Lompat ke konten
Daftar Isi

Dead Cat Bounce, Kenali Agar Tidak Terjebak

Apa Itu Dead Cat Bounce

Salah satu ketakutan banyak investor saham adalah ketika sahamnya nyangkut. Saham nyangkut adalah istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan kondisi seorang investor yang terjebak membeli saham ketika harga saham tersebut mengalami tren penurunan. 

Alih-alih membeli saham di tengah tren penurunan yang kuat, seringkali investor yang sahamnya nyangkut membeli saham tersebut ketika naik dengan harapan kalau kenaikan harga tersebut bisa berlangsung cukup lama. Nyatanya alih-alih mengalami kenaikan, saham tersebut justru mengalami apa yang disebut dengan dead cat bounce

Pengertian Dead Cat Bounce

Dead cat bounce adalah kenaikan sementara harga suatu aset di tengah tren penurunan harga aset yang kuat. Ini artinya kenaikan harga suatu aset dihimpit oleh penurunan harga yang cukup tajam baik sebelum maupun setelah kenaikan harga tersebut. 

Jebakan dead cat bounce terjadi dalam 3 tahap yaitu:

  1. Harga suatu aset mengalami tren penurunan kuat terlebih dahulu. 
  2. Setelah mengalami penurunan, harga aset tersebut lantas tiba-tiba naik. 
  3. Kenaikan tidak berlangsung lama, lalu harga aset turun kembali. 

Fenomena dead cat bounce bisa terjadi karena banyak hal sekaligus mulai dari investor yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap saham atau aset terkait, hingga banyaknya short seller yang masuk ke dalam aset tersebut untuk mengambil keuntungan di tengah penurunan harga. 

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Horace Brag dan Wong Sulong dari Financial Times pada tahun 1985. Ketika itu, Brag dan Sulong memperkirakan kalau kebangkitan ekonomi Malaysia dan Singapura hanya sebentar saja sebelum kemudian turun lagi.

Contoh Dead Cat Bounce

Contoh dead cat bounce di mana harga sempat naik namun kembali turun
Gambar 1: Contoh dead cat bounce. Sumber: Investopedia

Pada gambar di atas terlihat bahwasanya harga aset secara garis besar sedang mengalami penurunan. Di tengah penurunan tersebut sempat terjadi kenaikan harga sebentar saja sebelum akhirnya harga aset tersebut kembali turun lagi. 

Menurut beberapa sumber, fenomena ini pernah terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tepat sebelum masuknya pandemi Covid-19 di Indonesia pada Maret tahun 2020 lalu. Sama seperti indeks saham lain di seluruh dunia, ketika itu IHSG mengalami kontraksi tajam sebelum meningkat sebentar dan kemudian turun lagi karena covid19 akhirnya masuk ke dalam negeri ini. 

Cara Mengenali Dead Cat Bounce

Durasi penurunan harga tahap dua di atas seringkali tidak dapat diprediksi. Oleh sebab itu, penting bagi seorang investor atau trader untuk mengenali dan menghindari pola ini. 

Cara pertama untuk mengenali jebakan ini adalah dengan memahami konsep trend harga. Garis trend adalah garis yang menghubungkan titik-titik harga suatu aset dalam periode waktu tertentu. 

Apabila garis tren harga menukik ke bawah, itu artinya trend harga aset tersebut adalah bearish. Kalau di tengah-tengah bearish market tersebut ada kenaikan harga tapi tidak disertai oleh bullish reversal yang kuat, maka bisa jadi kenaikan harga tersebut hanya sementara dan ada dead cat bounce

Cara kedua untuk mengenali fenomena ini adalah dengan memasang garis resistance dan support. Garis resistance adalah garis yang menghubungkan titik-titik harga tertinggi suatu aset dalam periode waktu tertentu, sedangkan garis support adalah garis yang menghubungkan titik-titik harga terendah aset tersebut. Selain menggunakan titik-titik harga ini, Anda juga bisa menggunakan fibonacci retracement untuk menentukan garis support dan resistance. 

Kedua garis ini berfungsi sebagai batas atas dan batas bawah harga. Pola lompatan kucing mati ini valid terjadi apabila pergerakan harga turun menembus garis support dengan jumlah volume yang meyakinkan. Sebaliknya, fenomena ini tidak akan terjadi apabila kenaikan harga sementara tersebut menembus garis resistance (breakout) dengan volume yang meyakinkan pula. 

Mengapa Banyak Investor Terjebak Dead Cat Bounce

Sebagai investor tentu kita percaya bahwa penurunan harga saham atau aset lain yang kita miliki hanya akan terjadi sementara dan sewaktu-waktu harga aset tersebut akan naik kembali dan menguntungkan kita. Apalagi jika aset yang kita miliki adalah saham perusahaan-perusahaan blue chip. 

Meskipun sebenarnya pola pikir seperti ini bagus, namun tidak jarang kalau pola pikir ini akan memasukan kita dalam jebakan ini, sehingga alih-alih mendapatkan keuntungan, saham yang kita miliki justru akan nyangkut. Apalagi biasanya jebakan ini baru diketahui ketika sudah benar-benar terjadi.

Lalu, bagaimana cara menghindari jebakan kucing ini? Seperti yang tertulis di atas, cara pertama adalah dengan senantiasa memasang garis resistance dan support dan menunggu true breakout pada kedua garis tersebut. 

Kedua, dengan tetap melakukan analisis teknis dengan dukungan indikator-indikator oscillator untuk menentukan apakah ada sinyal reversal atau tidak. Ketiga, terus mengamati jumlah short seller pada sebuah saham. 

Poin ketiga ini penting sebab short seller adalah orang yang akan mendapatkan keuntungan kalau harga aset terkait turun, sehingga tidak menutup kemungkinan banyaknya short seller yang masuk ke dalam sebuah aset mengindikasikan kalau harga aset tersebut diyakini akan turun.

Cara Mengatasi Aset Yang Masuk Jebakan Dead Cat Bounce

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk keluar dari jebakan ini.

Cara pertama tentu saja dengan melakukan cut loss. Cut loss pada aset yang terkena fenomena ini penting supaya aset Anda tidak nyangkut dalam waktu lama sehingga, lebih baik segera dilakukan begitu Anda menemukan adanya fenomena ini.

Jika Anda takut merugi karena  cut loss ini, Anda bisa melihat keuntungan portofolio Anda secara keseluruhan. Apabila keuntungan dari portofolio tersebut cukup untuk menutupi kerugian akibat cut loss ini, maka jangan pikir panjang lagi segera jual aset Anda. 

Cara yang kedua adalah dengan melakukan averaging down yaitu membeli aset dengan jumlah dua kali lipat lebih banyak ketika harga aset tersebut sedang turun dengan tujuan menekan biaya rata-rata pembelian aset. 

Averaging down ini adalah cara keluar dead cat bounce yang berisiko tinggi sebab, apabila penurunan harga terjadi dalam waktu yang sangat lama, kerugian yang harus Anda tanggung justru akan berlipat ganda. Oleh sebab itu, strategi ini baru bisa diterapkan jika Anda benar-benar yakin kalau harga aset tersebut akan rebound dalam jangka waktu pendek hingga menengah. 

Limitasi dari Dead Cat Bounce

Umumnya pola kucing mati ini baru bisa diidentifikasi ketika fenomena ini sudah terjadi. Jadi tidak heran kalau banyak investor yang masuk ke dalam jebakan ini. Anda memang bisa menggunakan cara menghindari dead cat bounce di atas, namun validitas cara-cara tersebut cukup diragukan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *