Tahukah Anda kalau Lippo Karawaci, Lippo Mall, Matahari Department Store, dan Rumah Sakit Siloam ada di satu induk perusahaan yang sama? Ya! Semua korporasi yang cukup terkenal di Indonesia tersebut merupakan hasil usaha dari Lippo Group, salah satu perusahaan konglomerasi terbesar di Indonesia.
Lippo group adalah perusahaan yang didirikan oleh Mochtar Riady, seorang warga Surabaya yang pindah ke Jakarta pada tahun 1954. Di Jakarta, Riady tidak segera menemukan kesuksesan. Baru pada tahun 1980-an Riady menjadi tokoh dibalik bank-bank terbesar di Indonesia, termasuk diantaranya Lippo Bank yang kini telah berganti nama menjadi CIMB Niaga.
Seiring berjalannya waktu, beliau tidak berhenti hanya pada industri perbankan saja. Sepanjang tahun 1990-an, Lippo Group mulai masuk ke industri properti dengan membangun perumahan dan mall, industri sektor kesehatan dengan membangun rumah sakit, bahkan beliau mendirikan universitas yang kini kita kenal dengan Universitas Pelita Harapan (UPH).
Lippo Group tidak hanya beroperasi di Indonesia. Menurut laman resmi group ini, 16 perusahaan Lippo Group kini sudah menjadi perusahaan publik di berbagai negara di Asia.
Berikut ini daftar saham Lippo Group yang beredar di Bursa Efek Indonesia:
1. Matahari Putra Prima (MPPA)
Matahari Putra Prima (MPPA) adalah salah satu perusahaan retail terbesar di Indonesia. Saat ini, perusahaan ini mengelola Hypermart, Primo, Foodmart, Hyfresh, Boston Health & Beauty, FMX dan SmartClub di 150 kota di seluruh Indonesia. Untuk menjalankan bisnisnya ini, MPPA memiliki 4 kanal distribusi, yaitu di Balaraja-Banten, Cibitung, Porong-Sidoarjo dan Timika (Papua). Kanal distribusi yang terakhir ini dibagi lagi menjadi 2, yaitu kanal distribusi Timika atas dan Timika bawah.
Pada tahun 2020 dan 2021 industri retail Indonesia menghadapi tantangan berupa pandemi Covid-19. Untuk menghadapi hal ini, Matahari Putra Prima (MPPA) memperkuat konsep offline to online yang mereka usung dengan mempromosikan belanja melalui WhatsApp, belanja secara online melalui website resmi supermarket dan bekerja sama dengan aplikasi penyedia dompet digital, quick commerce seperti HappyFresh dan berbagai marketplace.
Saat ini, MPPA bersaing ketat dengan saham consumer goods lainnya untuk menjadi pemimpin pasar.
2. Multipolar (MLPL)
PT. Multipolar Tbk (MLPL) adalah perusahaan investasi anggota Lippo Group. Karena bentuknya merupakan perusahaan investasi, Multipolar membawahi beberapa anggota Lippo Group lain yang bergerak di berbagai industri seperti MPPA, Multipolar Technology, Multifiling Mitra Indonesia dan banyak lainnya.
Perusahaan ini didirikan oleh Mochtar Riady pada tahun 1975 sebagai perusahaan ritel elektronik. Pada tahun 1989 perusahaan ini merilis sahamnya ke pasar modal Indonesia dan kini, MLPL berinvestasi di industri ritel, telekomunikasi, multimedia dan teknologi, termasuk diantaranya mengembangkan platform crypto exchange di Indonesia, Luno.
3. Multipolar Technology (MLPT)
Multipolar Technology (MLPT) adalah anak perusahaan MLPL yang bergerak di bidang pelayanan teknologi terintegrasi mulai dari perencanaan dan strategi teknologi, pelayanan pelanggan melalui teknologi hingga penyediaan dan pengelolaan infrastruktur teknologi. Berdiri sejak tahun 2001, perusahaan ini mulai listing di bursa pada tahun 2013.
4. Matahari Department Store (LPPF)
Seperti yang telah disebutkan di atas, Matahari Department Store adalah satu perusahaan retail yang berada di bawah pengelolaan Lippo Group. Matahari baru dimiliki oleh Lippo Group pada tahun 1996 lalu.
Perusahaan ini didirikan dan dibesarkan oleh Hari Darmawan, seorang warga Jakarta, di Pasar Baru Jakarta Pusat. Sekitar tahun 1996, Hari menjual Matahari kepada Lippo Group dengan mekanisme penukaran saham. Alasannya adalah karena beliau tidak bisa terus mengawasi perusahaan ini sementara istri dan anaknya sedang mengalami sakit keras.
Di bawah kendali Lippo Group, Matahari Department Store kini telah memiliki 148 gerai di 79 kota di seluruh Indonesia dan memberdayakan lebih dari 40.000 tenaga kerja. Namun sejak tahun 2021 lalu PT. Multipolar selaku perusahaan investasi milik Lippo tidak lagi menjadi pemilik saham dominan di perusahaan ini. Kini 32% saham Matahari dimiliki oleh Autic Digital Retail Pte Ltd dan MLPL hanya memiliki sekitar 19% saham.
