Lompat ke konten
Daftar Isi

7 Pilihan Investasi Jangka Menengah Terbaik

Pilihan Investasi Jangka Menengah Terbaik

Investasi jangka menengah adalah instrumen investasi yang dapat Anda gunakan untuk mempersiapkan berbagai kebutuhan dalam waktu 1-5 tahun mendatang. Dalam hidup ini, Anda pasti memiliki rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, mulai dari melunasi uang kuliah, mempersiapkan dana darurat, mempersiapkan biaya pernikahan dan bahkan mempersiapkan dana pensiun untuk Anda sendiri maupun untuk membantu orang tua Anda. 

Berbagai instrumen investasi kini hadir untuk membantu Anda mempersiapkan berbagai kebutuhan di masa depan tersebut. Berbagai instrumen investasi ini dapat Anda pilih sesuai dengan jangka waktu rencana Anda, tingkat risiko yang Anda miliki, budget dan berbagai hal lainnya. 

Jika saham merupakan instrumen yang lebih cocok untuk investasi jangka panjang, berikut ini 6 pilihan investasi jangka menengah terbaik yang bisa Anda pilih:

1. Deposito

Deposito adalah produk simpanan perbankan yang tidak bisa diambil hingga jangka waktu tertentu. Biasanya, jangka waktu ini mulai dari 1 bulan, hingga 24 bulan (2 tahun). Pemilik deposito berjangka juga berhak mendapatkan bunga simpanan. Bedanya, bunga simpanan deposito lebih besar dibandingkan dengan bunga tabungan biasa. 

Bunga deposito ini nantinya akan secara otomatis masuk ke rekening nasabah setiap bulan setelah dipotong pajak sebesar 20%. Besaran bunga deposito bervariasi tergantung dengan kebijakan suku bunga acuan nasional, kebijakan masing-masing bank dan jangka waktu yang Anda pilih. Pastikan Anda menabung di bank dengan suku bunga deposito tertinggi.

Kelebihan utama dari investasi deposito adalah relatif aman dibandingkan dengan investasi pada instrumen lainnya. Pasalnya, deposito merupakan produk keuangan dari lembaga keuangan yang diatur ketat di negeri ini dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Kekurangannya, selain terpotong pajak, potensi keuntungan deposito juga tidak sebesar reksa dana atau instrumen investasi lainnya. Belum lagi bank-bank besar cenderung menerapkan suku bunga yang lebih kecil dibandingkan dengan bank-bank kecil dan setoran minimum deposito yang bisa mencapai Rp10.000.000.

2. Emas

Emas merupakan salah satu instrumen investasi yang lebih cocok untuk investasi jangka menengah hingga jangka panjang. Pasalnya, perubahan harga instrumen yang satu ini tergantung dengan kondisi ekonomi nasional dan internasional serta bagaimana investor menghadapi perubahan ekonomi tersebut. 

Investasi emas dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari membeli perhiasan dan emas batangan, hingga trading indeks emas di pasar forex. Salah satu cara terbaru untuk berinvestasi emas adalah melalui mekanisme tabungan yang disediakan oleh bank, pegadaian dan berbagai institusi lainnya. 

Kelebihan dari investasi emas adalah fisiknya yang tampak dan dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang yang memakainya. Kekurangannya, emas fisik mudah rusak akibat reaksi kimia jika tempat dan cara penyimpanannya tidak sesuai dan mudah dicuri orang. 

3. Obligasi

Pilihan investasi jangka menengah yang selanjutnya adalah obligasi. Obligasi atau surat utang adalah efek yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan untuk mendapatkan uang tambahan untuk mengoperasikan program-programnya. 

Sama seperti saham, obligasi juga dapat diperdagangkan di pasar perdana maupun pasar sekunder. Saat ini obligasi di pasar perdana dapat dibeli dengan harga Rp1.000.000 saja, sementara di pasar sekunder instrumen ini dapat diperjualbelikan dengan harga Rp100.000 saja. Umumnya, jangka waktu obligasi berkisar antara 1-3 tahun, meskipun ada juga obligasi yang diperdagangkan untuk jangka panjang.

Uang 1 juta tersebut akan dikembalikan kepada Anda sebagai pokok utang ketika jangka waktu obligasi telah selesai. Selain pokok pinjaman yang kembali, investor obligasi juga berhak memperoleh kupon (suku bunga obligasi) yang dibayarkan sekali dalam periode waktu tertentu sesuai dengan perjanjian.

4. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)

Jika Anda merasa ragu untuk membeli obligasi secara langsung, maka sebagai gantinya Anda dapat membeli reksa dana pendapatan tetap (RDPT) atau reksa dana obligasi (RDO). Reksa dana pendapatan tetap (RDPT) adalah reksa dana yang 80% komposisinya terdiri dari berbagai obligasi, sementara 20% sisanya dialokasikan untuk saham atau instrumen pasar uang.

Kelebihan dari RDPT adalah:

  • Anda masih berhak mendapatkan kupon dan keuntungan dari capital gain. 
  • Beberapa produk dapat dibeli hanya dengan Rp10.000.
  • Anda tidak perlu mengelola aset Anda sendiri. Ada perusahaan manajer investasi yang siap mengalokasikan aset Anda ke instrumen-instrumen terbaik. 
  • Investasi Anda secara otomatis akan terdiversifikasi. 

Pergerakan harga instrumen investasi ini mengikuti pergerakan harga obligasi yang menjadi komponennya. Oleh sebab itu, ketika harga komponen tersebut menurun, harga instrumen yang satu ini juga akan menurun, begitupun sebaliknya. 

Kekurangannya yang lain adalah, Anda membutuhkan waktu mulai dari 2 sampai 7 hari kerja untuk menyelesaikan proses pencairan instrument ini. Periode ini jelas lebih lama dibandingkan dengan reksa dana pasar uang yang hanya membutuhkan waktu 2 hari kerja saja. Oleh sebab itu, reksa dana obligasi umumnya kurang cocok untuk instrumen investasi jangka pendek. 

5. Reksa Dana Campuran

Produk investasi reksa dana lainnya yang cocok untuk jangka menengah adalah reksa dana campuran. Berbeda dengan reksa dana pendapatan tetap, komposisi reksa dana campuran cenderung lebih fleksibel. Sebab, 1-79% alokasi reksa dana ini bisa digunakan untuk saham, obligasi atau pasar uang, sementara 21% sisanya bisa dipakai untuk instrumen yang lain. 

Kelebihan dari RDC adalah:

  • Anda masih berhak mendapatkan kupon obligasi, dividen saham dan keuntungan dari capital gain. 
  • Beberapa produk dapat dibeli hanya dengan Rp10.000.
  • Anda tidak perlu mengelola aset Anda sendiri. Ada perusahaan manajer investasi yang siap mengalokasikan aset Anda ke instrumen-instrumen terbaik. 
  • Investasi Anda secara otomatis akan terdiversifikasi. 

Kekurangannya, Anda harus memeriksa fund fact sheet masing-masing RDC untuk melihat komposisi investasi yang dimasukkan ke dalam instrumen ini. Pasalnya, setiap instrumen investasi pasti membawa dampak, keuntungan dan risiko yang berbeda.

6. Saham

Keuntungan investasi saham memang akan lebih maksimal jika dilakukan untuk jangka panjang. Namun bukan berarti investasi pada surat bukti kepemilikan modal ini tidak bisa dipakai untuk investasi jangka menengah 1-5 tahun saja. 

Mari kita ambil contoh perkembangan IHSG dalam 5 tahun terakhir. Meskipun sempat anjlok ketika covid-19, secara garis besar dalam 5 tahun terakhir nilai IHSG naik sekitar 19%. Artinya, jika pada tahun 2017 Anda memiliki saham senilai Rp1.000.000, maka saat ini Anda bisa mendapatkan keuntungan senilai Rp190.000. Lumayan bukan?

Akan tetapi, kebalikan dari obligasi negara dan emas, saham adalah instrumen yang harganya cenderung akan naik kalau ekonomi sebuah negara sedang ekspansif atau membaik. Maka dari itu, tidak heran kalau pas covid19 yang lalu, pasar saham Indonesia anjlok hingga 30%. Hal ini juga mengindikasikan bahwa saham merupakan salah satu instrumen dengan risiko tinggi.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *