Momen empat tahunan bitcoin halving sudah selesai pada tanggal 19 April 2024 lalu. Singkatnya, bitcoin halving adalah momentum pemotongan nilai keuntungan yang bisa diperoleh oleh para miner atau penambang. Hal ini ditujukan untuk mengendalikan supply aset kripto ini, sehingga nilainya tidak terdilusi.
Sudah dilakukan sebanyak 3 kali sebelum tahun 2024, bitcoin halving umumnya mendorong kenaikan harga aset kripto yang satu ini. Tidak hanya BTC, biasanya momen ini juga diikuti dengan kenaikan harga aset kripto yang lainnya.
Berikut ini prediksi crypto yang akan naik pada tahun 2024 dilansir dari berbagai sumber:
Prediksi Crypto yang Akan Naik 2024
1. Bitcoin
Dengan asumsi bahwa sejarah akan berulang, harga bitcoin diperkirakan akan naik tinggi pasca terjadinya halving. Sebab, pada tahun 2012, 2016 dan 2020 yang lalu, harga aset kripto ini akan rally sekitar 1 bulan sampai 6 bulan setelah halving terjadi (Kontan).
Namun demikian, umumnya rally ini didahului dengan penurunan harga terlebih dahulu sebelum kemudian naik kencang. Pada periode halving tahun 2024 ini misalnya, per tanggal 19 April 2024, BTC dijual dengan harga sekitar 64.000 USD per unit. Harga aset ini kemudian menurun hingga menyentuh level 58.000-an USD per unit pada 1 Mei 2024. Hingga tulisan ini dibuat (16 Mei 2024), harga sudah mulai rally dan menyentuh level 65.000 USD per lembar.
Bahkan menurut sebagian analis, harga aset kripto yang menjanjikan ini diperkirakan akan tembus $250.000 per unit pada Februari 2025 dan $450.000 per unit pada Mei tahun yang sama. Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa pada Maret 2024 lalu aset kripto yang satu ini sudah mencapai harga tertingginya sepanjang masa, yaitu sebesar US$73.750. Hal ini ditambah dengan adanya keraguan terhadap penurunan inflasi dan suku bunga The Fed, bisa jadi membuat pergerakan harga BTC pasca halving tahun ini akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Jika Anda lihat harga di atas, tentu Anda berpikir kalau harga BTC sangat mahal, mengingat kini 1 USD setara dengan sekitar Rp16.000. Namun Anda tidak perlu khawatir, sebab saat ini Anda sudah bisa mendapatkan bitcoin dengan nilai pecahan terkecil melalui berbagai game crypto yang tersedia di internet.
2. Ethereum
Sebagai aset kripto dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah BTC, Ethereum juga merupakan aset crypto yang akan naik pada periode tahun 2024-2025. Menurut beberapa pihak, diperkirakan harga ETH pada tahun 2025 akan menembus level US$5.000 per unit. Adapun harga aset ini per 16 Meni 2024 adalah US$3008,75 per unit.
Selain karena adanya Bitcoin halving (Ethereum juga tercatat mengalami kenaikan harga pasca halving sebelumnya), hal ini juga disebabkan oleh beberapa hal termasuk adanya upgrade Dencun pada Ethereum yang diperkirakan dapat memotong gas fees hingga 4 kali lipat.
Blockchain Ethereum juga memiliki basis permintaan yang kuat, mulai dari penerbitan aplikasi DApps, NFT, Smart Contract hingga Decentralized Finance (Defi) membuat potensi peningkatan harga aset ini semakin besar lagi.
3. Solana
Salah satu aset kripto yang menjanjikan di tahun 2024 ini adalah Solana. Baru diterbitkan pada tahun 2020 lalu, Solana berhasil menunjukkan resistensinya setelah anjlok pasca kasus FTX di tahun 2022. Kini, aset ini diperjualbelikan dengan harga sekitar US$161 per unit atau sekitar Rp2.500.000.
Menawarkan biaya transaksi yang rendah dan eksekusi yang cepat, Solana adalah bintang baru di bidang pengembangan aplikasi Decentralized Finance (Defi) dan NFT. Ditambah dengan kemungkinan peluncuran aplikasi Solana versi terbaru pada tahun 2025, tidak menutup kemungkinan harga aset ini akan mengalami kenaikan esok hari.
4. Cosmos
Aset kripto yang akan naik 2024 selanjutnya adalah Cosmos (ATOM). Aset ini memiliki proyek untuk membangun dan mengembangkan Inter-Blockchain Communication (IBC) dengan harapan bahwa dengan menggunakan IBC ini, blockchain satu dan yang lainnya dapat “berkomunikasi” dan bertukar data. Dengan demikian, biaya transaksi crypto akan lebih murah dan prosesnya akan semakin cepat.
Dilansir dari data Coin Market Cap, saat ini Cosmos atau ATOM dijual dengan harga $8.41 per unit. Pergerakan pasar aset ini terbilang fluktuatif dalam 1 tahun terakhir dengan harga $6-13$ per unit. Jika Anda tertarik untuk membeli coin ini, Anda bisa membelinya di aplikasi trading crypto terbaik di Indonesia. Alih-alih trading, Anda juga bisa melakukan staking Cosmos jika saldo Anda sudah mencukupi. Cosmos menawarkan APY staking yang cukup tinggi, yaitu sebesar 15,66% per tahun.
5. Stellar
Rekomendasi koin kripto yang akan naik selanjutnya adalah Stellar atau XLM. Diciptakan sejak tahun 2014, target dari proyek yang diusung Stellar cukup sederhana, yaitu membuat perpindahan uang dari satu negara ke negara lainnya dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan murah.
Caranya cukup sederhana, yaitu uang yang dikirimkan akan diubah menjadi XLM terlebih dahulu dalam beberapa menit, lalu dari XLM diubah ke mata uang tujuan. Oleh karena itu “klien” dari Stellar adalah lembaga-lembaga keuangan terkemuka di dunia.
Per 16 Mei 2024, aset kripto dengan kode XLM ini dijual dengan harga $0.1073 per unit atau sekitar Rp1.700 per unit.
Meskipun bukan nilai tertingginya sepanjang masa, namun nilai Stellar terbilang cukup stabil dalam 2 tahun terakhir. Stellar adalah aset kripto yang cocok untuk Anda yang ingin berinvestasi crypto dengan harga terjangkau dan risiko yang lebih bisa ditoleransi.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Crypto
Pembahasan di atas bukan ditujukan untuk mendorong Anda membeli aset tertentu, melainkan sebagai referensi saja. Selain faktor teknikal, seperti perubahan harga dalam beberapa bulan atau 1 tahun terakhir, berikut ini beberapa faktor yang kemungkinan mempengaruhi nilai sebuah aset kripto pada tahun 2024:
1. Permintaan pasar
Dalam hal ini termasuk, kepercayaan investor, kondisi keuangan konsumen secara umum (daya beli), trend pasar dan sentimen-sentimen khusus. Misalnya, penutupan suatu crypto exchange bisa jadi merembet pada penurunan aset kripto tertentu.
2. Kebijakan pemerintah Amerika
Sebagai salah satu pasar kripto terbesar di dunia, kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang dalam hal ini adalah Securities and Exchange Commission (SEC) tentunya akan mempengaruhi harga aset kripto tertentu maupun pasar kripto secara keseluruhan.
3. Kondisi ekonomi
Hal ini khususnya kebijakan The Fed terhadap suku bunga acuan di Amerika Serikat. Pasalnya, peningkatan suku bunga mengindikasikan kalai inflasi masih belum terkontrol dan ini juga berarti daya beli konsumen sedang melemah. Peningkatan suku bunga The Fed juga bisa berdampak pada peningkatan suku bunga acuan di negara lain.
Aset kripto adalah instrumen investasi dengan risiko tinggi. Hindari FOMO dan mengkonsumsi informasi mentah-mentah sebelum membeli aset yang satu ini.