Trading saham adalah salah satu kegiatan yang high risk high return atau memiliki risiko tinggi, meskipun potensi pendapatannya tinggi pula. Untuk sukses di bidang ini dan berhasil mewujudkan trading for living, dan kaya dari saham, seorang trader tidak hanya dituntut untuk memiliki skill analisis teknis dan fundamental yang baik, tetapi juga dituntut untuk memiliki skill manajemen uang dan emosi yang baik pula.
Lantas, berapakah penghasilan trader setiap bulannya? Simak pembahasannya berikut ini:
Penghasilan Trader Saham Per Bulan
Dilansir dari laman Investopedia, penghasilan trader saham di Amerika Serikat setiap tahunnya berkisar antara $39,500 hingga $269,500 dengan rata-rata sebesar $96,774 atau sekitar 1,5 miliar rupiah per tahun.
Sebagai konteks, nilai rata-rata ini sekitar 1,5 kali lipat lebih besar dibandingkan rata-rata penghasilan tahunan masyarakat Amerika Serikat pada umumnya. Selain itu, jika mendapatkan gaji ini dengan tanpa mengeluarkan biaya apapun, Anda bisa mencicil rumah hanya dalam waktu 3 tahun saja.
Tapi, tentunya pendapatan para trader ini akan berbeda-beda sesuai dengan trading strategi yang mereka gunakan, besar kecilnya modal yang dipakai dan tentunya strategi untuk meminimalisir risiko. Apabila dirinci lagi, berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keuntungan trader saham setiap bulannya:
Faktor yang Mempengaruhi Penghasilan Trader Saham Per Bulan
1. Strategi yang digunakan
Potensi pendapatan yang akan diperoleh oleh seorang swing trader tentunya akan berbeda dengan day trader. Begitu pula potensi keuntungan yang akan diperoleh oleh trader yang membeli saham kapitalisasi pasar besar saja dan saham top gainers atau bahkan saham gorengan.
Perbedaan strategi ini juga bisa mencakup komponen analisis teknis dan fundamental yang digunakan. Misalnya, trader A menggunakan RSI untuk menentukan titik entry dan exit point, sementara trader B menggunakan fibonacci retracement saja.
2. Modal yang dikeluarkan
Semakin banyak modal yang dikeluarkan, maka semakin besar pula potensi keuntungan yang akan diperoleh. Akan tetapi, hal ini juga sama dengan semakin besar pula potensi kerugian yang bisa ditanggung oleh trader tersebut.
Misalnya, seorang day trader membeli saham C seharga Rp1.800 dengan mengeluarkan modal sebesar 18.000.000 (membeli 10.000 lembar). Jika pada saat penutupan harganya naik hingga Rp2.000 per lembar saja, maka trader tersebut akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp2.000.000. Hal ini tentu akan berbeda jika ia hanya membeli 1,000 atau 2,000 lembar saja.
Tapi, potensi kerugian yang akan diperoleh juga akan sama besarnya. Katakanlah, ia merugi hingga harga jatuh sampai menyentuh level Rp1.700 per lembar, maka ia akan rugi sebesar Rp1.000.000.
3. Biaya
Biaya transaksi dan spread yang harus dibayarkan oleh seorang trader ke platform trading yang ia gunakan tentu mempengaruhi jumlah pendapatannya per bulan. Hal ini khususnya jika Anda trading pada saham-saham luar negeri dan pada jam-jam ramai bursa.
Sebab, semakin ramai transaksi dalam satu waktu, maka akan semakin mahal pula spread yang akan dibebankan kepada trader. Apalagi jika trader menggunakan dua atau lebih aplikasi sekaligus, tentu biaya yang dibutuhkan akan lebih banyak, mengingat untuk mengakses berbagai fitur penting dalam aplikasi dibutuhkan langganan premium.
4. Toleransi risiko
Toleransi risiko juga mempengaruhi besar kecilnya pendapatan seorang trader. Trader dengan toleransi risiko yang tinggi tentu bisa memasang garis cut loss yang lebih longgar dibandingkan dengan trader yang memiliki toleransi risiko yang lebih rendah.
5. Skill
Strategi mumpuni, modal besar dan toleransi risiko yang tinggi belum tentu akan membuat seorang trader menghasilkan pendapatan yang tinggi pula apabila tidak diiringi dengan kemampuan trading yang baik. Oleh karena itu, skill dan pemahaman mengenai trading, investasi dan dunia keuangan secara umum juga mempengaruhi kemampuan seorang trader dalam menghasilkan profit maksimal.
