Bakrie Group adalah salah satu konglomerasi perusahaan terbesar di Indonesia. Perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Aburizal Bakrie ini memiliki beberapa perusahaan yang bergerak di berbagai bidang mulai dari media seperti ANTV, sampai perusahaan tambang batu bara.
Setelah sempat menjadi primadona dalam pasar modal Indonesia pada paruh kedua dekade 2000-an, kinerja harga saham perusahaan Bakrie Group mulai meredup. Apalagi setelah ditimpa berbagai skandal seperti lumpur Lapindo dan konsumsi narkotika oleh dua orang punggawa Bakrie Family yang terkemuka yaitu Ardi Bakrie dan Nia Ramadhani.
Lalu, saham perusahaan apa saja yang di bawah naungan Bakrie Group? Berikut daftarnya.
1. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)
Boleh dibilang kalau PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) adalah holding company dari Bakrie Group. Perusahaan ini didirikan oleh H. Achmad Bakrie, ayah dari Aburizal Bakrie di Teluk Betung, Riau pada tahun 1940. Awalnya perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan komoditas seperti, karet, lada dan kopi sebelum akhirnya berubah haluan ke industri manufaktur dan infrastruktur. Salah satu produk dari perusahaan ini adalah penyediaan bis elektrik dan menjadi salah satu perusahaan penyedia listrik non-PLN.
Pada tahun 1989 dan menjelang usia ke-45, perusahaan ini mulai listing di pasar modal Indonesia yang kala itu masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ).
2. PT Visi Media Asia Tbk (VIVA)
Viva Group adalah jaringan bisnis Bakrie Family di bidang media. Perusahaan ini membawahi beberapa perusahaan media terkemuka seperti, ANTV, TvOne dan media online Viva. Anak perusahaan ini yang membawahi ANTV (PT Intermedia Capital Tbk), juga sudah listing di BEI dengan kode perusahaan MDIA.
Viva Group awalnya didirikan pada tahun 2004 dengan nama PT Semesta Kolina sebelum akhirnya sahamnya dibeli oleh salah satu perusahaan Bakrie Group, PT Capital Managers Asia pada tahun 2006. 5 tahun kemudian perusahaan ini melakukan initial public offering di BEI dan sejak saat itu, Bakrie Group menguasai 53,7% saham perusahaan ini.
Saat ini, VIVA aktif bersaing dengan saham media massa lainnya di Indonesia.
3. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Salah satu perusahaan anggota Bakrie Group yang sempat menjadi primadona adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Perusahaan ini didirikan pada tahun 1973 sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri pariwisata. Namun sejak IPO pada tahun 1990, BUMI mengubah haluan bisnisnya menjadi perusahaan pertambangan.
Adapun perusahaan tambang yang masuk ke dalam keluarga PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini adalah PT Kaltim Prima Coal (KPC) PT Arutmin Indonesia PT Fajar Bumi Sakti dan lain-lain. Saat ini BUMI dan anak perusahaannya diperkirakan mengelola lebih dari 185.000 hektar area di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Sejak tahun 2011, saham BUMI terus mengalami penurunan akibat adanya penemuan ketidakwajaran dalam laporan keuangan perusahaan ini. Menurut data terakhir, harga saham BUMI mulai rebound pelan-pelan sejak Juli 2022. Performanya juga lebih lemah dibandingkan saham perusahaan tambang lainnya. Hal ini disinyalir karena adanya masalah dengan regulasi dan keuangan.
4. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
Salah satu anak perusahaan BUMI di atas yang sudah listing di bursa adalah PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). BRMS adalah bagian dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang bergerak di bidang pertambangan komoditas non mineral seperti, emas, seng dan tembaga.
