Kamu ingin membangun perusahaan startup sendiri tapi bingung bagaimana cara cari modalnya? Well, memang untuk mendirikan sebuah startup dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Bahkan untuk individu yang memiliki privilege seperti Nadiem Makarim (pendiri Gojek) sekalipun.
Tapi, kamu tidak perlu khawatir. Sebab saat ini banyak alternatif pendanaan untuk startup (startup funding) yang bisa kamu coba dan lalui. Berikut ini beberapa jenis dan tahap funding untuk sebuah startup:
1. Bootstrapping
Lebih dari 80% perusahaan dimulai dari bootstrapping alias mengencangkan ikat pinggang untuk mengumpulkan modal usaha secara mandiri. Ini artinya, dalam tahap ini kamu menggunakan uang tabunganmu dan aset lain yang kamu miliki untuk mendirikan sebuah perusahaan.
Kelebihannya adalah, kamu tidak memiliki tanggungan utang dan moral kepada siapapun, sehingga ketika bisnis tersebut gagal, kamu tidak memiliki kewajiban lain. Hanya saja kekurangannya adalah, karena jumlah dana yang terbatas, ekspansi bisnis kamu menjadi lebih terbatas.
2. Angel Investor
Setelah kamu yakin kalau perusahaan kamu akan berjalan dengan lancar, maka kamu bisa mengumpulkan dana investasi dari pihak ketiga. Salah satunya adalah dari angel investor. Secara sempit, angel investor dapat didefinisikan sebagai individu dengan pendapatan besar yang berkenan untuk memberikan bantuan pendanaan kepada startup. Secara luas, angel investor ini bisa berarti siapapun dari kalangan keluarga maupun teman kamu yang bersedia untuk membantu mendanai bisnismu.
3. Crowdfunding
Salah satu metode pendanaan perusahaan rintisan baik teknologi maupun non-teknologi yang muncul dalam beberapa tahun terakhir ini adalah metode crowdfunding. Dengan metode ini, kamu meminta bantuan pendanaan dari masyarakat luas melalui berbagai platform, khususnya platform P2P Lending maupun platform securities crowdfunding.
Dengan mendapatkan pendanaan melalui cara ini, tentu bisnis kamu dapat berkembang dengan lebih cepat. Hanya saja, biasanya suku bunga atau imbal hasil yang ditetapkan oleh platform crowdfunding dan P2P Lending ini lebih besar dibandingkan dengan pinjaman bank dan tentunya kamu harus bertanggung jawab kepada para investor.
4. Pinjaman Bank
Untuk mengembangkan sebuah bisnis, tentunya kamu bisa mengajukan pinjaman atau kredit ke bank. Kelebihan mendapatkan pinjaman dari bank adalah, aksesnya mudah (bank ada dimana-mana), secara garis besar pinjaman bank tidak akan mempengaruhi kebijakan manajerial bisnis kamu karena kontrak yang digunakan adalah kontrak pinjaman dan bukan penyertaan modal. Bisnis kamu juga bisa berkembang lebih cepat dibandingkan hanya dengan mengandalkan uang sendiri atau dari angel investor.
Kekurangannya adalah, proses mendapatkan kredit ini biasanya agak susah karena bank harus memverifikasi dokumen legalitas yang kamu miliki terlebih dahulu. Selain itu, suku bunga kredit yang diterapkan oleh bank tidak jarang juga lebih tinggi dibandingkan dengan persentase keuntungan yang diinginkan oleh angel investor. Belum lagi, bank terkadang juga meminta aset sebagai jaminan.
5. Seed Funding
Ingin bisnis kamu berkembang dengan lebih baik lagi? Maka, kamu bisa masuk level pendanaan yang disebut dengan seed funding. Pada tahap ini, investor yang kamu inginkan bukan lagi orang terdekat, masyarakat luas di internet atau bank, tetapi perusahaan modal ventura (venture capital) atau angel investor yang berasal dari luar keluarga dan kenalan kamu dan memiliki modal yang lebih besar.
Berbeda dengan tahapan-tahapan pendanaan sebelumnya, untuk mendapatkan pendanaan pada tahap ini, kamu harus melakukan presentasi dihadapan calon investor potensial terlebih dahulu. Presentasi ini biasanya dilakukan ketika ada acara startup acceleration program atau program-program inkubator.
Meskipun dana yang didapatkan relatif lebih kecil dibandingkan dengan tahap-tahap selanjutnya, namun untuk memberikan dana ini, venture capitalist perlu melakukan penilaian atau valuasi terhadap bisnis kamu terlebih dahulu. Oleh sebab itu, pastikan sebelum masuk ke tahap ini kamu sudah memiliki rencana bisnis jangka pendek dan jangka panjang yang jelas.
6. Series A
Apabila selama beberapa tahun bisnis yang diajukan oleh perusahaan startup kamu berkembang dengan baik, sudah memiliki basis konsumen yang lumayan dan pendapatan yang menjanjikan, maka bisa jadi perusahaan kamu akan mendapatkan pendanan series A dari perusahaan venture capital.
Dalam round pendanaan ini, bisa jadi kamu tidak hanya akan mendapatkan pendanaan dari satu perusahaan VC saja, tetapi juga beberapa perusahaan investasi lainnya, termasuk diantaranya adalah perusahaan private equity yang ingin mendanai bisnis dengan tingkat risiko lebih tinggi.
Adapun dana yang bisa diperoleh perusahaan startup pada round pendanaan ini bisa mencapai 22 miliar sampai ratusan miliar rupiah. Karena besarnya nilai pendanaan ini, maka tidak heran jika perusahaan VC akan meminta kontrak jangka panjang dengan perusahaan startup tersebut.
7. Series B
Setelah mendapatkan pendanaan series A dan ternyata bisnis yang kamu jalankan berjalan dengan sangat baik, maka kamu bisa mendapatkan pendanaan dari series B. Pada tahap pendanaan ini, kamu bisa mendapatkan dana segar senilai 400 miliar sampai 800 miliar rupiah dari berbagai sumber, mulai dari perusahaan VC, private equity hingga angel investor besar.
Hanya saja pada tahap ini biasanya investor mencari perusahaan startup yang sudah siap melakukan ekspansi bisnis. Ini artinya, para investor di atas menilai perusahaan kamu tidak hanya memiliki potensi pasar yang luas tetapi juga menilai kalau perusahaan tersebut sanggup menjadikan potensi tersebut menjadi konsumen setia.
8. Series C
Pendanaan series C umumnya diberikan kepada perusahaan yang sudah cukup sukses melakukan ekspansi dan investor menilai kalau perusahaan tersebut sudah siap untuk membuat produk dan membuka pasar baru. Tujuan utama dari series pendanaan ini adalah supaya startup tersebut bisa meningkatkan skala bisnisnya secepat dan sesukses mungkin.
Misalnya, perusahaan Anda bergerak di bidang online marketplace dan terbukti sukses di Indonesia. Maka, ketika Anda mendapatkan pendanaan series C, investor menilai kalau perusahaan tersebut sanggup membuka cabang di negara lain atau membuka bisnis lai yang mendukung, misalnya, membuka toko offline untuk menunjang distribusi.
9. Initial Public Offering (IPO)
Salah satu tahap pendanaan paling akhir sebuah perusahaan startup adalah Initial Public Offering (IPO). Dalam tahap ini, perusahaan startup tersebut mengumpulkan dana tidak hanya dari perusahaan VC, angel investor atau private equity, tetapi juga dari masyarakat luas.
Mengapa tahap ini adalah tahap akhir? Karena untuk melakukan hal ini, sebuah perusahaan harus memenuhi syarat-syarat IPO dan patuh terhadap aturan-aturan dari OJK dan BEI. Misalnya, wajib menerbitkan laporan keuangan setiap 3 bulan sekali dan laporan tahunan setiap 1 tahun sekali, minimal modal sebesar 100 miliar (papan utama), memiliki direktur dan komisaris independen dan lain sebagainya.
10. Corporate Venture Capital (CVC)
Selain 9 tahap di atas, sebuah perusahaan startup juga bisa mendapatkan pendanaan dari perusahaan besar yang sudah mapan menggunakan skema Corporate Venture Capital (CVC). Dalam skema ini, perusahaan besar tersebut secara langsung menggunakan dana mereka untuk berinvestasi ke perusahaan startup dengan tanpa menggunakan jasa pihak ketiga (Harvard Business Review).
Biasanya, dalam skema ini sebuah perusahaan besar berinvestasi ke perusahaan startup karena bisnis perusahaan tersebut dapat menunjang penjualan bisnis utamanya atau investasinya dapat dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi.
Contohnya, PT ABCDX adalah perusahaan di bidang keuangan. Perusahaan ini berinvestasi dengan mendanai startup PT. XYZ dengan tanpa bantuan perusahaan VC atau private equity karena menilai bisnis startup XYZ tersebut sejalan dengan bisnis utama perusahaan.