Potensi Penghasilan Trader Saham Pemula vs Professional
Penghasilan trader profesional tidak hanya bisa jutaan rupiah per bulan, tapi juga bisa miliaran rupiah. Sekali lagi hal ini tergantung dengan modal yang dikeluarkan, strategi dan skill yang digunakan. Pasalnya, tentu trader profesional memiliki modal yang lebih besar dibandingkan dengan pemula, begitu juga dengan skillnya yang pasti sudah lebih ahli.
Lalu, berapa potensi keuntungan trading yang bisa dimiliki oleh trader pemula? Menurut beberapa sumber, penghasilan trading saham per bulan yang ideal bagi trader pemula maupun berpengalaman yang bermodal kecil adalah sebesar 1-5% per bulan. Ini artinya, kalau modal trading Anda adalah Rp10.000.000, maka keuntungan maksimum yang bisa Anda peroleh per bulan adalah Rp500.000.
Meskipun nominalnya tidak terlalu besar, namun risiko yang yang harus Anda korbankan juga relatif tidak besar. Jika Anda ingin mendapatkan persentase keuntungan yang lebih besar lagi, maka Anda juga harus mengeluarkan modal dengan nominal yang lebih besar dan waktu yang lebih banyak untuk menganalisis pasar, high risk high return.
Tidak masalah nominal keuntungannya kecil, namun konsisten. Percuma Anda pada bulan pertama menghasilkan untung hingga 20%, akan tetapi pada bulan selanjutnya justru boncos besar. Apalagi salah satu tantangan trading adalah mengatasi masalah adiksi. Banyak trader yang setelah mendapatkan kerugian justru mengorbankan banyak hal hanya karena penasaran mengenai bagaimana cara mendapatkan keuntungan trading dan malah merugi besar. Oleh sebab itu, tidak masalah jika nominalnya kecil, asalkan rutin diperoleh setiap bulannya.
Strategi Trading Saham agar Untung
1. Pilih saham yang sesuai
Memilih saham yang sesuai untuk trading itu gampang-gampang susah. Pasalnya, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan, seperti perubahan harga saham tersebut dalam rentang waktu yang ditentukan, kondisi fundamentalnya dan juga kondisi teknikalnya. Termasuk diantaranya adalah fraksi harga saham tersebut dan potensi keuntungan yang bisa diperoleh dari menjualnya dengan mempertimbangkan biaya broker.
Misalnya, Anda membeli 10.000 saham dengan harga Rp200 per lembar (modal Rp2.000.000) dengan target harga Rp210 per lembar. Ini artinya, laba kotor Anda adalah sebesar Rp100.000. Namun, apabila dikurangi dengan biaya transaksi beli sebesar 0,25% dan transaksi jual sebesar 0,15% (total 0,40%), maka laba Anda hanya sebesar Rp91.850 yang diperoleh dari:
Laba bersih = (Rp2.100.000-Rp2.000.000) – (0,25% *Rp2.000.000 + 0,15% *Rp210.000.000) = Rp100.000-Rp8150 = Rp91.850.
Alih-alih hanya mengikuti trader terkemuka saja, Anda bisa memilih saham ini dengan menggunakan aplikasi screening saham.
2. Menggunakan akun margin
Untuk memaksimalkan potensi keuntungan trading, Anda juga bisa menggunakan akun margin. Dengan akun margin ini, pihak broker akan memberikan tambahan “daya beli” yang lebih banyak dibandingkan dengan kemampuan Anda yang sebenarnya. Misalnya, modal Anda hanya sebesar Rp100.000, namun dengan akun margin ini, Anda bisa membeli saham hingga Rp1.000.000, sehingga saham yang diperoleh juga lebih banyak.
Namun tentu harus diingat bahwa akun margin ini memiliki biaya lebih besar dibandingkan dengan akun biasa dan agar tidak boncos, Anda perlu memiliki skill manajemen keuangan yang baik pula.
3. Pilih titik entry dan titik exit yang tepat
Hal yang tidak kalah penting dalam memaksimalkan keuntungan trading saham adalah memilih titik entry dan titik exit yang tepat menggunakan analisis teknikal. Termasuk diantaranya adalah menentukan titik cut loss untuk meminimalisir kerugian.
Trading saham adalah kegiatan yang berisiko tinggi. Oleh sebab itu sebelum trading, pastikan Anda memiliki kemampuan manajemen uang, manajemen waktu dan emosi serta kemampuan teknis yang baik.