Saat ini BRMS membawahi 3 anak perusahaan yaitu PT Citra Palu Minerals, PT Dairi Prima Mineral, PT Gorontalo Minerals dan PT Linge Mineral Resouces. Ketiga perusahaan tersebut masing-masing beroperasi di Palu, Sumatera Utara, Gorontalo dan Aceh. Setelah sempat menurun selama beberapa tahun, sepanjang tahun 2022 hingga awal 2023 ini harga saham BRMS mulai menunjukkan tren positif dengan naik sebesar 50,5%.
5. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP)
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) adalah unit usaha Bakrie Family yang bergerak di bidang agriculture khususnya industri hulu ke hilir pengolahan kelapa sawit (CPO). Per tahun 2020, perusahaan ini mengelola kebun sawit seluas 68.082 Ha di Sumatera dan Kalimantan.
Sebelum dimiliki oleh keluarga Aburizal Bakrie, UNSP sudah melewati sejarah panjang. Perusahaan ini awalnya didirikan dengan nama Naamlooze Vennootschap Hollandsch Amerikaansche Plantage Maatschappij pada tahun 2011.
Pasca kemerdekaan, perusahaan ini sempat masuk menjadi perusahaan Belanda yang dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia. Lalu, pada tahun 1986 UNSP jatuh ke tangan Bakrie Family setelah grup konglomerat ini mengakuisisi 75% saham perusahaan.
Pada tahun 2021 perusahaan ini tercatat memproduksi 377.447 ton tandan buah segar (TBS) atau turun sekitar 1,39% dibandingkan produksi pada tahun 2020. Hal ini diperkirakan karena adanya penyesuaian pada proses penanaman kembali.
6. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)
PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) adalah unit usaha Bakrie Group yang bergerak di bidang pengembangan, perdagangan, dan pengelolaan properti baik itu properti komersial seperti, kantor maupun properti residensial. Saat ini, proyek-proyek Bakrieland tersebar di 5 kota yaitu Jakarta, Lampung, Bogor, Yogyakarta, Surabaya dan Sidoarjo.
Popularitasnya masih kalah dibandingkan saham properti lainnya yang memiliki kapitalisasi pasar lebih besar.
7. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
PT Energi Mega Persada (ENRG) adalah perusahaan eksplorasi tambang milik Bakrie Family yang beroperasi sejak tahun 2003. Produk dan jasa perusahaan ini termasuk eksplorasi dan penambangan minyak mentah, gas dan metana dari lapisan batubara.
Tidak hanya di Indonesia, ENRG beroperasi di 8 situs di dalam dan luar negeri mulai dari Kalimantan Timur hingga Mozambik dan Tonga. Diperkirakan perusahaan ini mengelola lahan lebih dari 28.000 kilometer persegi dalam seluruh area operasinya.
8. PT Darma Henwa Tbk (DEWA)
PT Darma Henwa Tbk (DEWA) adalah unit Bakrie Group yang bergerak di bidang pertambangan, menyediakan alat-alat pertambangan serta jasa layanan pengelolaan tambang. Saat ini DEWA beroperasi di 20 daerah di seluruh Indonesia dengan bekerja sama dengan perusahaan lain, seperti Antam dan Newmont. Berdiri sejak tahun 1996, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mulai menjadi perusahaan publik pada tahun 2007.
Selain ke-8 perusahaan di atas, Bakrie Group juga sempat memiliki perusahaan lain yang listing di bursa yaitu PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan Berau Coal Technology Tbk (BRAU). Berau Coal Technology Tbk (BRAU) diketahui sudah delisting dari BEI sementara sejauh ini masih belum ada informasi mengenai status PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mengingat pada paruh tahun 2019 lalu perusahaan ini mengalami kerugian yang cukup parah dan terkena suspensi BEI.
Menurut berita dari Kontan, per Januari 2023, BTEL masih mengalami suspensi saham. Meskipun demikian, kinerja perusahaan ini mulai menunjukkan progress yang baik dengan peningkatan pendapatan sebesar 68% dan penurunan kerugian hingga 23%.