Anda sebagai seorang investor mungkin bertanya, apakah saya bisa kaya dari saham? Pertanyaan Anda ini adalah pertanyaan yang umum ada di kepala investor muda. Hal ini wajar saja, sebab banyak pihak kini mempromosikan investasi saham sedemikian rupa, sehingga nampak kalau mereka berhasil mendapatkan banyak uang dengan berinvestasi pada instrumen ini.
Mari membaca tulisan di bawah ini untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut:
Apakah Mungkin Kaya Dari Saham?
Jawabannya adalah mungkin.
Hanya saja dengan beberapa catatan, yaitu:
1. Pendapatan dari saham tergantung modal
Catatan yang pertama adalah besaran pendapatan dari saham tergantung modal. Misalnya, Anda berinvestasi pada saham A di tahun 2017 dengan nominal investasi sebesar Rp1.000.000. Anggaplah pergerakan harga saham tersebut sama dengan IHSG. Dari Juli 2017- Juli 2022, IHSG naik sebesar 18,3%. Ini artinya, dalam waktu 5 tahun jumlah investasi Anda tersebut hanya akan naik sebesar Rp183.000.
Itu dari sisi capital gain. Dari sisi dividen katakanlah untuk uang Rp1.000.000, Anda mendapat 100 lembar saham. Perusahaan A lantas membagikan dividen sebesar Rp125 per lembar setiap tahunnya. Maka, jumlah keuntungan yang akan Anda peroleh adalah sebesar 125 x 100 x 5 atau sebesar Rp62.500 dalam 5 tahun.
Jumlah ini tentu akan lebih besar apabila Anda sejak awal berinvestasi sebesar Rp10.000.000 atau bahkan Rp100.000.000 atau terus menambah nominal uang yang Anda investasikan sepanjang waktu.
2. Investasi saham sama seperti bisnis lainnya
Investasi sama seperti bisnis, ada kalanya naik dan ada kalanya turun. Dalam contoh di atas Anda tahu bahwasanya IHSG dalam 5 tahun terakhir naik sebesar 18,3%.
Tapi, jumlah tersebut tidak terakumulasi terus menerus. IHSG sempat anjlok hingga 28% ketika covid19 mulai masuk Indonesia. Ini artinya, Anda juga harus siap-siap untuk mendapatkan kerugian ketika investasi saham.
3. Kaya dengan cepat dari saham? Big NO!
Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG adalah indeks yang berisi rata-rata pergerakan harga saham di pasar modal Indonesia. Jika IHSG selama 5 tahun naik 18,3%, maka kenaikan harga saham yang listing di BEI dalam jangka waktu tersebut kurang lebih juga 18,3% atau Anda butuh 25 tahun untuk mendapatkan capital gain sebesar Rp1.000.000, itupun kalau pergerakannya konsisten.
Maksudnya adalah Anda tidak akan bisa mendapatkan kekayaan instan dari saham. Semua tipe bisnis pasti memerlukan proses untuk mencapai titik break even. Oleh sebab itu, hindari oknum yang menawarkan keuntungan investasi saham secara cepat kepada Anda. Sebab, oknum tersebut pasti penipu.
4. Anda tidak akan kaya dari saham jika membeli saham gorengan
Saham gorengan adalah saham dengan tingkat likuiditas kecil namun, mendadak harganya naik sebentar lalu turun lagi. Bagi scalper maupun short seller, saham-saham seperti ini bisa jadi mendatangkan keuntungan, tapi hal ini pasti tidak berlaku untuk investor dengan orientasi investasi jangka panjang.
Maka dari itu, investasi saham juga harus didukung dengan kemampuan fundamental dan teknikal yang memadai. Apabila Anda tidak memiliki background pendidikan di bidang ini, maka Anda bisa belajar sambil praktik (learn by doing), atau belajar terlebih dahulu melalui berbagai sumber yang kini telah banyak tersedia di internet.
Contoh Orang Yang Kaya Dari Saham
1. Lo Kheng Hong
Sebagai seorang investor saham, tentu Anda sudah tidak asing dengan nama Lo Kheng Hong. Bahkan boleh dibilang beliau adalah Warren Buffett-nya Indonesia karena kepiawaian beliau dalam berinvestasi, khususnya value investing.
Menurut beberapa sumber, jumlah kekayaan beliau saat ini mencapai 625 miliar tidak termasuk aset non saham dan properti. Jumlah ini memang terlihat besar, namun perlu diingat bahwasanya beliau tidak mendapatkan nilai tersebut secara instan.
Lo Kheng Hong tercatat mulai menjadi seorang investor saham pada tahun 1989 (33 tahun yang lalu) saat beliau masih bekerja sebagai bankir di PT Overseas Express Bank (OEB). Beliau baru percaya diri untuk menjadi investor saham full time di tahun 1996 atau 7 tahun setelah terjun ke pasar saham pertama kali dan 17 tahun setelah bekerja di dunia perbankan (beliau masuk bank OEB pada tahun 1979).
Investasi yang dilakukan oleh Lo Kheng Hong juga tidak selamanya membuahkan keuntungan. Bahkan akhir-akhir ini beberapa saham yang beliau miliki mencatatkan rapor merah. Hal ini tidak menunjukkan kurangnya kredibilitas beliau sebagai investor saham, melainkan, memang secara alamiah saham, bisnis dan keuangan pasti akan naik turun.
2. Warren Buffett
Kurang lengkap rasanya apabila membahas orang yang kaya dari saham tetapi tidak menyebutkan Warren Buffet. CEO dan Chairman dari Berkshire Hathaway ini tercatat sebagai salah seorang investor paling sukses di dunia dengan total aset sekitar 98 miliar USD per Juli 2022.
Sama seperti Lo Kheng Hong, beliau juga mengusung konsep value investing dan tidak mendapatkan keuntungan investasi secara serta merta. Bahkan faktanya beliau adalah murid dari pembuat konsep value investing itu sendiri, yaitu Benjamin Graham dan mulai berinvestasi sejak usia 11 tahun.
Selian pengalaman, karir investasi beliau juga didukung dengan pendidikan. Setidaknya, beliau mendapatkan gelar ekonomi dan bisnis dari 3 universitas ternama semasa muda, yaitu Wharton School di University of Pennsylvania, Universitas Nebraska dan Columbia Business School dari Columbia University.
Investasi yang beliau lakukan juga tidak selamanya hijau. Harga saham Apple misalnya, sempat merah pada pertengahan Juni lalu. Namun alih-alih menjualnya karena FOMO, Buffett dan perusahaannya justru menambah kepemilikan mereka di raksasa teknologi tersebut (sumber: Forbes). Tentunya keputusan ini diambil dengan pertimbangan yang matang, termasuk kepercayaan sang investor terhadap Tim Cook dan kawan-kawan.
Jika terinspirasi, pelajari cara Warren Buffet menyeleksi saham, siapa tahu bisa Anda tiru.
3. Andika Sutoro Putra
Salah seorang tokoh investor milenial yang berhasil menjadi miliarder muda berkat saham adalah Andika Sutoro Putra. Pendiri LandX, sebuah perusahaan equity crowdfunding ini mulai berinvestasi sejak usia 15 tahun. Ketika itu, beliau mulai berinvestasi dengan uang sebesar 10 juta. Setelah mendapatkan return 50% hanya dalam 6 bulan saja, beliau lantas menambah nominal investasinya menjadi 100 juta.
Tidak selamanya untung, investasi 100 juta tersebut sempat rugi hingga 30%. Namun demikian semua jerih payah investor lulusan Management & Business School di Universitas Pelita Harapan (UPH) ini membuahkan hasil. Kini aset yang beliau miliki sudah mencapai miliaran rupiah dan berhasil menjadi penulis buku investasi saham yang cukup terkenal.