5. Lippo Karawaci (LPKR)
Lippo Karawaci adalah anak usaha Lippo Group yang bergerak di bidang pengembangan properti terintegrasi. Salah satu proyek properti terkenal yang dikembangkan oleh perusahaan ini adalah proyek Meikarta. Selain Meikarta, perusahaan ini juga mengembangkan properti residensial dan komersial lainnya, termasuk diantaranya adalah mengembangkan Rumah Sakit Siloam, salah satu jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia, dan Hotel Aryaduta.
Lippo Karawaci berdiri pada tahun 1990 dan mulai listing di BEI pada tahun 1996. Sekitar tahun 2004, perusahaan ini semakin berkembang dengan adanya merger dari 8 perusahaan properti lainnya.
LPKR adalah salah satu saham properti terbaik di Indonesia yang bersaing dengan POLL, MKPI, dan BSDE.
6. Lippo Cikarang (LPCK)
Lippo Cikarang merupakan afiliasi Lippo Karawaci melalui anak perusahaan tersebut yang bernama PT Kemuning Satiatama. PT.Kemuning Satiatama menguasai 80,83% perusahaan pengembang properti di Cikarang ini.
Sama seperti Lippo Karawaci, perusahaan ini juga beroperasi di bidang pengembangan properti mulai dari properti residensial hingga industri. Selain Meikarta, proyek yang dikembangkan oleh LPCK antara lain seperti, Waterfront Estates, Cosmo Estates dan berbagai properti komersial dan industrial di sekitar perumahan-perumahan tersebut.
7. LinkNet (LINK)
Melengkapi jaringan usahanya, Lippo Group memiliki perusahaan bidang teknologi yang mendistribusikan layanan jaringan komunikasi broadband bernama LinkNet. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1996 dengan nama PT Seruling Indah Permai dan awalnya bergerak di bidang jual beli barang dan jasa. Akan tetapi pada tahun 2000-an, fokus bisnis perusahaan ini mulai bergeser ke bidang teknologi.
Saat ini layanan LinkNet berfokus pada penyediaan jaringan dan infrastruktur internet untuk gedung perkantoran di Indonesia. Layanan yang disediakan terbilang cukup komprehensif mulai dari layanan penyediaan pusat data hingga infrastruktur jaringan yang bisa digunakan ke berbagai pelosok Indonesia.
8. First Media (KBLV)
Salah satu pemilik saham utama LinkNet diatas adalah First Media, anak perusahaan Lippo Group yang juga bergerak di bidang jaringan komunikasi broadband. First Media menyediakan layanan TriplePay yaitu layanan televisi berlangganan yang terintegrasi dengan layanan telekomunikasi digital dan internet berkecepatan tinggi.
Seiring dengan permintaan yang semakin tinggi, First Media juga mengembangkan bisnis di bidang content production, pembangunan dan pengelolaan infrastruktur telekomunikasi dan layanan berita digital melalui BeritaSatu.
9. Bank Nationalnobu (NOBU)
Nobu Bank dibeli oleh Lippo Group dari tangan pengusaha air mineral, Alfi Gunawan, pada tahun 2010. Pembelian ini menandakan kembali masuknya Lippo Group ke dalam industri perbankan Indonesia setelah dua tahun sebelumnya kehilangan Lippo Bank.
Di tangan Lippo Group, Nobu Bank melakukan initial public offering pada tahun 2013 dan menjadi salah satu bank swasta yang patut diperhitungkan. Namun, saat ini NOBU belum termasuk dalam saham bank yang paling diminati investor.
10. Siloam International Hospitals (SILO)
Rumah sakit Siloam adalah salah satu jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia. Per September 2021 tercatat perusahaan ini mengelola 40 rumah sakit dan 30 klinik yang tersebar di seluruh Indonesia. Didirikan pada tahun 1996 oleh Lippo Group dan Gleneagles Hospital Singapore, perusahaan jaringan rumah sakit ini melakukan IPO pada tahun 2013 dan menjadi salah satu saham sektor kesehatan terbaik.
Saat ini, anak perusahaan Lippo Cikarang yang bernama PT. Megapratama Karya Persada menguasai 46,86% saham perusahaan rumah sakit ini.
11. Star Pacific Tbk (LPLI)
Saham Lippo group yang ke-11 adalah PT Star Pacific Tbk. Didirikan pada tahun 1983 dengan nama PT Asuransi Lippo Jiwa Sakti, perusahaan ini awalnya bergerak di bidang penyedia jasa asuransi jiwa. Pada September 1989, perusahaan ini kemudian secara resmi merilis sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dulu bernama Bursa Efek Jakarta). Sempat berulang kali mengganti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta fokus bisnisnya, kini LPLI dan anak perusahaannya bergerak di bidang penyeawaan real estate, media dan konsultasi manajemen.
Selain 11 saham di atas, sebelumnya Lippo Group juga memiliki saham PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk (MFMI), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pergudangan dan pengelolaan arsip. Namun pada tahun 2021 lalu, grup konglomerasi ini menjual seluruh saham MFMI miliknya ke sebuah perusahaan asal Hongkong bernama Iron Mountain Hongkong Limited. Hingga saat ini, Iron Mountain Hongkong Limited memiliki 99,35% saham MFMI, sementara publik hanya bisa memiliki 0,65% sisanya.
Nah, itu tadi pembahasan mengenai saham Lippo Group. Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk membelinya?