Lompat ke konten
Daftar Isi

Perhitungan Mining Bitcoin: Modal dan Untung Rugi

Untung rugi mining BTC

Mining Bitcoin masih menjanjikan prospek keuntungan bagi sebagian orang. Tak terkecuali Anda yang saat ini mungkin juga memikirkan hal sama terhadap penambangan rajanya koin ini. namun sebelum Anda memutuskan untuk menanam modal ke penambangan ini, tentunya perlu mengetahui perhitungan modal dan untung ruginya terlebih dahulu agar bisa menentukan profil investasi yang paling ideal.

Cara Kerja Mining Bitcoin

Untuk bisa mendapatkan Bitcoin, penambang (baik individu maupun sekumpulan orang) harus menyelesaikan rangkaian algoritma komputasi untuk membuat, memverifikasi dan menambahkan blok transaksi baru ke blockchain yang ada. Dan hal ini sama sekali bukan perkara yang gampang dilakukan menggunakan komputer rumah tangga.

Tingkat kesulitan algoritma komputasi yang harus diselesaikan saat ini sudah semakin sulit, mengingat Bitcoin sudah dirilis sejak 2009 silam dan selalu disesuaikan ulang setiap 14 hari sekali hingga saat ini. maka dari itu, untuk bisa menyelesaikan teka-teki yang semakin sulit tersebut, dibutuhkan daya komputasi yang tinggi, termasuk biaya listrik dan internet. Sementara pendapatan yang bisa didapat dari penambangan, selalu disesuaikan dengan kontribusi yang bisa diberikan selama penambangan, tidak konstan.

Sebagai alternatif kebutuhan sumber daya yang besar, para penambang bisa memilih metode yang paling ideal dengan profil mereka, antara lain metode pool mining, cloud mining, dan personal mining. Ketiga metode ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menambang aset crypto dengan cara memverifikasi transaksi yang terjadi dalam blockchain. Di antara ketiga metode tersebut, personal mining disebut mampu menjanjikan profit yang lebih ideal.

Memang ada beberapa cara gratis untuk menambang Bitcoin, namun biasanya miner profesional mencurahkan modal untuk mendapatkan performa yang maksimal.

Namun tentu saja, apabila Anda mengharapkan reward crypto yang besar, maka apa yang harus Anda keluarkan pun juga cukup besar. Lantas apa saja pengeluaran alias modal yang perlu Anda perhatikan saat ingin ikut menambang crypto sebagai personal miner ataupun saat bergabung ke dalam sebuah pool?

1. Alat Mining Bitcoin

Jelas, Anda akan memerlukan peralatan yang mampu membaca kode blockchain. Dan dengan tingkat persaingan penambang yang saat ini semakin tinggi, maka Anda juga akan memerlukan komputer yang cukup kuat untuk menyelesaikan algoritma komputasi. Memang mining Bitcoin bisa dilakukan di Android, tapi jika Anda adalah miner serius, sebaiknya dilakukan di perangkat PC.

Bukan hanya set komputer biasa untuk kerja harian atau hiburan, Anda perlu membangun komputer secara khusus untuk tujuan spesifik, yaitu mining.

a. Komputer

Untuk daya CPU standar dengan item antara lain motherboard, prosesor, RAM dan power supply, Anda bisa mendapatkannya dengan biaya di kisaran Rp 5 jutaan saja. Namun ini masih belum termasuk dengan komponen vital lain seperti VGA atau GPU yang memiliki harga mencapai Rp 10 juta per unit atau bisa juga lebih. Selanjutnya, Anda bisa melengkapi CPU tersebut dengan monitor, keyboard, mouse dan sebagainya sesuai keinginan.

Untuk mencapai spesifikasi PC terbaik untuk menambang Bitcoin, Anda memerlukan biaya lebih dari 15 juta rupiah. Namun bukan berarti jika budget Anda dibawah itu maka penambangan tidak bisa dilakukan.

b. ASIC Miner

Selain halnya set komputer, Anda mungkin juga perlu menggunakan ASIC Miner, alat yang dibuat khusus untuk tujuan mining berupa sirkuit terintegrasi dengan aplikasi khusus. Untuk alat yang satu ini, harga yang harus Anda tebus bisa sangat bervariasi. Namun idealnya, makin tinggi daya komputasi yang bisa ia hasilkan, maka akan semakin mahal pula harganya dan begitu pula dengan konsumsi listriknya.

c. Software Mining

Perangkat keras di atas, digunakan untuk menjalankan perangkat lunak (software) mining Bitcoin yang kemudian menghubungkan komputer Anda ke jaringan blockchain Bitcoin. Selain itu, software juga dibutuhkan apabila Anda bergabung dengan pool mining tertentu. Menariknya, saat ini sebagian besar software ini bisa Anda dapatkan dan pergunakan secara gratis sehingga tidak menambah pos pengeluaran lagi.

2. Biaya Listrik

Modal berikutnya yang juga perlu Anda perhitungkan adalah biaya listrik. Ya, untuk menjalankan perangkat keras di atas, Anda harus membayar tagihan listrik yang bisa saja jauh lebih besar dari pengeluaran sebelumnya. Di Indonesia, harga listrik sendiri bisa diasumsikan di Rp 1.445/ kWH. Sementara untuk memasok daya untuk sepasang rig mining yang aktif 24 jam sehari selama 1 bulan penuh misalnya, bisa memerlukan biaya mulai Rp 1 jutaan.

Jika Anda menambang Bitcoin menggunakan laptop, maka biaya listrik bisa ditekan meskipun performa tidak akan mengimbangi komputer desktop.

3. Internet

Konsumsi internet yang diperlukan untuk menambang mungkin tidak sespesifik untuk kebutuhan hiburan dan sebagainya. Jadi, untuk belanja internet mungkin tidak akan terlalu banyak membebani pengeluaran bulanan Anda dengan alokasi mungkin di kisaran Rp 300 ribuan saja per bulan. Hanya saja, Anda harus memastikan bahwa jaringan yang digunaka memiliki kualitas terbaik untuk memastikan kelancaran penambangan.

Contoh Perhitungan Untung Rugi Mining Bitcoin

Selanjutnya, Anda mungkin ingin mengetahui bagaimana perhitungan mining Bitcoin yang sebenarnya bisa di lakukan dengan mudah menggunakan bantuan kalkulator crypto online saat ini. Nah, untuk mengetahui seberapa tingkat profitabilitas penambangan Bitcoin, tentu saja tiap komponen wajib dipertimbangkan, mulai alat, listrik, internet dan biaya-biaya lain yang mungkin muncul karena preferensi penambangan Anda.

Untuk bisa mendapatkan perhitungan untung rugi dari aktivitas mining Bitcoin, Anda perlu mengetahui berapa pendapatan kotor mining terlebih dahulu untuk kemudian dikurangi dengan berbagai pos pengeluaran.

Dan untuk mendapatkan estimasi profit kotor tersebut, Anda perlu mengetahui tentang hashrate jaringan dan hashrate Anda sendiri untuk menentukan nilai persentase dari total hashrate jaringan yang akan diwakili penambang.

Persentase hashrate share ini bisa didapatkan dengan rumusan (hashrate Anda) / (hasrate jaringan) dengan hasil, misalnya 0.00009% dan lainnya. Hashrate Anda bisa didapatkan dari hasil pengukuran yang dilakukan terhadap alat yang Anda gunakan menambang. Sementara hashrate jaringan mewakili tingkat kesulitan penambangan. Maka reward yang bisa Anda dapatkan adalah (hashrate Share Anda) x (hadiah blok Bitcoin).

Contoh kecil saja, dengan modal sekitar Rp 100 juta untuk membuat 2 buah rig yang memiliki hashrate sekitar 290 MH/s mendapatkan estimasi profit kotor dari mining Bitcoin di kisaran Rp 10 jutaan dalam waktu 1 bulan. Estimasi tersebut kemudian dikurangi dengan biaya bulanan listrik sekitar Rp 1 juta dan internet sekitar Rp 300 ribuan, sehingga menyisakan perkiraan Rp 8,7 jutaan per bulannya.  

Namun perlu diingat bahwa, contoh kecil di atas hanya lah simulasi perhitungan yang sifatnya sebatas perkiraan. Apa yang bisa Anda dapatkan dari mining Bitcoin, bisa saja lebih tinggi atau sebaliknya. Hal ini dikarenakan oleh adanya aspek fluktuatif pada harga Bitcoin dan dinamika yang berlangsung di pasar. Ya, sepertinya akan ada banyak hal yang perlu Anda ikuti jika benar-benar terjun sebagai Bitcoin miner.

Kesimpulan

Bagaimanapun, contoh kecil di atas bisa Anda manfaatkan untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana proyeksi keuntungan dari mining Bitcoin. Anda pun tetap harus memperhatikan bagaimana kondisi terkini dari aspek-aspek relevan, misalnya ketersediaan dan harga peralatan mining, naik turunnya harga listrik, tarif internet hingga pajak yang kemudian juga mempengaruhi pendapatan bersih Anda dalam menambang aset crypto.

Melvern Pradana

Melvern Pradana

Melvern Pradana adalah seorang investor yang aktif menanam modal di pasar saham, cryptocurrency, P2P lending, dan reksa dana. Idolanya adalah Warren Buffett dan Peter Thiel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *