara umum-  Imbal hasil dari instrumen rendah risiko)

Sama seperti cost of debt, instrumen rendah risiko yang dimaksud seringkali adalah obligasi pemerintah. Jadi, Anda bisa menggunakan rata-rata kupon dari ORI, SBR atau obligasi pemerintah lainnya. 

Adapun yang dimaksud beta adalah volatilitas harga saham sebuah perusahaan. Semakin tinggi nilai beta, maka semakin tinggi pula risiko investasi pada saham tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan market return atau imbal hasil di pasar saham secara umum adalah imbal hasil investasi di IHSG atau di sektor terkait sesuai dengan periode yang telah Anda tentukan sebelumnya. 

Perlu diingat bahwasanya cost of capital hanya menghitung biaya yang terkait untuk mendapatkan modal tersebut secara langsung, seperti suku bunga, kupon atau dividen. Hal ini belum termasuk biaya-biaya yang berkaitan dengan tindakan administratif, seperti proses IPO, proses underwriting dan lain sebagainya. Maka dari itu, tidak heran jika banyak perusahaan membuat cost of capital lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penghitungan rumus-rumus di atas untuk mencakup biaya-biaya ini juga. 

Weighted Average Cost of Capital (WACC)

Weighted Average Cost of Capital (WACC) adalah rata-rata tertimbang biaya modal berdasarkan persentase modal yang didapatkan dari sumber tersebut. Rumus menghitung WACC cukup sederhana, yaitu:

WACC = (A x Cost of Debt) + (B x Cost of Equity).

Keterangan:

A = Proporsi modal perusahaan yang diperoleh dari utang. 

B = Proporsi modal perusahaan yang diperoleh dari investasi.

Cara Menghitung Cost of Capital

Contoh, Anda membutuhkan uang sebesar Rp20.000.000 untuk membuka usaha warung. Rp10.000.000 Anda dapatkan dari bank dengan bunga sebesar 6% per tahun dan investasi dari orang tua sebesar Rp10.000.000 dengan dividen 5% per tahun. Jika bunga obligasi pemerintah adalah 4% per tahun dan Anda memperkirakan risiko bisnis warung (beta) sebesar 1 dan potensi keuntungan pasarnya adalah 7% per tahun, maka, cost of capital bisnis tersebut adalah:

  1. Hitung cost of debt terlebih dahulu

Cost of debt = (suku bunga instrumen utang rendah risiko + credit spread) × (1 -pajak)

Cost of debt = (4% + 2%) × (1.00 -0.10) = 6% x 0.9= 5.4%

  1. Hitung cost of equity

Cost of Equity = Imbal hasil dari instrumen rendah risiko + beta × (imbal hasil investasi di pasar saham secara umum-  Imbal hasil dari instrumen rendah risiko)

Cost of Equity = 4% + 1 × (7%-4% ) = 4% + 3% =7%

  1. Hitung weighted average cost of capital (WACC)

WACC = (50% x 5,4%) + (50% x 7%)= 2.7% + 3.5% = 6.2%

Maka, supaya menguntungkan secara finansial, bisnis warung Anda minimal harus mendapatkan keuntungan sebesar 6,2% per tahun.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *